BABY

Kisah Bayi Melawan Virus Corona dengan ASI


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Virus corona telah menjangkiti banyak orang di Indonesia. Hingga kini pasien termuda Covid-19 di tanah air adalah seorang balita berusia tiga tahun yang saat ini telah dinyatakan sembuh.

Sempat beredar kabar ada bayi di Bandung yang terjangkit virus corona. Akan tetapi setelah dilakukan tes untuk kedua kalinya, bayi berusia 1,5 bulan tersebut dinyatakan negatif Covid-19.

"Perlu kami sampaikan pula, pasien rujukan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) bayi berumur satu setengah bulan yang diberitakan negatif, setelah kami lakukan pemeriksaan swab ulang, hasilnya bayi tersebut negatif Covid-19," jelas Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, M. Kamaruzaman, seperti dikutip dariDetik.com.

Sesungguhnya kasus bayi terjangkit Covid-19 sudah terjadi beberapa kali, salah satunya di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit North Middlesex. Seorang bayi yang baru lahir dinyatakan positif terkena virus corona karena tertular dari sang ibu.

Namun di luar dugaan, bayi newborn yang notabene daya tahan tubuhnya masih rentan, telah dinyatakan pulih dari Covid-19 seperti dilansir Dailymail. Lantas apa rahasia penyembuhan singkat bayi tersebut?

Air susu ibu atau yang biasa disebut ASI! Ya, ada dugaan kuat sang bayi bisa melawan virus corona di dalam tubuhnya berkat ASI yang terus diberikan oleh ibunya. Meski mereka dirawat di rumah sakit yang berbeda, sang ibu tetap memberikan ASI kepada buah hatinya.


Tidak Boleh Dipisahkan

Royal College of Obstetricians and Gynecologist menyarankan bahwa bayi yang sehat pun sesungguhnya tidak boleh dipisahkan dari ibu yang terinfeksi. Menurut mereka, proses menyusui bisa tetap dilakukan disertai dengan langkah-langkah pencegahan penularan seperti pemakaian masker oleh sang ibu.

Hal ini didukung oleh pernyataan Organisasi Anak Dunia (UNICEF). Melalui laman resminya, UNICEF juga memastikan bahwa proses meng-ASI-hi harus tetap dilakukan ibu yang terjangkit Covid-19. Meski begitu UNICEF mengingatkan agar ibu melakukan hal-hal seperti:

• Menggunakan masker ketika berada di dekat bayinya, termasuk saat memberi ASI.

• Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan buah hatinya.

• Selalu membersihkan semua benda yang dianggap telah terkontaminasi menggunakan disinfektan.

Profesor Chris Whitty yang merupakan chief medical officer di Inggris, juga mengatakan bahwa ibu menyusui tak perlu khawatir untuk meng-ASI-hi bayinya walau terinfeksi virus corona. Menurutnya hingga kini belum ada penelitian yang menemukan fakta bahwa Covid-19 bisa ditularkan melalui air susu ibu.


Kandungan ASI

Sementara itu, Dr. Lisa Martin dari Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati, Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin pada ASI. Kadar darah tinggi adiponectin berhubungan dengan penurunan risiko serangan jantung.

Di sisi lain, tingkat adiponectin yang rendah ditemukan pada orang yang mengalami obesitas dan memiliki peningkatan risiko serangan jantung. Oleh sebab itu, risiko obesitas pada bayi yang diberi ASI akan berkurang dengan adanya hormon adiponectin.

Selain itu juga ditemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin diyakini sebagai pemberi sinyal ke otak yang memberitahu ada lemak di tubuh. Menurut pernyataan Dr. Martin, hormon ini diserap oleh anak-anak melalui ASI sehingga mampu mengurangi risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, obesitas, daya tahan insulin, dan penyakit jantung.

Namun keistimewaan utama ASI adalah nutrisi tinggi yang terkandung di dalamnya. Bayi membutuhkan cairan dalam bentuk air. Kebersihan dan kesehatan ASI yang begitu alami mungkin tidak bisa ditemukan pada air atau bahan makanan lain. Dengan nutrisi terbaik yang terkandung di dalamnya, bayi akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)