TOODLER

Kapan Waktu yang Tepat bagi Si Kecil Bersekolah?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menjelang akhir tahun, sejumlah sekolah sudah mulai membuka pendaftaran murid baru. Namun pertanyaan yang paling penting, apakah Si Kecil sudah siap untuk bersekolah?

Sebagian Moms memutuskan untuk menyekolahkan anaknya sejak dini, sekitar usia 2 atau 3 tahun. Akan tetapi, tak sedikit juga ibu yang memilih untuk menunggu hingga buah hatinya lebih besar agar lebih siap menerima pendidikan. Lantas kapan sih, waktu yang tepat bagi Si Kecil untuk bersekolah?

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA, psikolog dari RSPI-Bintaro, mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada patokan usia tertentu soal kesiapan anak untuk mulai bersekolah.

"Kesiapan anak untuk bersekolah sebenarnya berbeda-beda tergantung perkembangan masing-masing anak. Secara idealnya, anak mulai sekolah di TK pada usia 4 tahun, asalkan semua aspek tumbuh dan kembangnya sesuai usianya. Misalnya, motorik kasar sudah baik berdasarkan cara berjalannya atau keseimbangan naik-turun tangganya sudah bagus. Untuk motorik halus, anak itu sudah bisa mengangkat dan memindahkan barang, menggenggam alat tulis, menyobek serta melipat kertas," ungkap Jane.

"Namun satu hal yang paling penting adalah bahasa. Jadi anak diharapkan bisa memahami pertanyaan dan pernyataan dari orang lain. Selain itu, ia juga bisa mengungkapkan keinginannya dan isi pikirannya secara verbal yang disebut sebagai bahasa ekspresif," lanjut Jane.


Sekolah Usia Dini

Jane menganggap bahwa anak tidak perlu disekolahkan terlalu cepat apabila sang ibu bisa memberi pendidikan secara optimal di rumah. Sekolah di usia dini bisa menjadi opsi ketika kedua orang tua bekerja secara full time sehingga tidak bisa maksimal dan konsisten dalam hal menstimulasi Si Kecil. Jika Moms ingin mengajarkan anak bersosialisasi, sesungguhnya menyekolahkannya pada usia dini bukan cara yang efektif.

"Pasalnya, anak usia 0-3 tahun hanya bersosialisasi dengan orang terdekat seperti orang tuanya, kakek dan neneknya, atau pengasuhnya. Intinya, kemampuan mereka untuk bersosialisasi masih sangat terbatas. Apabila berada di satu kelas dengan teman-teman sebayanya, Si Kecil juga belum terlalu aware. Mereka belum bisa berinteraksi atau bermain bersama. Namun setelah berusia di atas 3 tahun, mereka akan bisa melakukannya," jelas Jane.


Menstimulasi Anak

Alih-alih menyekolahkan, Moms bisa lho, menstimulasi anak di rumah. Misalnya Moms ingin menstimulasi motorik kasar, Anda bisa mengajaknya bermain bola atau menendang bola dari satu titik ke titik lainnya. Perlu diingat, menstimulasi kemampuan motorik Si Kecil harus menggunakan permainan yang sesungguhnya atau dipegang langsung, bukan melalui gadget.

Moms, juga bisa menstimulasi kemampuan berbahasa Si Kecil dengan cara membacakan cerita kepadanya. Dengan begitu, kosa katanya pun akan bertambah.

"Saat ini masih banyak orang tua yang salah berasumsi. Mereka mengira, apabila anak sudah berusia dua tahun tapi kosa katanya masih sedikit, maka harus disekolahkan agar kemampuan berbahasanya menjadi lebih baik. Padahal anak akan meniru orang terdekatnya terlebih dahulu. Jika meniru ucapan ayah dan ibunya masih sulit, tentu ia akan kesulitan juga meniru ucapan orang lain yang tak dikenalnya," tutur Jane.

"Hal yang sama juga berlaku bagi anak yang emosinya masih meledak-ledak karena kondisi tersebut akan menjadi kendala ketika ia harus bersosialisasi dengan teman atau menaati peraturan," katanya.


Kesulitan Bersosialisasi

Namun, tumbuh kembang yang ideal saja tak cukup menjamin anak bisa lancar bersekolah. Tidak jarang, anak kesulitan bersosialisasi di lingkungan baru sehingga ia menjadi mudah marah, tak mau berbicara, atau bahkan kesulitan menerima hal-hal yang diajarkan.

"Untuk mengatasi hal itu, ada baiknya jika Moms lebih sering mengajaknya untuk melakukan playdate atau bermain bersama. Mulailah dengan lingkungan keluarga, seperti bermain dengan sepupu. Lama-kelamaan ia akan terbiasa bersosialisasi," ujar Jane. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)