Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Hampir setiap wanita menginginkan bentuk tubuh ramping dan ideal. Namun terkadang, olahraga dan diet saja tak cukup untuk mewujudkan keinginan tersebut. Beberapa wanita membutuhkan 'bantuan' medis untuk bisa mendapatkan postur nan ideal, salah satunya melalui operasi bariatrik.
Dalam dunia medis, operasi bariatrik adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menurunkan berat badan. Prosedur ini biasanya dilakukan pada penderita obesitas yang sulit diatasi hanya dengan diet dan berolahraga.
Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan masalah kesehatan serius yang dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit berbahaya, seperti jantung dan stroke. Selain itu, wanita yang mengalami obesitas kerap memiliki kecenderungan susah bergerak atau menjalani aktivitas tertentu sehingga bisa memengaruhi kehidupan sosialnya.
Ada dua jenis obesitas yang bisa dikategorikan tingkat berat sehingga dokter kemungkinan akan menyarankan operasi bariatrik, yaitu:
⢠Obesitas parah dengan indeks massa tubuh lebih dari 40.
⢠Obesitas dengan indeks massa tubuh mulai dari 35 hingga 39,9, tapi memiliki masalah kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan sleep apnea.
Jenis-jenis Operasi Bariatrik
Ada beberapa jenis operasi bariatrik yang dilakukan dokter terhadap pasien dengan obesitas berat, yakni:
1. Gastric Bypass
Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memisahkan lambung menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang berukuran lebih kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Usus halus juga akan dipotong menjadi lebih pendek dan langsung disambungkan dengan bagian lambung yang berukuran kecil tadi. Tujuannya adalah untuk mengurangi ruang tampung makanan di lambung dan mengurangi penyerapan nutrisi dari makanan di usus halus.
2. Sleeve Gastrectomy
Metode ini dilakukan dengan membuang sekitar 75-80% bagian lambung. Bagian yang disisakan berbentuk ramping dan memanjang, sehingga mengakibatkan daya tampung lambung berkurang secara signifikan. Efeknya, pasien akan jadi lebih cepat kenyang.
3. Adjustable Gastric Band
Pada operasi bariatrik jenis ini, lambung akan diikat dengan sebuah alat khusus yang berbentuk menyerupai cincin. Dokter dapat memasang alat ini, kemudian mengencangkan atau mengendurkan sesuai keperluan. Ikatan ini akan membatasi jumlah makanan yang dapat dimakan dan membuat cepat kenyang.
4. Biliopancreatic Diversion with Duodenal Switch
Pada tindakan ini, lambung akan dipotong dan disambungkan langsung dengan bagian akhir usus halus. Setelah menjalani operasi ini, makanan akan tetap bercampur dengan asam lambung, cairan empedu, dan enzim pencernaan di usus besar. Akan tetapi nutrisi yang terserap tubuh akan jauh berkurang.
Risiko Operasi
Pada dasarnya, operasi bariatrik memiliki cukup banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk bagi wanita yang menginginkan buah hati. Diyakini, obesitas yang parah bisa mengakibatkan seseorang sulit untuk bisa hamil.
Meski dilakukan oleh ahlinya, bukan berarti operasi bariatrik tidak memiliki risiko. Sejumlah komplikasi mungkin timbul pada periode awal setelah operasi, seperti kekurangan zat besi, kalsium, vitamin D, vitamin B12, hingga protein.
Dalam beberapa kasus, wanita yang baru saja melalui operasi bariatrik bisa mengalami malnutrisi kalori dan malabsorpsi lemak. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa wanita yang baru saja menjalani operasi bariatrik, tidak disarankan untuk langsung memulai program kehamilan.
Tunggu Tiga Tahun
Anda sebaiknya menunggu tak kurang dari tiga tahun setelah menjalani operasi bariatrik untuk hamil. Pasalnya, bayi yang lahir dari ibu yang baru dua tahun menjalani pembedahan bariatrik bisa menghadapi risiko komplikasi persalinan lebih tinggi.
"Risiko terhadap bayi, tertinggi pada tiga tahun pertama setelah operasi dan menurun sejalan waktu," ujar pimpinan penelitian Dr. Brodie Parent dari University of Washington, seperti dilansir Foxnews Health. Dengan kata lain, Moms lebih baik menunggu minimal tiga tahun pascaoperasi bariatrik sebelum hamil.
Penelitian lain menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang pernah menjalani prosedur bariatrik, 57% cenderung mengalami prematur dan 25% memiliki kemungkinan lebih besar untuk masuk ke neonatal intensive care unit (NICU).
Sementara itu, disebutkan juga bahwa bayi dari ibu yang melalui operasi bariatrik kurang dari dua tahun sebelum kehamilan, memiliki kecenderungan sebesar 50% untuk terlahir prematur, berukuran kecil, atau menghabiskan banyak waktu di NICU dibandingkan bayi yang lahir dari wanita yang hamil setidaknya empat tahun setelah operasi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)