Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, apakah Anda merasa lebih cepat haus ketika tengah mengandung? Kondisi tersebut ternyata wajar, lho. Pasalnya, kebutuhan cairan wanita saat hamil memang kerap meningkat.
Selain untuk membentuk cairan ketuban dan memenuhi kebutuhan aliran darah ke janin, air juga mengandung fluorida yang dapat membantu perkembangan gigi dan tulang janin. Selain itu, kecukupan cairan penting untuk mencegah terjadinya sejumlah masalah pada ibu hamil, seperti konstipasi, wasir, serta infeksi saluran kemih.
Kebutuhan Air Ibu Hamil
Menurut National Academy of Medicine, ibu hamil sebaiknya meminum 8-10 gelas air per hari dengan jumlah total kurang lebih 2,3 liter per hari. Angka tersebut masih ditambah cairan yang berasal dari makanan, seperti buah dan sayur, sehingga total asupan cairan menjadi 3 liter per hari.
Namun perlu diketahui, kebutuhan cairan setiap bumil berbeda karena ada pengaruh faktor-faktor lain, seperti suhu, kelembapan udara, tingkat aktivitas, dan olahraga. Pada umumnya, bumil yang tinggal di lingkungan lembap dan panas atau dataran tinggi, membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak. Begitu pula dengan bumil yang aktif, rutin berolahraga, atau masih bekerja. Mereka yang aktif biasanya lebih cepat merasa haus.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah kebutuhan cairan Anda tercukupi adalah ketika urine tampak berwarna kuning muda atau bening. Sebaliknya, jika kebutuhan cairan belum cukup, maka frekuensi BAK akan berkurang, urine berwarna kuning pekat, menjadi kurang berkeringat, sulit fokus, sering mengantuk, hingga muncul rasa melayang atau lemas.
Mual Karena Minum?
Sayangnya, tidak semua ibu hamil bisa dengan mudah mengonsumsi banyak air. Beberapa Moms justru merasa mual jika harus minum. Jangankan minum sepuluh gelas air per hari, minum segelas air saja akan merasa sangat kesulitan karena perasaan mual yang dialami. Ini juga berlaku tidak hanya minum air putih, melainkan juga minum jus, susu, atau jenis minuman lainnya. Nah bagaimana cara menyiasatinya?
Moms, agar Anda tidak kekurangan cairan, sebaiknya Anda minum lebih sedikit tapi lebih sering. Jika rasa mual berkurang, Anda mungkin bisa mengonsumsi satu gelas berisi 200 ml air setiap satu jam.
Untuk mengurangi rasa mual, Anda bisa menambahkan perasan jeruk nipis atau buah lain yang disukai untuk memberi rasa pada air putih. Sesekali, Anda juga bisa minum air hangat atau air jahe guna meminimalisasi rasa mual.
Hindari Minuman Ini
Jika Moms merasa mual ketika meminum air putih, Anda memang bisa menyiasatinya dengan mengonsumsi jenis cairan lainnya. Akan tetapi harus diingat, ada beberapa jenis minuman yang bisa menimbulkan efek negatif bagi Anda dan janin di dalam kandungan.
1. Kopi. Bumil tidak boleh mengonsumsi minuman yang mengandung kafein karena bisa membahayakan kandungan.
2. Alkohol. Jenis minuman yang satu ini jelas tidak boleh dikonsumsi. Dalam kondisi normal pun, alkohol bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Sangat disarankan bagi Anda menghentikan konsumsi alkohol sejak mulai merencanakan kehamilan.
3. Minuman manis. Sesekali, Anda bisa saja meminum sirup atau teh manis. Akan tetapi perlu diingat bahwa terlalu sering meminum minuman dengan kandungan gula yang terlalu tinggi akan menyebabkan kegemukan serta meningkatkan risiko diabetes.
4. Air dari keran. Hanya minum air yang telah dimasak atau matang guna menghindari terjadinya infeksi kuman atau bakteri.
5. Segala minuman dengan bahan mentah. Jus termasuk salah satunya jika Anda mencampurnya dengan sayuran segar atau yang belum dimasak. Hindari minum jus yang dicampur sayuran. Jus buah pun perlu dikupas kulitnya guna menghindari adanya bakteri pembawa penyakit. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)