TOODLER

Wajarkah Jika Balita Suka Menyakiti Diri Sendiri?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menjaga emosi memang bukan pekerjaan yang mudah. Banyak hal di luar diri Anda yang mungkin membuat Anda tidak bisa mengontrol diri. Itu juga yang terjadi pada Si Kecil, Moms. Bisa jadi, saat keinginannya tidak terpenuhi, hal tersebut akan berujung pada amarahnya.

Nah, saat marah atau frustrasi, balita terkadang menunjukkannya dalam bentuk mengamuk dan bahkan menyakiti dirinya sendiri, misalnya dengan cara memukul kepalanya sendiri, membenturkannya ke dinding, menjambak rambutnya, atau juga memukul-mukul anggota tubuhnya. Sangat mengkhawatirkan, bukan?


Kenapa Balita Suka Menyakiti Diri Sendiri?

Sebagian besar balita yang sedang marah, emosi, atau mengalami tantrum akan memukul kepalanya, membenturkan pada dinding, bahkan menggigit anggota tubuhnya. Para Moms biasanya akan terkejut mendapati Si Kecil melakukan hal ini. Padahal, sebenarnya perilaku ini umum dilakukan anak-anak.

Saat emosional, Si Kecil terkadang masih bingung untuk mengungkapkan perasaannya, apalagi jika kosakatanya masih sangat terbatas, sehingga ia tidak mampu menyampaikan apa yang dirasakannya.

Bisa jadi ia menginginkan sesuatu, tapi Moms tidak paham apa yang ia inginkan. Nah, ketidakmampuan tersebut dapat membuat Si Kecil merasa semakin frustrasi. Akibatnya, ia akan memukul dirinya sendiri sebagai cara untuk mengungkapkan rasa kesal.

Penyebab lain balita suka menyakiti diri sendiri adalah saat ia merasa tidak nyaman atau bahkan merasakan sakit, contohnya saat anak terkena infeksi telinga. Telinganya yang terasa gatal dan sakit menyebabkan ia memukul telinga atau kepalanya tersebut.

Namun demikian, Moms perlu perhatikan juga seberapa sering Si Kecil melakukan tindakan menyakiti dirinya sendiri. Jika perilaku tersebut sering muncul tanpa penyebab jelas, dikhawatirkan anak mengalami gejala sindrom autisme.

Karena itu, penting buat Moms memerhatikan tingkah laku anak dan penyebab di balik tingkah lakunya tersebut. Bila perbuatan menyakiti diri sendiri ini sering dilakukan Si Kecil dan membuat Anda khawatir, segeralah konsultasikan masalah tersebut dengan dokter atau psikolog anak.


Menghadapi Balita yang Suka Menyakiti Diri Sendiri

Meskipun hal ini umum terjadi pada anak-anak, bukan berarti Anda membiarkannya begitu saja. Sebaliknya, Moms juga tidak perlu langsung panik. Normalnya, anak tidak akan mau menyakiti diri atau membenturkan kepalanya terlalu keras, sehingga malah mencederai dirinya.

Berikut ini beberapa solusi untuk menghadapi balita yang suka menyakiti diri sendiri.

1. Cari tahu pemicunya. Alih-alih langsung memarahi dan melarang Si Kecil melakukan hal ini, sebaiknya Moms mencari tahu lebih dulu apa pemicu tindakan anak tersebut. Bisa saja ia merasa lapar, mengantuk, lelah, sakit, menginginkan sesuatu, atau sekadar mencari perhatian.

2. Tenangkan anak dengan pelukan dan ucapan. Dekati anak dan hentikan gerakan tangannya yang memukul-mukul itu dengan lembut, lalu berikan ia pelukan dan ucapan yang bisa membuatnya merasa tenang dan nyaman. Anda juga bisa sambil membelai kepala atau punggungnya.

3. Tanyakan apa yang ia rasakan atau inginkan. Saat Si Kecil sudah mulai tenang, Moms bisa pelan-pelan menanyakan pada anak, apa yang ia rasakan atau ia inginkan. Walaupun sulit, cobalah untuk memahami apa yang dirasakan atau diinginkan Si Kecil.

4. Beri anak perhatian dan alihkan ia pada aktivitas yang bisa menenangkannya, misalnya mengusap-usap tubuh dan kepalanya, memasang musik yang lembut, atau menyenandungkannya sebuah lagu. (M&B/SW/Dok. Freepik)