TOODLER

Dampak Karantina Terhadap Anak dan Cara Mengatasinya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Jenuh, bosan, atau mungkin stres! Ya, perasaan semacam itu mungkin tengah dialami Anda yang harus #dirumahaja selama masa pandemi COVID-19.

Moms, satu hal yang perlu Anda sadari, perasaan itu tidak hanya dirasakan oleh Anda yang notabene orang dewasa. Bukan tak mungkin, anak-anak juga mengalami hal serupa selama masa karantina seperti saat ini.

Bagi Si Kecil yang masih bayi, batita, atau belum memasuki usia sekolah, berada di rumah selama seharian memang bukan masalah. Pasalnya, mereka memang masih sangat bergantung kepada keluarga terdekatnya. Dalam hal ini, ayah, ibu, saudara, atau mungkin pengasuhnya di rumah.

Jadi bisa dibilang, anak-anak di kategori usia ini tidak banyak terpengaruh oleh fakta bahwa mereka harus selalu berada di dalam rumah. Sebaliknya, anak-anak tersebut justru akan merasa lebih nyaman dengan kehadiran kedua orang tuanya di rumah.

Periode di rumah saja dan wfh (work from home) akan mempererat hubungan antara orang tua dan anak-anak mereka. Bonding yang semakin kuat tentu akan memberikan efek positif bagi tumbuh kembang Si Kecil.

Munculnya Rasa Bosan

Lain halnya jika anak Anda sudah balita atau memasuki usia sekolah. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang juga sudah terbiasa bersosialisasi di sekolah atau kelompok bermain tentunya akan merasa bosan jika terus-menerus berada di dalam rumah. Apalagi jika Si Kecil termasuk anak yang aktif dan suka bermain bersama teman-temannya.

"Bagi anak-anak di usia ini, tidak memiliki kesempatan bermain bersama teman-teman sebayanya bisa berakibat negatif dan memengaruhi perkembangan kemampuan kognitifnya," ujar profesor psikologi di University of Virginia, James Coan, seperti dilansir situs KQED.

"Mereka memang berada di rumah bersama orang tuanya. Masalahnya, orang dewasa tidak selalu bisa menjadi teman bermain yang menyenangkan bagi anak-anak ini. Di mata anak-anak, orang dewasa bisa menjadi sosok yang membosankan, tidak sabaran, dan selalu memiliki hal-hal lain yang harus dilakukan. Kebosanan bisa semakin parah ketika anak-anak tersebut tidak memiliki saudara untuk bermain bersama di rumah," lanjutnya.

Meski belum ada penelitian lebih lanjut mengenai efek terisolasi selama masa pandemi virus Corona terhadap anak-anak, sejumlah ahli meyakini bahwa mereka juga berpotensi mengalami hal yang sama seperti halnya orang dewasa. Dengan kata lain, anak-anak juga bisa merasa jenuh, bosan, atau bahkan stres ketika tidak bisa keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya. Bahkan tak heran jika anak-anak yang sudah lebih besar justru merasa rindu kembali ke sekolah yang biasanya mereka anggap sebagai kegiatan yang membosankan.

Peran Orang Tua

Moms, ketika Anda melihat Si Kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kebosanan, maka jangan dibiarkan. Sebisa mungkin, Anda harus mencoba memperlihatkan bahwa Anda tidak merasa cemas dengan adanya pandemi ini dan 'menikmati' periode #DiRumahAja.

"Memberi contoh kepada anak-anak merupakan hal yang sangat penting, terutama di masa seperti ini," ujar Ty Hatfield, penulis buku ParentShift: Ten Universal Truths That Will Change the Way You Raise Your Kids. "Anak-anak akan belajar dari orang dewasa bagaimana mengatasi stres dan mengatasi masalah di tengah kesulitan," katanya.

Mungkin Anda perlu berpura-pura di depan Si Kecil. Namun saat Anda melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti berolahraga di rumah, mendengarkan musik, memasak, atau bahkan berdandan, hal itu akan membuat anak-anak lebih tenang.

Jangan lupa untuk mengajak Si Kecil melakukan hal-hal yang mengasyikkan bersama-sama. Di sela waktu belajar di rumahnya, Anda bisa mengajak anak bermain bersama, berolahraga, atau sekadar menonton televisi.

Sangat disarankan, Anda juga bersikap lebih fleksibel dalam soal mengatur jadwal rutinitas Si Kecil. Tidak masalah, jika sesekali Anda membiarkan anak mandi lebih siang atau bermain gadget dan menonton televisi lebih lama selama masa isolasi diri ini.

"Namun satu hal yang terpenting, orang tua perlu mendengarkan keluh kesah mereka dan mencoba memberikan solusi atas masalah tersebut. Ketika Anda berkomunikasi dengan mereka dengan perasaan, hal itu akan membuat mereka merasa didengar, dilihat, dan dimengerti. Saat anak merasa dimengerti oleh orang tuanya, maka segala hal yang terjadi di dunia akan terasa lebih masuk akan baginya," jelas Linda Hatfield, yang juga penulis buku ParentShift.

Jadi Moms, rasa bosan saat harus #dirumahaja tidak hanya dialami orang dewasa saja. Si Kecil juga merasakan hal yang sama. Yuk, sama-sama berusaha mengatasi rasa bosan tersebut sehingga Anda dan Si Kecil terhindar dari stres. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)