Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat ini banyak orang dewasa yang mulai mengganti penggunaan gula pasir dengan gula diet. Kebiasaan ini dianggap baik, karena gula pasir atau sukrosa lebih cepat menaikkan kadar gula darah dan tinggi kalori. Jika dikonsumsi terlalu banyak, dikhawatirkan akan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas, terutama pada Si Kecil di masa depan.
Karena alasan ini, AHA (American Heart Association) merekomendasikan agar anak-anak hanya boleh mengonsumsi gula pasir sebanyak6 sendok teh dalam satu hari.
Pemberian Gula Diet untuk Anak
Walaupun begitu, umumnya anak-anak dan balita lebih menyukai makanan dan minuman yang manis, sehingga ada kekhawatiran dari orang tua jika Si Kecil akan mengonsumsi gula lebih banyak daripada yang disarankan. Jika anak terbiasa dan terlalu sering mengonsumsi yang manis-manis, bukan tidak mungkin Si Kecil berisiko mengalami masalah kesehatan saat dewasa nanti. Karena itu, banyak orang tua yang kini mulai menggunakan gula diet untuk dikonsumsi keluarga, termasuk untuk dikonsumsi oleh anak mereka.
Gula diet sendiri dikenal juga sebagai artificial sweetener. Bahan pembuatnya bisa dari bahan kimia atau ekstrak tumbuhan alami. Penggunaan gula diet untuk dikonsumsi pun sudah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration). Beberapa jenisnya adalah aspartame, acesulfame-potassium, sucralose, stevia, neotame, saccharin.
Menurut dr. Christopher Andrian, Sp.GK dari Brawijaya Hospital, Antasari, anak-anak sebenarnya boleh saja diberikan gula diet. "Tetapi, penggunaannya tentu harus dibatasi. Sebab, hingga saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai dampak baik ataupun buruk dari pemberian gula diet pada tumbuh kembang anak," jelasnya.
Menggunakan artificial sweetener juga tidak semata-mata mengajarkan anak untuk mengurangi makanan manis. Akan lebih baik jika Moms membantu anak untuk mulai mengurangi dan menghindari konsumsi makanan dan minuman manis, khususnya yang dalam kemasan. Hal ini akan menjaga kesehatan tubuh Si Kecil, dan juga menjadi kebiasaan baik untuk seluruh anggota keluarga lainnya.
Pemanis Alami untuk Anak
Selain menggunakan gula diet, kadar gula darah Si Kecil tentu juga bisa dijaga dengan memberikan pemanis alami. Dengan begitu, Moms juga bisa menjaga anak tetap sehat dan terhindar dari risiko obesitas. Pemanis alami tersebut di antaranya adalah:
⢠Sirup Maple
Untuk Si Kecil yang sudah berusia 1 tahun, sirup maple bisa menjadi pemanis alami. Sirup ini bisa keringkan juga dan dijadikan gula bubuk. Sirup maple tak hanya bisa dijadikan sebagai topping, tapi juga dapat dicampurkan dalam makanan olahan Anda.
⢠Gula Aren
Sebagai pengganti gula putih, Anda bisa melelehkan atau menyisir gula aren. Di dalamnya terdapat sejumlah mineral, seperti kalium, zat besi, magnesium, vitamin, dan fitonutrien. Bayi usia 6 bulan sudah bisa diberikan gula aren, Moms.
⢠Gula Kelapa
Selain gula aren, Moms juga bisa mengganti gula putih bubuk dengan gula kelapa. Aromanya sangat khas dan rasanya lebih legit daripada gula jenis serupa. Campurkan gula kelapa dengan makanan untuk menambah rasa makanan Si Kecil.
⢠Madu
Moms tentu sudah familiar dengan madu yang dijadikan sebagai pemanis alami. Jika tidak dipanaskan, madu mengandung antijamur, antibakteri, dan antiseptik. Dan setelah dipanaskan,madu mengandung enzim seperti asam amino, vitamin, dan mineral baik yang dapat menjaga kekebalan tubuh Si Kecil yang telah berusia 1 tahun.
⢠Buah-buahan yang Manis
Untuk camilan sehat, Moms bisa memberikan buah-buahan manis, seperti apel yang kaya akan serat dan nutrisi. Buah ini bisa diberikan sejak Si Kecil berusia 6 bulan. Anda pun bisa mengolah apel dengan mengupas kulitnya lalu memotongnya kecil-kecil, atau dengan menghaluskannya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)