TOODLER

Tragis! Kasus Baterai Tertelan Balita Terjadi Lagi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, jangan pernah lengah dalam memperhatikan anak saat bermain! Pasalnya, banyak barang di sekitar Anda yang berpotensi membahayakan jiwa Si Kecil.

Salah satu barang yang bisa menimbulkan bahaya adalah baterai. Benda yang satu ini memang kerap membuat buah hati Anda penasaran. Jika dibiarkan berserakan di lantai, Si Kecil biasanya akan langsung menggapai dan memainkan baterai tersebut, seperti yang dilakukan oleh seorang balita di China.

Dilaporkan AsiaWire, seorang anak berusia satu tahun awalnya hanya memainkan baterai sebuah remote control. Tapi kemudian, ia memasukkannya ke dalam mulut dan menelannya. Saudaranya yang melihat kejadian itu, mencoba membantu mengeluarkan baterai tersebut dan sempat mengira baterai sudah berhasil dikeluarkan.

Namun ketika balita itu dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan bahwa baterai masih tersangkut di tenggorokannya. Dokter Chen Cheng dari Foshan Shunde Women and Children Health Care Hospital menyebutkan bahwa pihaknya harus melakukan gastroskopi guna menarik baterai keluar.

Meski baterai akhirnya berhasil dikeluarkan, bukan berarti sang balita otomatis terbebas dari bahaya. Ia mengalami luka bakar di bagian kerongkongan yang disebabkan bahan-bahan yang terkandung di dalam baterai.

"Ia hanya bisa makan dengan normal saat kerongkongannya sudah sembuh dengan sepenuhnya," kata dr. Cheng.


Bukan Kasus Pertama

Kasus balita menelai baterai sudah cukup sering terjadi. Akhir Desember 2019, Brianna Florer yang baru berusia 2 tahun, meninggal dunia akibat menelan baterai bulat atau baterai "kancing". Balita asal Oklahoma ini dikabarkan sempat mengalami demam dan muntah-muntah selama beberapa hari sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Saat itu, Brianna muntah darah dan kulitnya sudah mulai membiru. Setelah dilakukan rontgen X-ray, diketahui ada baterai lithium di dalam tubuhnya. Dokter harus melakukan operasi selama 2,5 jam untuk mengeluarkan baterai tersebut. Tapi pendarahan parah membuat nyawa Brianna tak terselamatkan lagi.

Peristiwa balita menelan baterai sudah sangat sering terjadi. Menurut National Capitol Poison Center di Washington D.C., terdapat 11.940 kasus baterai tertelan oleh anak berusia di bawah 6 tahun antara 2005 hingga 2014. Sebanyak 15 kasus di antaranya berakhir dengan kematian, sedangkan 101 anak lainnya mengalami masalah kesehatan serius. Selain masuk melalui mulut, baterai, khususnya yang berukuran kecil, juga bisa masuk melalui hidung anak sehingga mengganggu pernapasannya.


Kandungan Baterai

Tahukah Moms? Baterai mengandung berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh maupun lingkungan. Di dalam baterai terkandung berbagai macam logam berat, seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium, dan kadmium.

Selain mengandung bahan-bahan beracun, baterai juga masih bisa mengeluarkan aliran listrik saat berada di dalam perut. Dalam sebuah percobaan, sebuah baterai yang diletakkan di sosis dapat menimbulkan luka bakar di daging tersebut hanya dalam waktu dua jam saja.

Oleh sebab itu, Moms perlu ekstra waspada dalam meletakkan benda-benda berbahaya seperti baterai di sekitar area bermain Si Kecil. Jangan lupa untuk terus mengawasinya karena balita memang suka bereksplorasi dan penasaran dengan benda-benda yang baru dilihatnya.

Jika Moms mengetahui Si Kecil menelan baterai, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Mencoba mengeluarkan sendiri baterai dari mulut anak justru bisa menimbulkan bahaya lain, seperti tersedak atau baterai pecah di dalam tubuh anak. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)