Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Jika Anda memiliki keterbatasan waktu untuk menjalin komunikasi dengan Si Kecil, sebaiknya hati-hati. Sejumlah kasus anak yang terlambat bicara terjadi akibat anak jarang atau bahkan tidak diajak bicara oleh orangtuanya.
Hasil data survei dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh-Kembang Pediatri Sosial, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di 7 RS Pendidikan di Indonesia (Surabaya, Jakarta, Bandung, Palembang, Denpasar, Padang, dan Makassar) pada 2007 menunjukkan bahwa hal ini perlu diwaspadai, karena gangguan bicara-bahasa merupakan salah satu gangguan perkembangan yang paling dominan di antara berbagai jenis gangguan perkembangan anak lainnya dengan angka kejadian rata-rata sebesar 21 persen.
Sering kali anak 'divonis' terlambat bicara saat sudah lewat usia 2 tahun. Padahal, menurut Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K), Ketua Divisi Tumbuh-Kembang RSUD Dr. Soetomo/FK-UNAIR Surabaya, perjalanan tumbuh-kembang anak sulit diprediksi hasil akhirnya dan masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda. " Kita berlomba dengan waktu, mengingat pada usia 2 tahun perkembangan otak anak sudah mencapai 80 persen, dan pada usia 6 tahun sudah mencapai 95 persen," ujarnya dalam acara Media Edukasi kerja sama UKK Tumbuh-Kembang IDAI dengan Kalbe Nutritionals-Morinaga pada hari ini (13/12).
Kegiatan deteksi dini oleh para orangtua sangat disarankan untuk mengantisipasi gangguan bicara-bahasa anak. Menurut Dr. Ahmad, peran input dalam hal ini pengasuh anak sehari-hari sangat penting. Idealnya, para orangtua memiliki kesempatan lebih banyak untuk menemani anak-anak bermain sambil menjalin komunikasi verbal yang akan membuat kosakata Sang Anak menjadi 'kaya' di memori otaknya.
Sekadar menyapa anak, menyebut kata-kata tunggal yang non-spesifik untuk anak usia 1 tahun, dan kata-kata tunggal yang spesifik untuk anak usia 1,5 tahun diketahui dapat melatih kemampuan bicara-bahasa anak. Jika orangtua terpaksa meninggalkan anak dengan pengasuhnya, maka orangtua juga harus membekali pengasuh untuk selalu menjalin komunikasi verbal. Anak-anak yang dibiarkan bermain sendiri, menonton televisi, ataupun lebih banyak tidur berisiko mengalami gangguan bicara-bahasa ini. (Dian/Dok. M&B)