BUMP TO BIRTH

Waspadai 5 Hal Ini untuk Cegah Kematian Ibu Melahirkan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu Melahirkan dari tahun ke tahun terus meningkat. Penelitian World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kematian ibu melahirkan adalah penyebab terbesar ke-3 dari kematian wanita selain HIV/AIDS dan aborsi yang tidak aman.

Ada beberapa hal yang meningkatkan angka kematian ibu. Menurut dr. Agung Witjaksono, SpOG, dari Kemang Medical Care, ada 3 penyebab utama yang memicu kematian pada ibu melahirkan. "Hal tersebut adalah perdarahan, hipertensi, dan infeksi."

Nah, untuk menghindari hal tersebut, sejak hamil Anda dapat mencegahnya dengan beberapa cara di bawah ini.


1. Perdarahan

Inilah penyebab nomor 1 yang memicu kematian saat melahirkan. Para peneliti dari Columbia University mengatakan jika perdarahan terjadi saat melahirkan, dapat diatasi dengan transfusi darah, pemberian oxytocics, atau obat untuk menghentikan perdarahan.

Bagaimana pencegahan perdarahan selama kehamilan? Dr. Pamela Dyne, M.D., dari University of California mengatakan bahwa cara terbaik untuk menghindari terjadinya perdarahan selama kehamilan adalah mengontrol faktor-faktor pencetusnya.


2. Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah keadaan tekanan darah yang mengalami peningkatan selama kehamilan. The Committee on Terminology of the American College of Obstetrics and Gynecology menyebutkan bahwa seorang ibu memiliki hipertensi bila tekanan darahnya di atas 140/90 mmHG.

Pada ibu hamil, ada klasifikasi khusus, yaitu hipertensi kronik dan hipertensi gestasional. Hipertensi ini jika semakin parah akan menjadi pre-eklampsia dan eklampsia yang penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. 


3. Sepsis Maternal

Infeksi yang lebih parah pada ibu hamil akan meningkat menjadi sepsis maternal atau sepsis pueperalis. Menurut jurnal yang ditulis oleh Dr. dr. Sofie Rifayani Krisnadi, Sp.OG(K), hal ini disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme, seperti streptococci atau group A streptococus (GAS) yang masuk pada tubuh melalui kulit lalu menyebar ke rahim lewat aliran darah.


4. Anemia

Ini adalah kondisi di mana Anda kekurangan darah karena jumlah sel darah merah dan kandungan hemoglobin di dalam darah berkurang. Hati-hati jika Anda mudah letih atau lesu setelah berkegiatan, napas pendek, kerap pusing, tidak nafsu makan, dan wajah terlihat pucat.

Kekurangan darah juga dapat menjadi pemicu kematian saat melahirkan. Dr. Agung mengatakan ibu hamil dapat terkena anemia karena defisiensi zat besi atau kurangnya zat besi di dalam tubuhnya. Untuk mencegahnya, Anda dapat memerhatikan asupan zat besi yang banyak terkandung dalam makanan, seperti daging, kacang-kacangan, dan daun katuk.


5. Infeksi

Data SDKI pada 2013 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 11 persen disebabkan oleh infeksi. Menurut dr. Agung, infeksi yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah infeksi saluran kemih. Hepatitis, malaria, abses payudara, dan pneumonia juga kerap ditemukan pada ibu hamil.

Selain itu, ada pula infeksi sistem genitourinari yang berhubungan langsung dengan persalinan dan nifas, seperti endometriosis, miometritis, salpingitis, hingga parametritis. (M&B/Tiffany/SW/Dok. Freepik)