Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Apakah anak Anda pelupa, Moms? Ya, ia bahkan sulit untuk mengingat barang-barang yang harus ia bawa ke sekolah. Misalnya, ia harus membawa kanvas dan cat untuk pelajaran melukis di sekolah, namun jika tidak diingatkan, Si Kecil pasti lupa membawa itu semua.
"Kok bisa ya, masih kecil tetapi sudah pelupa?"
Potongan kalimat di atas mungkin sering mengisi benak Anda, saking herannya kenapa anak balita bisa pelupa. Padahal, anak pelupa ini juga bisa disebabkan oleh sikap orang tua yang selalu menyediakan semuanya untuk anak lho, Moms.
Biarkan Anak Belajar Mengingat
Mengutip Metro Kids, "Orang tua biasanya mengingat semua hal untuk anaknya sebelum usia Si Kecil mencapai tujuh tahun. Setelah itu, orang tua berasumsi anaknya sudah bisa meningkatkan tanggung jawabnya," tulis Stephen W. Garber, PhD, dalam bukunya Good Behavior. Padahal, orang tua sebaiknya tidak berasumsi anaknya bisa mendadak teratur, terjadwal, dan penuh tanggung jawab ketika usianya 7 tahun.
Untuk itu, anak butuh panduan dari orang tua dalam memiliki strategi ampuh untuk mengingat dengan baik. Beberapa strategi yang perlu dikuasai anak untuk meningkatkan daya ingatnya adalah:
1. Belajar Teratur
Anak yang teratur biasanya lebih jarang lupa meletakkan benda-benda miliknya. Untuk itu, belikan Si Kecil sebuah kalendar yang bisa ia tuliskan jadwal hariannya, kemudian biasakan anak untuk menulis jadwal dan kebutuhannya setiap hari. Misalnya, setiap hari kamis ia harus les melukis, maka ia harus menyiapkan kebutuhan melukisnya dan membawanya sendiri ke tempat les.
2. Belajar Mengingat
Biarkan anak Anda membuat 'strategi mengingat' dengan gayanya sendiri. Sebagai contoh, jika anak Anda sering lupa membawa sesuatu ke sekolah atau tempat les, maka dia menyiapkan kertas yang ditempel di pintu, yang berisi pesan untuk membawa hal-hal yang ia butuhkan.
"Seorang anak akan merasa lebih bisa mengendalikan hidupnya ketika ia memiliki daftar kegiatannya sendiri," ujar William Sears, MD, dan Martha Sears, RN, penulis buku The Succesful Child. Daftar kegiatan yang dimaksud bisa sesederhana kertas untuk menulis daftar pekerjaan rumah, atau bisa lebih lengkap lagi seperti membuat buku daftar kegiatan harian.
3. Belajar Konsekuensi
Tidak hanya anak, orang tua pun perlu mempelajari konsekuensi yang diterima jika terus-menerus membantu mengingat kebutuhan anak. Biarkan saja anak Anda menerima konsekuensi yang ia dapat jika melupakan sesuatu yang penting.
Ini mungkin berat juga bagi orang tua, karena naluri Anda pasti sangat ingin membantu anak mengingat sesuatu yang jika dilupakan akan membuat anak ada dalam masalah. Namun percayalah, Moms, jika Anda terus-menerus membantu Si Kecil, ia akan tumbuh menjadi sosok yang pelupa dan kesulitan mengatur keperluannya sendiri. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)