Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bagi wanita dewasa, menstruasi adalah hal normal. Lantas bagaimana jika bayi mungil yang mengalami proses keluar darah vagina?
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi akibat siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.
Normalnya, menstruasi mulai dialami anak sejak usia sekitar 10 hingga 17 tahun Namun seorang ibu di Guangzhou, Cina, mendapati fakta bahwa bayi perempuannya yang baru berusia 5 hari, mengeluarkan darah dari vaginanya. Khawatir terhadap kesehatan anaknya, sang ibu panik dan langsung membawa buah hatinya ke rumah sakit.
Ternyata yang dialami bayi tersebut adalah 'menstruasi palsu' atau dalam istilah medis disebut menstruasi neonatal. Sah-sah saja jika tidak semua orang tua mengetahui tentang menstruasi neonatal. Faktanya, kasus ini cukup jarang terjadi sehingga kerap luput dari sorotan. Berdasarkan penelitian, hanya lima persen bayi yang mengalami fenomena menstruasi neonatal.
Faktor Hormon
Neonatal Uterine Bleeding (NUB) atau menstruasi neonatal bisa terjadi karena pengaruh hormon dari ibu yang mengalir ke dalam tubuh bayi sejak berada dalam kandungan hingga dilahirkan. Selama kehamilan, terdapat lonjakan kadar hormon estrogen dalam tubuh ibu yang dapat merangsang rahim janin perempuan. Dalam rahim, estrogen ibu berdifusi melintasi plasenta ke dalam sirkulasi darah janin.
Namun setelah dilahirkan, kadar estrogen pada bayi akan menurun secara drastis. Hal inilah yang memicu adanya keputihan dan bisa disertai dengan munculnya noda darah.
Selain mengeluarkan bercak darah, tingginya paparan hormon dari ibu juga bisa menyebabkan payudara bayi perempuan terlihat lebih besar dari biasanya. Sementara itu, efek paparan hormon pada bayi laki-laki bisa berupa pembesaran kantung buah zakar.
Hanya Sementara
Dilansir situs Seattle Children's Organizations, pendarahan pada bayi perempuan dapat terjadi setiap saat dari hari ke-2 hingga ke-10 setelah dilahirkan. Akan tetapi fenomena ini biasanya tidak berlangsung lama.
Selama Si Kecil mengalami menstruasi neonatal, Moms hanya perlu membersihkan bagian luar vaginanya. Anda tidak perlu membersihkan kemaluan anak terlalu dalam. Jangan lupa, gunakan air hangat tanpa menggunakan sabun. Seperti halnya bagian dalam mulut, bagian dalam vagina bayi yang baru lahir juga sangat sensitif. Jadi, Anda perlu ekstra hati-hati kala membersihkannya.
Pada umumnya, darah pada menstruasi neonatal hanya keluar untuk waktu yang singkat, yaitu sekitar tiga hingga empat hari. Setelah berhenti, darah ini tidak akan muncul kembali. Jadi Moms, tidak perlu khawatir apabila Si Kecil mengalami menstruasi neonatal.
Di sisi lain, Moms perlu waspada apabila darah keluar untuk periode yang cukup lama. Anda juga perlu menaruh perhatian khusus jika vagina Si Kecil mengeluarkan bau yang tidak sedap atau berbeda dari biasanya. Segera berkonsultasi dengan dokter karena dikhawatirkan telah terjadi kelainan di susunan saraf pusat yang berfungsi mengatur kerja hormonal. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)