FAMILY & LIFESTYLE

Bolehkah Orang Tua Menangis di Depan Si Kecil?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, sebagai manusia normal, tentu Anda bisa saja merasa sedih bahkan mungkin menangis ketika dihadapkan dengan keadaan atau situasi tertentu. Jika emosi sudah tak terbendung lagi, bolehkah menangis di depan Si Kecil?

Secara emosi, Si Kecil akan dekat dengan Anda. Emosi yang Anda tunjukkan akan memengaruhi pikiran Si Kecil. Begitu juga sebaliknya, emosi Si Kecil akan memengaruhi Anda.

Saat Moms sedang sedih, Si Kecil (bahkan bayi Anda yang baru lahir) akan dapat merasakan kesedihan Anda. Susahnya, perasaan kadang tidak dapat disembunyikan. Lantas bagaimana caranya menangis di depan buah hati Anda?


Menangis yang Sewajarnya

Menurut psikolog anak, Dra. Setyani Ambarwati, M. Psi., Anda boleh saja menangis di hadapan Si Kecil, asal kadar tangisan Anda tidak berlebihan. "Jangan meluapkan kesedihan secara berlebihan karena hanya akan membuat Si Kecil takut, cemas, atau bahkan ikut merasa sedih," kata Setyani.

Emosi yang berlebihan dan kesedihan yang berlarut-larut akan memengaruhi kejiwaan serta karakter Si Kecil. Inilah yang akan dialami anak jika Moms merasa sedih berlebihan:

1. Ia akan menjadi anak pemurung dan mudah sedih.

2. Ia akan memiliki karakter introvert atau tertutup, sehingga sulit untuk mengungkapkan perasaannya sendiri.

3. Ia akan kehilangan kepercayaan diri.

4. Ia akan menjadi sulit bergaul.

5. Ia akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Moms boleh saja bersedih atau memperlihatkan kesedihan, misalnya saat menghadapi kematian orang terdekat. Dengan mengungkapkan itu (tentunya dengan kadar sewajarnya), Si Kecil akan belajar bahwa kehilangan orang yang disayangi akan membawa kesedihan dan menangis untuk hal itu adalah wajar.

Jika Anda sedih dalam kadar yang tepat dan situasi yang pas, Si Kecil juga akan belajar membedakan emosi positif dan negatif. Ia akan memahami keadaan yang sedang Anda alami jika Anda tidak berlebihan dalam memperlihatkan emosi.


Perhatikan Reaksi Si Kecil

Setyani menyarankan agar Anda memperhatikan reaksi Si Kecil saat melihat kesedihan Anda. Reaksi yang mungkin Si Kecil perlihatkan adalah ia akan segera menghampiri Anda, atau menghindari Anda dan mendekat kepada orang lain, atau justru akan diam terpaku.

Bila Si Kecil menghampiri saat Anda menangis, Setyani menganjurkan agar Anda:

• Mencoba berdialog dengan Si Kecil dan biarkan ia bertanya atau sekadar duduk di samping Anda. Tanggapi reaksi spontan ini dengan lembut dan usahakan agar Anda tidak menangis lebih keras. Anggaplah kehadiran Si Kecil sebagai obat untuk mengurangi kesedihan Anda.

• Meski ia hanya duduk di sebelah Anda, ungkapkan rasa terima kasih karena Si Kecil telah mendampingi saat Anda menghadapi kesedihan. Rasa percaya diri Si Kecil justru akan bangkit karena ia merasa telah menjadi pahlawan untuk Anda.

• Bila Si Kecil bertanya mengapa Anda menangis atau mengungkapkan dugaannya tentang apa yang membuat Anda sedih, berikan jawaban yang sederhana dan dapat diterima oleh nalar Si Kecil.

• Untuk mencairkan suasana, mintalah tanggapan tentang peristiwa sedih tersebut. Misalnya dengan bertanya, "Mama cengeng ya, sayang?". Biasanya Si Kecil akan menyatakan pendapatnya. Melalui jawabannya, Anda dapat merasakan reaksi Si Kecil terhadap peristiwa yang terjadi itu. Tanggapi reaksinya dengan baik karena ia juga perlu menyampaikan isi hatinya.

• Jika saat melihat Anda bersedih, Si Kecil hanya memandangi atau justru menghindari Anda, berarti ia merasa kebingungan dan takut menghadapi kesedihan Anda. Reaksi ini biasanya muncul dari anak yang mudah panik. Reaksi ini mungkin juga akan muncul karena Si Kecil mengetahui secara langsung penyebab Anda menangis atau karena memikirkan hal-hal negatif yang membuat Anda menangis.


Dampak bagi Si Kecil

Menangis di depan Si Kecil akan menimbulkan dampak psikis, positif, maupun negatif. Setyani menganjurkan agar Anda tetap memantau perilaku Si Kecil beberapa hari setelah peristiwa itu.

Jika Si Kecil tetap bersikap normal, berarti kesedihan Anda tidak memberikan dampak buruk baginya. Namun jika sikap Si Kecil berubah menjadi sulit tidur, mengigau, melamun, kehilangan nafsu makan, dan terus memandangi atau menghindari tatapan Anda, mungkin ia mengalami dampak negatif dari peristiwa tangisan Anda itu.

Setyani mengungkapkan, reaksi negatif bisa saja muncul karena Si Kecil melihat penyebab Anda menangis. Alhasil, ia akan menjadi takut, cemas, dan trauma. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)Â