FAMILY & LIFESTYLE

Selain COVID-19, Inilah Wabah yang Pernah Melanda Dunia


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sejak 1950, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 7 April sebagai Hari Kesehatan Dunia. Namun tahun ini, Hari Kesehatan Dunia justru diperingati saat dunia berada dalam keadaan 'sakit'.

Ya, saat ini seluruh penjuru dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini telah menewaskan lebih dari satu juta jiwa. Di Indonesia, pasien COVID-19 sudah melampaui angka dua ribu orang.

Namun, Corona bukanlah satu-satunya virus yang menelan banyak korban. Sejarah menunjukkan bahwa dunia telah beberapa kali diserang wabah penyakit mematikan.

1. Flu Spanyol (1918-1920)

Berlangsung antara Januari 1918 hingga Desember 1920, flu Spanyol atau pandemi influenza menginfeksi 500 juta orang yang notabene seperempat dari populasi dunia kala itu. Jumlah orang yang meninggal dunia akibat pandemi ini mencapai kisaran 17 hingga 50 juta orang. Namun sejumlah sumber menyebutkan, pandemi ini telah menewaskan tak kurang dari 100 juta jiwa.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada awal Maret 1918, tepatnya di Camp Funston atau pusat latihan tentara Amerika Serikat di Kansas. Berselang tujuh bulan kemudian, flu Spanyol atau Spanish flu telah menyebar ke seluruh dunia.

Guna menjaga moral tentara dan masyarakat dari negara yang terlibat di Perang Dunia I, pemberitaan tentang penyakit ini sangat dibatasi. Akibatnya, tak banyak berita yang menyebutkan jumlah pasien yang terinfeksi atau meninggal dunia karena virus ini pada awal penyebarannya di Jerman, Inggris Raya, Perancis, dan Amerika Serikat.

Namun media di Spanyol sebagai negara netral, bebas memberitakan penyebaran penyakit tersebut. Itulah alasan mengapa pandemi influenza pada 1918 hingga 1920 disebut flu Spanyol. Padahal, konon orang Spanyol justru menyebut penyakit itu sebagai flu Perancis.

Flu Spanyol disebabkan oleh virus H1N1 yang banyak ditemukan pada unggas. Wabah akibat virus H1N1 kembali terjadi pada 2009 dan dikenal dengan nama swine flu atau flu babi.


Baca Juga: EV-71, Virus Flu Singapura Baru yang Lebih Berbahaya


2. Cacar (10.000 SM-1979)

Penyakit cacar disebabkan virus Varicella zoster. Penyebarannya berlangsung secara aerogen atau menggunakan udara sebagai media perantara. Seperti dilansir Katadata, virus ini telah muncul sejak 300 tahun sebelum masehi dan telah memakan korban tak kurang dari 300 juta jiwa.

Orang yang terinfeksi oleh virus ini akan menunjukkan sejumlah gejala, seperti demam, pilek, dan merasa lemah. Pada level yang lebih berat, pasien akan mengalami nyeri sendi dan sakit kepala. Gejala lain dari cacar adalah munculnya lenting dengan dinding tipis yang berisi cairan dan mudah pecah di kulit, khususnya dada, punggung, serta wajah.


Baca Juga: Waspada! Setelah Cacar Air, Anak bisa Terkena Cacar Api


3. Campak (7 SM-1963)

National Geographic Indonesia menyebut campak sebagai salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia dengan korban jiwa mencapai 200 juta orang. Penyakit campak disebabkan oleh infeksi virus golongan Paramixovirus, yang penularannya terjadi saat seseorang menghirup percikan cairan dari bersin atau batuk penderita campak.

Gejala campak adalah demam tinggi, nyeri tenggorokan, pilek, batuk, nyeri otot, dan mata merah. Pada tahap yang lebih lanjut, penderita akan mengalami bercak putih di bagian dalam rongga mulut serta ruam di kulit. Berdasarkan data CDC (Center for Disease Control and Prevention), penyakit campak pertama kali diidentifikasi lewat catatan tertulis dari kalangan ilmuwan Persia pada abad ke-9. Wabah campak pertama kali mengemuka di lingkup komunitas global pada 1912 kala Amerika Serikat mengumumkan campak sebagai peristiwa nasional.


Baca Juga: Yuk, Lebih Berhati-hati dengan Penyakit Campak!


4. Black Death (1346-1353)

Black death atau yang juga dikenal dengan the pestilence atau the Great Bubonic Plague, diyakini telah menewaskan 75 hingga 200 juta jiwa di Asia dan Eropa. Black death disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia pestis yang menyebar melalui kutu hewan pengerat, khususnya tikus dan marmut. Bakteri tersebut menyebabkan penyakit pes yang sempat menjadi salah satu momok menakutkan di Eropa.

Wabah ini berawal di Asia lalu menyebar ke Eropa melalui rute jalur sutra atau jalur perdagangan melalui Asia yang menghubungkan dunia Timur dan Barat. Gejala penyakit ini antara lain demam, sakit kepala, kedinginan, tubuh lemah, nyeri dan timbul kelenjar getah bening yang bengkak. Lantas pada beberapa bagian tubuh seperti jari tangan, jari kaki, dan ujung hidung akan berubah warna menjadi kehitaman akibat jaringan yang mati.


Baca Juga: Tahapan Infeksi HIV/AIDS


5. AIDS (1981-Kini)

Menurut situs Livescience, AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah menelan korban jiwa hingga 35 juta jiwa sejak pertama kali diidentifikasi. Diyakini, penyakit ini berawal dari virus simpanse dan ditransfer ke manusia di Afrika Barat pada tahun 1920-an.

Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya sehingga rentan terhadap segala virus dan bakteri. Gejala medis pada penderita AIDS, yaitu adanya infeksi pada paru-paru. Karena kekebalan tubuh penderita lemah, pasien AIDS juga kerap mengalami infeksi pada mulut, kerongkongan, dan saluran pencernaan, serta muncul gangguan saraf yang menyebabkan melemahnya kemampuan motorik.

AIDS dapat menular melalui hubungan seksual, transfusi darah, serta penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Ibu penderita AIDS juga dapat menularkan penyakit itu kepada bayi yang berada dalam kandungannya. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)