TOODLER

Tips Menciptakan Tidur Berkualitas untuk Balita Anda


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Apakah Moms pernah memperhatikan kebiasaan Si Kecil saat tidur? Apakah tidurnya terlihat pulas atau justru gelisah? Saat anak terlihat gelisah ketika beristirahat, artinya ia tidak memiliki sesi tidur yang berkualitas, Moms. Padahal tidur yang berkualitas sangat penting lho, bagi tumbuh kembang Si Kecil.

Tahukah Moms? Tahap mimpi dalam tidur merupakan tahap penting bagi perkembangan otak, kecerdasan, keseimbangan emosional, mental, dan daya tahan tubuh anak. Di sisi lain, tahap deep sleep penting bagi hormon pertumbuhan anak.

Si Kecil memerlukan 'bantuan' hormon pertumbuhan guna menstimulasi proses biologis pada darah, organ, otot, dan tulang yang dibutuhkan untuk menambah tinggi badan. Hormon pertumbuhan ini dilepaskan oleh kelenjar hipofisis pada otak ke aliran darah dan dilepaskan sepanjang hari. Akan tetapi, periode pelepasan paling tinggi adalah saat tidur tak lama setelah anak terlelap.


Efek Tidur pada Hormon Pertumbuhan Anak

Penelitian oleh Takahashi pada 1968 menunjukkan bahwa waktu tidur malam yang ditunda dan tidur malam yang tidak nyenyak atau sering terbangun, dapat menghambat puncak pelepasan dari hormon pertumbuhan. Penelitian lainnya yang diterbitkan oleh jurnal Otolaryngology-Head and Neck Surgery pada 2010 menjelaskan bahwa anak yang mengalami kekurangan hormon pertumbuhan berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk dan tinggi badan yang lebih pendek.

Dengan kata lain, durasi tidur yang pendek atau disertai gangguan akan memengaruhi pelepasan hormon pertumbuhan. Apabila Si Kecil kurang mendapatkan waktu tidur yang berkualitas, ada kemungkinan pertumbuhannya tidak maksimal sehingga bisa jadi postur tubuhnya pendek, menyerupai anak yang mengalami stunting.

Oleh sebab itu, anak sebaiknya mendapatkan tidur malam yang cukup untuk memaksimalkan pelepasan hormon pertumbuhan yang mendukung proses penambahan tinggi badan anak. Jika satu malam saja anak tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik, mungkin tak akan menghambat pertumbuhan. Namun jika kondisi ini terjadi secara berulang, tentunya pertumbuhan anak berisiko terganggu.

Last but not least, anak tidak cukup tidur juga akan memengaruhi perilakunya. "Biasanya, anak yang tidak mendapatkan tidur yang berkualitas akan bersikap layaknya anak hiperaktif. Ia tidak akan bisa berkonsentrasi melakukan hal-hal tertentu untuk durasi yang lama. Saat bermain, mungkin ia akan mudah bosan dan cepat berpindah dari satu permainan ke permainan lain. Sebagian orang tua menganggap anak tersebut menjadi cranky atau mudah kesal karena kurang tidur, tapi sesungguhnya sikap hiperaktif yang terlihat," jelas dr. Andreas Prasadja, RPSGT, dari Sleep Disorder Clinic, Rumah Sakit Mitra Kemayoran, saat M&B InstaLive dan FBLive beberapa waktu lalu dengan tema "Mengatasi Masalah Tidur pada Bayi dan Balita".

Durasi Tidur

Lantas berapa lama durasi tidur yang ideal bagi Si Kecil? Hal ini bergantung kepada usia anak Anda, Moms. Berikut ini panduannya:

• Bayi usia 0-3 bulan membutuhkan durasi tidur sekitar 14-17 jam.

• Bayi usia 4-11 bulan membutuhkan durasi tidur sekitar 12-15 jam.

• Anak usia 1-2 tahun membutuhkan durasi tidur sekitar 11-14 jam.

• Anak usia 3-5 tahun membutuhkan durasi tidur sekitar 10-13 jam.

• Anak usia 6-13 tahun membutuhkan durasi tidur sekitar 8-10 jam.


Menciptakan Tidur Berkulitas

Pada balita, biasanya masalah yang dihadapi adalah anak 'menolak' untuk tidur karena sudah mengenal bermain, gadget, televisi, dan faktor-faktor pengganggu lainnya. Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mendapatkan tidur berkualitas bagi Si Kecil, antara lain:

1. Pastikan fungsi kamar benar-benar untuk tidur dan beristirahat. Jangan biasakan Si Kecil bermain di kamar. Sangat disarankan, Moms tidak menaruh terlalu banyak mainan di kamar. Jika memang Si Kecil ingin membawa mainan untuk tidur, biarkan ia membawa hanya satu mainan atau boneka kesayangannya. "Biasakan anak memiliki lingkungan tidur dan aktivitas yang berbeda," tegas dokter Andreas.

2. Seperti halnya mainan, sebaiknya Anda juga tidak menaruh televisi di kamar. Jangan biasakan anak menonton televisi menjelang waktu tidur.

3. Pengaturan cahaya. Untuk bayi dan balita usahakan cahaya lampu temaram. Jika tidur dalam kondisi gelap gulita tentunya akan menyulitkan Moms apabila perlu menyusui atau mengganti popok. "Perlu diketahui, hormon melatonin atau hormon tidur hanya akan diproduksi saat suasana gelap" ujar dr. Andreas.

4. Pada bayi, Moms perlu membiasakan untuk mengatur periode tidurnya sejak dini. "Bukan hanya mengatur waktu tidur, tapi juga membiasakan anak tidur mandiri dengan pengaturan lampu tertentu," kata dr. Andreas.

Yuk Moms, mulai ciptakan lingkungan yang tepat agar Si Kecil bisa mendapatkan tidur berkualitas yang cukup. Dengan begitu, tumbuh kembangnya akan maksimal. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)