FAMILY & LIFESTYLE

Yang Harus Dipertimbangkan saat Mengadopsi Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setiap orang tua menginginkan kehadiran buah hati. Namun bagi sebagian Moms dan Dads, keinginan tersebut sulit untuk terwujud. Adopsi pun menjadi cara alternatif untuk mendapatkan anak.

Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, kegiatan mengadopsi sesungguhnya sudah cukup sering dilakukan di Indonesia. Akan tetapi banyak orang tua yang ekstra hati-hati saat memutuskan untuk mengangkat anak karena beberapa pertimbangan.

Mereka cenderung memilih anak adopsi dari suku dan ras yang sama (atau setidaknya memiliki kesamaan bentuk fisik secara umum) agar tidak banyak pertanyaan di kemudian hari. Berbeda dengan di negara Barat, mereka tidak ragu mengadopsi anak tanpa memandang ras dan suku, serta secara dini menjelaskan kepada sang anak bahwa ia adalah anak adopsi.

Terlepas dari memilih anak yang tepat, faktanya Anda dan pasangan memang harus memikirkan banyak hal sebelum melakukan tindakan adopsi. Berikut adalah beberapa hal penting yang Moms dan Dads perlu perhatikan ketika mengangkat anak.


1. Siapkan Mental

Mengadopsi anak mungkin masih belum menjadi hal yang lumrah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, nantinya akan muncul mulut-mulut usil yang kerap membicarakan mengenai keputusan Anda untuk mengadopsi. Bukan tidak mungkin, Si Kecil yang menjadi anggota baru keluarga Anda juga ikut dipergunjingkan.

Situasi seperti ini memang bisa mengganggu ketenangan kehidupan Anda. Akan tetapi sebaiknya Moms dan Dads tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Alih-alih mengurusi mulut-mulut nakal, lebih baik Anda dan pasangan fokus menjalankan tugas sebagai orang tua dan memikirkan cara agar anak adopsi Anda juga tidak terpengaruh omongan orang.


2. Pertimbangan Matang

Sebelum memutuskan untuk mengadopsi anak, pastikan Anda dan pasangan telah siap secara fisik, mental, dan tentunya finansial. Mengurus anak tentunya bukan perkara mudah dan terkadang bisa menguras tenaga serta mental. Bukan tidak mungkin, Anda dan pasangan juga harus mulai mengubah gaya hidup. Seperti membesarkan anak pada umumnya, Anda juga perlu menyediakan sandang, pangan, dan tentu saja biaya sekolah bagi anak angkat Anda kelak.


3. Pertimbangkan Konseling

Peran orang tua tidak bisa dianggap enteng, apalagi orang tua angkat. Oleh sebab itu, sangat disarankan bagi Moms dan Dads untuk mengikuti sesi konseling dengan psikolog sebelum memutuskan untuk mengadopsi anak. Dengan demikian, Anda dan pasangan akan benar-benar siap menjadi orang tua angkat yang mampu menerima, mengasuh, dan mengasihi sang anak dengan baik.


4. Skrining Kesehatan

Melakukan skrining kesehatan anak yang akan diadopsi juga perlu lho, Moms. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi apakah Si Kecil mengidap penyakit serius dan menular, seperti HIV AIDS atau thallasemia. Apabila anak yang akan diadopsi ternyata mengidap penyakit serius, Anda tentu harusnya harus mempersiapkan dana ekstra untuk pengobatannya. Selain itu, jika ia memiliki penyakit yang berpotensi menular, tentunya Moms dan Dads juga harus memikirkan bagaimana mencegah agar penyakit tersebut tidak berpindah kepada anggota keluarga lain.


5. Jangan Berharap Balas Budi

Mengadopsi anak bukan berarti Anda 'menyelamatkan' anak tersebut dari kehidupan di panti asuhan atau kemiskinan. Anda mengadopsi karena memang menginginkan anak untuk disayangi dengan sepenuh hati. Jadi jangan sampai di kemudian hari, Anda meminta balas budi kepada anak adopsi Anda karena telah diurus dan dibesarkan.


Prosedur yang harus Diikuti

Jika ingin mengadopsi anak secara resmi, Anda tentunya harus mengikuti prosedur berikut ini:

• Mengajukan surat permohonan ke pengadilan di wilayah tempat tinggal calon anak angkat dengan melampirkan seluruh persyaratan. Ada beberapa yayasan yang ditunjuk pemerintah untuk melayani proses adopsi, antara lain Yayasan Sayap Ibu di Jakarta dan Yayasan Matahari Terbit di Surabaya.

• Petugas dari Dinas Sosial akan melakukan kunjungan ke rumah dan memeriksa kondisi ekonomi dan sosial calon keluarga angkat. Selain itu, kondisi kejiwaan anggota keluarga juga akan dievaluasi.

• Jika dinilai layak, calon orang tua dan anak angkat akan diberi waktu untuk saling mengenal dan berinteraksi. Pengadilan akan memberikan izin kepada keluarga untuk membawa anak tinggal bersama selama 6-12 bulan. Sementara itu, Dinas Sosial akan mengeluarkan surat izin pengasuhan sementara dan melakukan pengawasan serta bimbingan selama waktu tersebut.

• Calon orang tua angkat akan menjalani persidangan dengan menghadirkan setidaknya dua saksi.

• Penetapan keputusan apakah permohonan disetujui atau tidak. Bisa disetujui, akan dikeluarkan surat ketetapan dari pengadilan yang berkekuatan hukum. Jika tidak disetujui, anak akan dikembalikan ke lembaga pengasuhan anak.

• Orang tua angkat perlu melaporkan salinan penetapan pengadilan tersebut ke Kementerian Sosial, Dinas Kependudukan, dan Pencatatan Sipil. Secara keseluruhan, proses adopsi resmi bisa memakan waktu tiga hingga empat bulan. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)