Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pandemi COVID-19 turut berimbas pada kondisi perekonomian. Tidak sedikit masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan sejak wabah virus corona menyerang. Banyak usaha yang terpaksa merugi bahkan gulung tikar. Para pekerja kantoran terpangkas penghasilannya karena kondisi keuangan perusahaan terkena dampak pandemi, sedangkan pekerja sektor informal berkurang pendapatannya karena kebijakan karantina atau isolasi yang diterapkan.
Kondisi ini tentunya juga sedikit banyak akan berpengaruh pada keuangan kita, sementara pengeluaran tetap harus dibayarkan, misalnya tagihan listrik bulanan maupun angsuran kredit rumah atau kendaraan bermotor. Keadaan ini mungkin saja membuat sebagian orang berpikir untuk mencari pinjaman guna memenuhi kebutuhan. Tapi, di tengah wabah COVID-19 ini, perlukah kita berutang?
Tidak Selamanya Buruk dan Merugikan
Bareyn Mochaddin, financial advisor dari Aidil Akbar Madjid & Associates (AAM & Associates) mengatakan bahwa mendengar kata utang, mungkin akan muncul kesan negatif. Nyatanya, tak selamanya utang itu buruk dan merugikan lho, Moms. Ada banyak manfaat utang yang membantu kita memiliki apa yang kita impikan dalam hidup, contohnya mau punya rumah bisa pakai KPR atau mau punya mobil bisa pakai KPM, bahkan mau punya ponsel bisa pakai cicilan 0%.
Karena itu, bukan tidak mungkin jika utang juga bisa membantu kita di masa sulit dan dalam kondisi darurat seperti saat ini. Lalu, kembali ke pertanyaan di awal, perlukah atau pentingkah berutang?
Prinsipnya, menurut Bareyn, utang atau meminjam uang adalah praktik mengambil uang dari masa depan untuk menghabiskannya di masa kini. Berutang berarti menambah beban tanggung jawab dalam keuangan kita. Sedangkan masalah perlu atau penting, itu harus diketahui dengan ukuran yang objektif. Penting artinya sudah mendesak dan tidak bisa ditunda lagi, dan perlu artinya berkaitan erat dengan kebutuhan, bukan keinginan.
Jadi, sebelum memutuskan untuk berutang, apalagi di masa seperti sekarang, kita harus tahu, apakah utang yang diambil untuk memenuhi kebutuhan atau bukan.
Cara Mengelola Utang yang Baik
Jika Anda memutuskan untuk mengambil utang, Bareyn memberikan tips cara mengelola utang yang baik, yaitu:
1. Harus bisa memilah, mana utang yang produktif dan mana yang konsumtif. Utang produktif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang yang nilainya terus naik atau memberikan nilai tambahan buat kita. Sebaliknya, utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang yang nilainya turun dan tidak memberikan nilai tambahan buat kita.
2. Harus mengetahui risiko dari utang, seperti membebani keuangan kita secara umum, menambah tanggungjawab cicilan bulanan, dan mengurangi pos pengeluaran lainnya.
3. Perlu pertimbangan matang saat hendak berutang, misalnya apakah utang yang diambil setara dengan risikonya atau risikonya lebih besar, apakah utang yang diambil akan bisa dibayar dalam beberapa bulan ke depan jika kondisi masih seperti ini?
4. Jangan melarikan diri dari beban utang. Contohnya dalam kondisi seperti sekarang, kita harus bicarakan dengan lembaga terkait yang memberikan utang. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan suku bunga atau menunda atau mengubah jadwal pembayaran. Tujuannya untuk meringankan pembayaran cicilan. Ada beberapa skenario yang bisa diambil, yaitu pembayaran pokok ditunda, jangka waktu diperpanjang, atau mungkin keduanya. Namun memang, restrukturisasi ini sifatnya selektif dan diutamakan untuk UMKM, pekerja harian, dan usaha lainnya yang terdampak COVID-19.
5. Saat kita berutang karena sebuah kondisi, maka ada 2 hal yang bisa dilakukan:
⢠Menyiapkan dana darurat. Ketika kita menutupi sebuah kondisi dengan utang, artinya kita tidak memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapi kondisi tersebut. Memiliki dana darurat yang cukup akan memberikan kesempatan bagi kita untuk tetap bisa 'bernapas' meski dalam kesulitan.
⢠Melakukan pengelolaan keuangan bulanan yang baik. Mengelola keuangan dengan baik akan menghindarkan kita dari berutang. (M&B/SW/Dok. Freepik)