Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sejatinya, memberi mencari uang dan memberi nafkah adalah kewajiban para Dads. Namun tak dapat dipungkiri, saat ini tak sedikit Moms yang memilih untuk bekerja dan terkadang penghasilannya bahkan lebih besar dari pasangan mereka.
Sebagian pasangan mungkin menganggap kondisi semacam ini sebagai hal biasa. Akan tetapi bagi sebagian lagi, penghasilan istri yang lebih besar berpotensi menimbulkan masalah.
Adanya kesetaraan gender dan emansipasi wanita memungkinkan para Moms untuk berkarier dan bekerja di luar rumah. Namun peran suami sebagai pencari nafkah utama tidak bisa disingkirkan. Stigma suami harus memiliki pendapatan lebih besar dari istri pun masih bertahan.
Menurut survei World Value, ketika istri memiliki pendapatan yang lebih besar dari suami, hal ini akan menimbulkan beberapa masalah, seperti kurang bahagia, lebih sering terjadi perselisihan dalam pernikahan, dan pada akhirnya lebih memilih untuk bercerai.
Dalam Buletin Psikologi Kepribadian dan Sosial, para peneliti mengatakan bahwa tren yang berkembang bagi perempuan untuk menjadi pencari nafkah utama menantang peran tradisional laki-laki sebagai penyedia ekonomi dan menempatkan mereka di bawah tekanan psikologis.
Meski rentan terjadi konflik, bukan berarti tidak bisa diatasi. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan guna menghindari terjadinya masalah dalam kehidupan berumah tangga. Yuk Moms baca tips berikut ini untuk menghadapi situasi ketika penghasilan istri lebih besar ketimbang suami.
Support
Sebagai kepala keluarga, suami tetap harus dihormati. Seorang istri yang memiliki gaji besar bukan berarti mengganti posisi suami sebagai pemimpin keluarganya. Jadi Moms, tetaplah menghormati pasangan Anda, menghargai, dan mendukung apa pun yang sudah diusahakan suami.
Saling Menghargai
Tetap hargai suami walaupun penghasilan Anda lebih besar. Perubahan sikap Anda menjadi yang terkesan lebih 'sombong', dapat membuat suami rendah diri dan merasa gagal sebagai kepala rumah tangga. Hindari melakukan hal-hal yang membuatnya merasa disepelekan terutama soal keuangan.
Diskusikan Pengaturan Keuangan
Walau penghasilan Anda lebih besar, bukan berarti suami lepas tangan dalam pengaturan keuangan keluarga. Posisikan dirinya setara dengan Anda, biarkan tidak ada perbedaan dalam pernikahan Anda. Pada dasarnya memang suami memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, tak ada salahnya Anda juga berpartisipasi dalam keuangan keluarga jika memang memiliki penghasilan sendiri.
Komunikasi
Komunikasi merupakan kunci penting dalam sebuah hubungan. Bicarakan secara detail dan spesifik apa saja yang mengganggunya jika penghasilan Anda lebih tinggi. Ini dapat membantu untuk mencari solusi yang lebih baik. Hindari membandingkan penghasilan Anda.
Jangan Ubah Sikap
Besarnya penghasilan terkadang memengaruhi sikap Anda, dan hal ini berperan besar dalam keharmonisan hubungan pasangan. Terkadang ada istri yang menuntut suami bisa memberi pemasukan yang lebih tinggi lagi dari penghasilannya. Bahkan tanpa disadari, wanita yang lebih sukses dari pasangannya merasa lebih berkuasa. Untuk menghindarinya, hapuskan stigma-stigma tersebut dari pikiran Anda. Dengan demikian kesenjangan penghasilan tidak akan memengaruhi kedudukan suami sebagai kepala keluarga. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)