BABY

Bayi Butuh Pijatan Ibu


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Banyak orangtua yang belum memahami pentingnya stimulasi pijat bagi bayi-bayi mereka. Apalagi, pijat yang sebenarnya dibutuhkan bayi berasal dari orangtuanya sendiri, terutama Sang Ibu. Masih banyak yang menyerahkan kebutuhan pijat ini kepada dukun pijat atau terapis di klinik yang kini kian menjamur dalam layanan baby spa.

Sering dijumpai ibu-ibu baru yang begitu takut dan gugup menghadapi newborn mereka. Mereka tidak berani mengambil bayinya apalagi memijatnya. Belum lagi ketika bayi menangis tanpa sebab yang jelas, Sang Ibu pun begitu khawatir dan frustasi, apa yang harus ia lakukan.

Menurut The American Massage Therapy Association (AMTA), pijat adalah suatu manipulasi terhadap jaringan lunak secara manual, meliputi kegiatan menimang, memberikan gerakan dan/atau tekanan pada tubuh. Jika pijat ini dilakukan pada bayi, tentu memberi banyak manfaat. Pijat bayi merupakan bentuk rangsangan atau stimulasi taktil (sentuh/raba) dan kinestetik (gerak) yang disertai komunikasi verbal sebagai wujud rasa cinta kasih ibu terhadap bayinya. Stimulasi ini berguna bagi perkembangan saraf bayi dan memperkuat bonding ibu dengan bayinya.

"Jika bayi saat dipijat oleh dukun pijat atau yang lainnya memberi respons menangis, tentu ini sebuah kesalahan. Pijat yang benar harus membuat bayi nyaman dan rileks, tidak merasakan sakit. Para orangtua, khususnya kaum ibu bisa kok mempelajari teknik pemijatan yang sudah direkomendasikan para ahlinya dan teruji klinis. Orangtua sebaiknya mendapatkan pelatihan keterampilan stimulasi pijat bayi. Jadi, jika dilakukan oleh orangtuanya sendiri, Si Bayi akan mendapatkan hasil yang diharapkan," ujar dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) dalam acara edukasi Sleep Workshop yang diadakan beberapa waktu lalu di Jakarta, bekerja sama dengan Johnson & Johnson.

Pijat bayi tidak hanya bermanfaat bagi Si Bayi, tetapi juga berdampak positif pada ibu yang memijatnya. Ibu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengasuh bayi, meningkatkan komunikasi dan bonding, serta membantu ibu dalam memahami reaksi atau bahasa isyarat (non verbal) bayi.

Sebuah studi terhadap bayi prematur yang diberikan pijat selama 15 menit, 3 kali sehari, selama 10 hari, menunjukkan kenaikan berat badan sebesar 45 persen lebih berat dibandingkan bayi prematur lain yang tidak dipijat. Diketahui, hormon gastrin dan insulin berperan penting dalam proses penyerapan makanan. Pada bayi yang dipijat, produksi kedua hormon ini meningkat, sehingga penyerapan makanan dan berat badan meningkat. Penyerapan makanan yang lebih baik, menyebabkan bayi lebih sering lapar, sehingga ia menyusu lebih sering. Hal ini berpengaruh terhadap rangsangan payudara ibu yang terus-menerus, sehingga produksi ASI pun bertambah. (Dian/Dok. M&B)