Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kolesterol tinggi saat hamil mungkin terjadi. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya bagi ibu dan janin? Kenali tanda-tanda, penyebab, gejala dan cara mengatasinya berikut ini ya, Moms!
Apa Itu Hiperlipidemia?
Hiperlipidemia atau juga biasa dikenal dengan kondisi kolesterol tinggi adalah istilah medis untuk kadar lipid atau lemak dalam darah yang meningkat tinggi atau tidak normal. Hal ini ditandai dengan tingginya dua jenis lipid atau lemak utama yang terdapat dalam darah, kadar kolesterol, trigliserida, atau keduanya. Kondisi ini bisa terjadi pada ibu hamil. Terkadang gejalanya tidak dapat dirasakan, namun efeknya di kemudian hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, atau bahkan bisa berujung kematian.
Penyebab Hiperlipidemia
Hiperlipidemia terjadi karena adanya kolesterol yang buruk di dalam tubuh seseorang yang menjadi penyebabnya. Terdapat beberapa penyebab hiperlipidemia, yakni:
⢠Faktor keturunan atau genetika. Ini disebut hiperlipidemia primer. Seseorang dapat mewarisi kondisi ini dari orang tua atau lewat garis keturunan.
⢠Pola makan tidak sehat. Dokter menyebutnya sebagai hiperlipidemia sekunder. Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang tidak sehat, misalnya sering mengonsumsi junk food. Terdapat pula risiko lain akibat gaya hidup yang tidak sehat seperti, konsumsi alkohol yang berlebihan, kegemukan, diabetes, penyakit ginjal jangka panjang, premature menopause, kelenjar tiroid yang kurang aktif, atau hipotiroidisme.
⢠Risiko pada kehamilan dengan kondisi kesehatan tertentu. Tingkat kolesterol abnormal bisa ditemukan pada ibu hamil dan orang yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, kelainan tiroid, dan sindrom ovarium polikistik.
Berapa Kadar Kolesterol Normal Ibu Hamil?
Menurut pakar nutrisi dari Reproductive Medicine Associates, Carolyn Gundell, kadar kolesterol dalam darah mudah naik saat seseorang dalam kondisi hamil. Kenaikan ini terjadi akibat proses hormonal dalam tubuh. Secara alami, kolesterol juga dibutuhkan tubuh saat kehamilan untuk proses tumbuh kembang janin, menjaga kadar estrogen dan progesteron, serta persiapan tubuh untuk proses menyusui.
Pada dasarnya, kadar normal kolesterol dalam darah ibu hamil dan perempuan dewasa adalah 120-190 mg/dL. Namun saat hamil, kadar kolesterol dapat meningkat hingga lebih dari 200 mg/dL. Selama kehamilan, kadar kolesterol umumnya meningkat sekitar 20-50 persen, khususnya di trimester kedua dan ketiga.
Jika kadarnya sudah mencapai 200-239 mg/dL maka disebut sudah dalam ambang batas tinggi. Saat kadarnya sudah di atas 240 mg/dL, maka sudah termasuk tingkat kolesterol tinggi dan Moms harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berkonsultasi dengan dokter.
Gejala Hiperlipidemia
Sebetulnya hiperlipidemia tidak memiliki tanda-tanda spesifik. Gejala hiperlipidemia juga tidak akan dirasakan oleh penderitanya tetapi baru akan memberikan efek samping di masa depan pada kesehatan tubuh Anda. Maka Anda harus melakukan pengecekan medis dan kondisi ini didiagnosis melalui tes darah rutin yang dianjurkan setiap lima tahun untuk orang dewasa.
Efek Hiperlipidemia pada Ibu Hamil dan Janin
Apabila kolesterol terus dibiarkan tinggi terlalu lama, maka ini bisa memicu aterosklerosis. Ini merupakan kondisi di mana terjadi penumpukan kolesterol dan lemak dalam dinding pembuluh darah. Jika kondisinya sudah demikian, risiko masalah serius seperti penyakit jantung dan stroke pun bisa muncul.
Hiperlipidemia berisiko memberikan dampak jangka panjang yang dapat mengancam ibu dan buah hati. Karena anak-anak yang ibunya mengalami hiperlipidemia sebelum hamil lima kali lebih mungkin mengalami kolesterol tinggi seiring bertambahnya usia.
Mengatasi Hiperlipidemia
Langkah pertama yang harus Moms lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Pada ibu hamil, umumnya dokter tidak akan menganjurkan obat-obatan penurun kolesterol, karena sebagian obat penurun kolesterol tidak aman dikonsumsi saat hamil. Melainkan lebih menganjurkan perbaikan pola hidup untuk mengontrol kadar kolesterol.
Meskipun pada dasarnya kolesterol tinggi pada ibu hamil merupakan hal yang wajar dan akan kembali normal dengan sendirinya 6 minggu setelah melahirkan, bumil tetap perlu menjaga kestabilan kadar kolesterol. Melakukan diet sehat dengan makan makanan berserat, termasuk kacang-kacangan, gandum, dan apel, mengkonsumsi ikan yang kaya akan omega-3 serta membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh. selain itu, berolahraga teratur, tidak merokok atau mengisap asap rokok, dan mempertahankan berat badan yang sehat dan menghindari stres. (Binar MP/SW/Dok. Freepik)