Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms pernah memperhatikan gigi Si Kecil? Apakah gigi susunya tumbuh secara beraturan atau justru berantakan?
Faktanya, gigi susu bayi ternyata dapat tumbuh tidak rapi. Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Tenang, M&B akan memberikan jawabannya.
Meski pertumbuhan gigi setiap bayi berbeda, umumnya di usia 6-9 bulan gigi Si Kecil akan mulai terlihat atau yang biasa disebut dengan erupsi. Pada tahapan pertumbuhan gigi susu, yang akan muncul lebih dulu biasanya dua gigi depan bagian bawah. Lantas disusul dengan gigi depan bagian atas, dan seterusnya hingga berjumlah 20 di usia 2,5 hingga 3 tahun. Namun pada beberapa kasus, gigi bayi bisa tumbuh tidak rapi. Ini alasannya.
Ketahui Faktor Penyebabnya
Menurut drg. Wina Darwis, MDSc, Sp.KGA, ada banyak faktor yang menyebabkan gigi bayi tumbuh tidak rapi. "Yang pertama, bisa disebabkan karena bagian dagu bayi tertekan air ketuban ketika masih berada di dalam kandungan. Rahang bawahnya pun kemudian terdorong dan menjorok ke dalam," ungkap drg. Wina.
Data dari US National Library of Medicine, kondisi ini dikenal dengan sebutan Pierre Robin Sequence, yaitu bayi lahir dengan rahang bawah yang lebih kecil dari ukuran normal. Faktor lainnya dapat disebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, atau faktor genetik dari orang tua.
"Bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir prematur, proses tumbuh kembang rahangnya menjadi kurang sempurna. Sedangkan jika salah satu orang tua memiliki rahang bawah lebih maju dari rahang atas, ada potensi besar menurun kepada bayinya," jelas drg. Wina.
Namun apabila barisan gigi susu Si Kecil tampak renggang, jangan langsung menyimpulkan bahwa pertumbuhannya tidak rapi. Justru kondisi ini baik sebab ketika gigi susu tanggal, masih ada ruang untuk gigi tetap tumbuh dengan rapi.
Perlukah Tindakan Khusus?
Apabila gigi susu Si Kecil tumbuh tidak rapi, maka ada kecenderungan terjadi hal yang sama dengan gigi tetapnya. Akan tetapi drg. Wina menyebutkan bahwa tidak ada tindakan khusus yang dapat dilakukan kepada Si Kecil untuk sementara waktu.
"Karena umumnya tidak akan berhasil, sebaiknya Anda menunggu hingga anak berusia sekitar 12 tahun. Lagipula, rahangnya masih terus berkembang sehingga ada kemungkinan gigi yang sedang tumbuh menyesuaikan ruang pada gusi," ujarnya.
Meski demikian, pada kondisi yang ekstrem, misalnya anak sangat tonggos atau rahang bawah terlalu maju, dokter akan melakukan tindakan lebih dini saat semua gigi susu sudah digantikan dengan gigi tetap.
Rawat Sejak Dini
Anda harus memperhatikan perawatan gigi Si Kecil sejak awal. Jika gigi susu rusak dan harus dicabut, gigi geraham belakang yang sedang tumbuh akan maju mengisi area gusi yang masih kosong. "Akibatnya, gigi susu yang tidak rapi akan semakin berantakan," jelas drg. Wina. Berikut adalah lima cara untuk menjaga kesehatan gigi buah hati Anda:
1. Bersihkan giginya secara rutin 2 kali sehari, terutama setelah menyusu di malam hari. Alasannya, sisa susu akan menempel dan mengendap di gigi hingga pagi. Pada rentang waktu tersebut, risiko kerusakan gigi menjadi cukup tinggi. Untuk membersihkannya, drg. Wina menyarankan Anda menggunakan sikat gigi khusus bayi, handuk kecil yang lembut, atau kasa halus.
2. Setelah memberikan susu dan MPASI, jangan lupa berikan Si Kecil air putih agar tidak ada sisa makanan dan minuman yang menempel di giginya.
3. Jika Si Kecil meyusu dengan botol dot, sebaiknya hentikan ketika ia sudah berusia di atas 1 tahun. Ajarkan anak Anda minum susu dari training cup sebelum beralih ke gelas.
4. Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat mengganggu pertumbuhan gigi Si Kecil, seperti mengempeng atau mengisap jari. Namun bila ia sudah terbiasa melakukannya, drg. Wina mengingatkan untuk memperhatikan waktu yang tepat untuk menghentikannya. "Berdasarkan beberapa literatur, sebaiknya lakukan ketika Si Kecil sudah berusia 3 tahun agar tidak mengganggu psikologisnya," katanya.
5. Ajak Si Kecil ke dokter gigi sejak dini supaya ia tidak merasa asing. "Kebanyakan orang tua mengajak anak ke dokter gigi ketika sakit gigi saja. Akhirnya, ia pun trauma dan menganggap dokter gigi sebagai tempat yang menyeramkan," jelas drg. Wina.
Asosiasi Dokter Gigi Anak merekomendasikan agar anak diajak ke dokter gigi sejak usia 6 bulan. Tetapi tidak untuk diperiksa, melainkan sebatas konsultasi saja. Pada usia setahun, barulah Anda bisa memeriksakan giginya. Dan menginjak usia 2 tahun, ajak Si Kecil untuk rutin kontrol gigi setiap enam bulan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)