Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Musibah banjir yang terjadi di awal tahun 2020 ini tentu begitu membekas di benak semua orang, termasuk pada benak Si Kecil. Walau masih balita, namun kejadian duka seperti banjir kemarin bisa menyayat luka di benak anak lho, Moms. Kalau sudah begitu, anak pun bisa mengalami trauma.
Bukan cuma Anda, bayi dan balita pun bisa mengalami trauma bencana alam. Menurut The National Child Traumatic Stress Network (NCTSN), bencana alam termasuk di antaranya adalah gempa bumi, tornado, tsunami, longsor. Cuaca esktrem juga bisa bisa menyebabkan anak mengalami trauma bencana alam lho, Moms!
Lalu bagaimana cara mengatasi trauma banjir pada anak? Lakukan langkah-langkah berikut ini ya, Moms.
1. Berikan Rasa Aman
Setelah mendadak dilanda banjir, memberikan rasa aman pada anak tentu menjadi hal yang paling ia perlukan. Menurut Child Mind Institute, cara terbaik untuk mengatasi trauma banjir pada anak adalah dengan memberikan sentuhan ekstra, seperti pelukan hangat atau sekadar mengelus punggung Si Kecil. Hal sederhana itu bisa memberi anak rasa aman yang sangat ia perlukan setelah tertimpa musibah.
2. Bersikap Tenang
Untuk menenangkan Si Kecil setelah terkena banjir, Anda harus bersikap tenang terlebih dahulu. Jangan tunjukkan kecemasan pada anak, atau jangan terlihat panik ketika ada anak-anak di sekitar Anda. Perhatikan nada bicara Anda, karena anak sangat cerdas mengenali ancaman bahaya hanya dengan mendengar nada bicara Anda, Moms.
3. Tetap Lakukan Rutinitas
Walau sedang dilanda musibah, sebisa mungkin menjalankan rutinitas seperti biasa bisa memberi tahu Si Kecil kalau hidupnya akan baik-baik saja. Cobalah untuk tetap melakukan rutinitas, setidaknya makan dan tidur di jam yang sama. Jika Anda sekeluarga terpaksa berada di tempat pengungsian, ciptakan rutinitas baru dan terapkan itu sampai Anda bisa kembali ke rumah dan menjalankan rutinitas seperti semula.
4. Pastikan Anak Tetap Aktif
Menjaga anak tetap aktif dan ceria di tengah musibah? Kami mengerti, ini pasti bukan hal mudah. Namun percayalah, Moms, membiarkan Si Kecil beraktivitas dan bermain bersama teman-teman seusianya adalah cara tepat untuk mencegah trauma. Semacam mengalihkan perhatian anak dari musibah yang ada di depan matanya, Moms.
5. Beri Anak Penjelasan
Sangat disarankan untuk memberi penjelasan pada anak tentang apa yang terjadi saat itu, apa penyebabnya, dan biarkan anak bertanya banyak hal pada Anda. Ingat, anak akan merasa lebih aman dan berani menghadapi kenyataan jika orang dewasa yang ia percaya bisa menjelaskan kejadian traumatis dengan baik. Pilih waktu bicara yang baik ya, Moms.
6. Batasi Berita
Setelah musibah melanda, Anda harus saring akses anak ke sumber berita yang mungkin bisa memberatkan kenangan buruknya. Gaya bahasa penyampaian berita di TV, website, atau mungkin Instagram bisa jadi kurang ramah anak, maka lebih baik ia mendapat penjelasan dari Anda. Anak yang percaya kalau kejadian tidak menyenangkan hanya bersifat sementara, bisa lebih cepat pulih dari trauma lho, Moms.
7. Dengarkan Si Kecil
Walau mungkin keresahan yang dirasakan anak agak berlebihan, namun waktu dan perhatian Anda untuk mendengarkan keluh kesah mereka sangat membantu, Moms! Habiskan lebih banyak waktu untuk mendengarkan Si Kecil, apa yang membuatnya resah, dan apa yang ingin ia lakukan untuk membantunya pulih dari trauma.
Setiap anak juga mungkin bangkit dari trauma dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang ingin lebih diperhatikan, ada yang ingin lebih banyak bertemu teman-temannya, namun ada juga yang justru lebih ingin menyendiri. Ini semua normal dialami ketika anak merasa marah, bersalah, sedih, dan emosi lainnya. Biarkan ia bersedih sejenak, dan rangkul ia untuk bangkit bersama Anda. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)