Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, apakah Anda pernah mendapat kiriman foto seorang anak dengan jempol kaki dan tangan diwarnai menggunakan spidol berwarna biru? Gambar tersebut disertai tagar #sujok atau #terapi warna.
Dalam foto tersebut, terdapat narasi yang menyebutkan bahwa anak itu mengalami demam. Alih-alih membawa si anak ke dokter atau memberinya obat penurun panas, sang orang tua justru mewarnai jempol dan kaki anak tersebut menggunakan spidol berwarna biru. Menurut penuturannya, demam anaknya langsung turun hanya dalam waktu 15 menit.
Mungkin Moms penasaran, metode apa yang digunakan orang tua anak itu? Namanya sujok yang konon merupakan pengobatan alternatif dari Korea Selatan. Kata 'su' bisa diartikan sebagai telapak tangan, sedangkan 'jok' adalah telapak kaki.
Apa Itu Terapi Sujok?
Terapi sujok diperkenalkan oleh seorang profesor bernama Park Jae-Woo pada 1984, dan sejak saat itu berkembang ke seluruh penjuru dunia. Sujok merupakan salah satu metode sederhana dalam pengobatan dan menjaga kesehatan. Metode ini menggunakan telapak tangan dan kaki dalam teknik pengobatannya karena kedua anggota tubuh tersebut adalah bagian yang selalu berinteraksi dengan sekitar kita. Selain itu, aliran energi tubuh dari dan ke semua bagian tubuh lainnya juga selalu melewati telapak tangan maupun kaki.
Ketika tubuh seseorang sakit, maka telapak tangan dan kakilah yang mengirimkan sinyal elektromagnetik ke seluruh bagian tubuh berupa titip nyeri. Saat titik nyeri tersebut dirangsang dengan sentuhan, tekanan, pijatan, ketukan, suhu panas atau dingin, magnet, warna, dan lain sebagainya, maka akan terjadi aliran energi listrik kesembuhan ke tempat atau bagian tubuh yang sakit. Dengan begitu, orang tersebut akan kembali sehat.
Dalam foto yang sempat viral tersebut, terapi sujok diterapkan dengan menggunakan warna. Diyakini, warna memiliki gelombang tertentu yang diterima tubuh melalui jalur energi. Dengan memberi warna tertentu, maka tubuh akan menerima energi sesuai warna yang digunakan.
Untuk terapi sujok, digunakan beberapa warna, yaitu merah, hijau, biru, oranye, dan kuning. Masing-masing warna punya fungsi yang berbeda. Warna merah digunakan untuk merangsang aliran energi ke dalam tubuh. Biru untuk mendinginkan suhu tubuh, sedangkan hijau untuk peradangan. Kuning untuk bagian tubuh yang merasa nyeri, dan oranye untuk menggerakkan.
Terkait gambar yang viral, warna biru tua digunakan untuk menurunkan demam yang dialami anak. Dengan mewarnai keempat jempol dengan warna biru tua, diharapkan anak mendapat cukup aliran energi ke kepala dari ibu jari.
"Warna memiliki gelombang tertentu yang diterima tubuh melalui jalur energi. Dengan memberi warna tertentu, maka tubuh akan menerima energi yang digunakan sebagai bentuk terapi di bagian yang sakit," ujar Fajar, yang merupakan ayah dari anak dalam foto viral tersebut.
Fajar mengaku kasihan jika anaknya harus meminum obat sehingga memilih jalur pengobatan alternatif. "Soalnya saya tidak tega anak saya masih kecil (1 tahun 8 bulan) kalau dikasih obat-obatan terus saat sakit," jelas Fajar.
Terapi sujok bisa dipelajari. Bahkan saat ini, Anda dapat dengan mudah mencari informasi dan jadwal seminar tentang sujok melalui internet.
Penelitian Sujok
Meski cukup banyak yang mengklaim kesuksesan teknik terapi sujok, tapi Moms perlu tahu bahwa belum ada penelitian resmi secara medis soal metode ini. Persentase tingkat keberhasilannya juga belum diketahui secara pasti karena tidak ada data yang benar-benar sahih.
Sementara itu, Fajar yang notabene sudah mempraktekkan terapi sujok selama beberapa bulan juga mengaku dirinya tidak anti obat dari dokter. Akan tetapi ia mengakui, baru akan memberikan obat dokter apabila terapi sujok tidak memberikan hasil positif.
So Moms, Anda tentunya bisa bersikap bijaksana dalam menentukan pengobatan yang paling baik bagi Si Kecil yang sedang sakit. Sangat disarankan bagi Anda untuk memilih pengobatan yang sudah terbukti khasiatnya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)