BUMP TO BIRTH

Ibu Hamil Konsumsi Makanan Ber-MSG, Amankah untuk Kandungan?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Makanan ber-MSG memang nikmat ya, Moms. Rasanya gurih dan sering kali bikin Anda ketagihan memakannya. Namun benarkah MSG berbahaya dan pantang dikonsumsi oleh ibu hamil?

MSG atau monosodium glutamat memiliki bentuk yang menyerupai garam atau gula halus. Bahan ini terbuat dari asam amino glutamat yang terdapat dalam hampir semua makanan tinggi protein serta mengandung sodium (natrium).

Glutamat sering disebut sebagai umami atau rasa kelima pada lidah manusia, setelah manis, asin, pahit, dan asam. Tidak banyak yang tahu bahwa MSG sebenarnya secara alami terdapat dalam makanan tertentu, seperti keju parmesan, tomat, ekstrak kedelai, serta rumput laut.

Belum ada bukti efek samping MSG pada kandungan

MSG buatan telah lama digunakan sebagai penyedap masakan. Dalam beberapa kasus, mengonsumsi MSG menimbulkan reaksi tertentu, seperti sakit kepala, berkeringat, wajah terasa kencang, nyeri pada dada, lemas, mual, detak jantung tidak beraturan, kesemutan, dan mati rasa. Reaksi yang terjadi biasanya bersifat ringan dan tidak memerlukan penanganan khusus.

Namun hingga kini belum ada penelitian yang benar-benar menunjukkan efek samping MSG terhadap kesehatan tubuh. Bagi sebagian orang yang mengalami reaksi alergi terhadap MSG diharapkan untuk mengurangi mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bahan tersebut.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi bumil. Bahkan, hingga kini, belum ada bukti jika bumil mengonsumsi makanan yang mengandung MSG bisa menyebabkan bayi yang dikandungnya akan mengalami gangguan kesehatan.

Sebaliknya, para pakar dalam pertemuan Hohenheim Consensus 2007 mengungkapkan bahwa glutamate dalam dosis tinggi sekalipun tidak akan masuk ke dalam sirkulasi janin. Pernyataan tersebut semakin diperkuat dengan sebuah penelitian kepada tikus kecil. Seekor tikus jantan diberi MSG dengan dosis sebanyak 6 ribu mg/kg berat badan dan tikus betina diberi MSG sebanyak 7.200 mg per hari. Hasilnya, tidak ditemukan gangguan pada perkembangan janin.

Sejauh ini belum ditemukan fakta bahwa MSG menimbulkan efek samping bagi manusia. Meskipun begitu, BPOM Indonesia telah melarang tegas penambahan MSG pada makanan pendamping ASI maupun susu formula guna menghindari risiko gangguan kesehatan karena pencernaan anak-anak masih belum sempurna.

Panduan mengonsumsi MSG

Walau tidak dikategorikan bahan makanan berbahaya, Moms tetap harus cermat dalam mengonsumsi MSG. Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan MSG buatan guna menghindari risiko gangguan kesehatan. Selain itu, Anda juga perlu waspada saat mengonsumsi makanan mengandung MSG karena beberapa hal berikut ini:

1. Kandungan natrium dalam MSG

Umumnya makanan yang mengandung MSG juga memiliki kandungan natrium yang tinggi. Semua orang perlu mewaspadai kandungan natrium dalam asupan makanan agar tidak melebihi 2.300 mg per hari, khususnya bumil, karena bisa meningkatkan penumpukan cairan tubuh terutama dalam kehamilan trimester ketiga.

2. Kenali MSG dalam produk makanan kemasan

Selalu perhatikan kandungan MSG dan kadarnya dalam produk-produk makanan kemasan. Dalam beberapa produk juga terdapat bahan lain yang dapat mengandung MSG seperti hydrolyzed soy protein, glutamic acid, yeast extract, sodium caseinate, dan autolyed yeast.

3. Pernah mengalami reaksi alergi MSG

Guna menghindari reaksi alergi terulang kembali, konsumsi MSG memang sebaiknya dikurangi atau bahkan dihentikan.

Jika Moms tidak memiliki reaksi alergi terhadap MSG, maka tidak ada salahnya mengonsumsi makanan yang mengandung bahan tersebut. Namun, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika memang ada indikasi alergi terhadap MSG guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)