FAMILY & LIFESTYLE

Sesuaikan Nutrisi dengan Gen Anda melalui Nutrigenomik


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Nutrigenomik! Anda pernah mendengar istilah tersebut? Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari respon gen terhadap makanan yang Anda konsumsi.

Tujuan dari nutrigenomik adalah untuk mengetahui secara dini perubahan apa yang akan terjadi setelah makanan itu masuk ke dalam tubuh. Nutrigenomik juga seringkali dikaitkan dengan kemunculan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh makanan.


Kebutuhan Gizi Berdasarkan Gen

Pada 2001, ilmuwan yang melakukan Human Genome Project menyatakan bahwa gen manusia telah berhasil dipetakan sehingga dapat diketahui interaksi antara gen dengan makanan dan lingkungan, serta interaksi gen yang berhubungan dengan berbagai penyakit kronis. Nutrigenomik dianggap sebagai kebutuhan zat gizi setiap individu berdasarkan gen yang dimilikinya.

Berikut adalah lima prinsip yang melandasi ilmu ini, yaitu:

1. Zat makanan berpengaruh terhadap gen manusia. Pengaruhnya tersebut bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

2. Pada kondisi tertentu, diet atau zat makanan yang dimakan adalah faktor risiko penyebab timbulnya suatu penyakit.

3. Zat gizi yang terdapat pada makanan mempunyai pengaruh besar untuk membuat tubuh sehat atau sakit. Hal ini tergantung dengan susunan genetik masing-masing invidu.

4. Beberapa gen dalam tubuh, yang jumlah serta strukturnya diatur dan dipengaruhi oleh diet, dapat memengaruhi tingkat keparahan suatu penyakit kronis.

5. Konsumsi makanan yang didasarkan dari kebutuhan masing-masing individu ternyata dapat digunakan untuk mencegah, mengatasi, serta menyembuhkan berbagai penyakit kronis.

Anda tentu sudah mengetahui bahwa setiap orang memiliki susunan gen yang berbeda-beda. Satu orang dengan yang lain, setidaknya memiliki perbedaan gen sebesar 0,1 persen. Dalam nutrigenomik, makanan yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai sinyal yang dapat memengaruhi aktivitas gen pada tubuh. Selain itu, makanan juga diketahui bisa mengubah struktur gen sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh jika gen berubah.


Hubungan Gen dan Makanan pada Metabolisme Lemak

Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa terdapat hubungan dan interaksi antara zat gizi dengan gen saat melakukan metabolisme lemak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki gen tertentu (gen alel APOA1*A), punya kadar kolesterol jahat (LDL) lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki gen lain (gen alel APOA1*G) setelah mengonsumsi makanan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal, seperti alpukat, minyak kanola, minyak zaitun, dan beberapa kacang-kacangan.

Pada awalnya, kadar LDL pada orang yang memiliki gen alel APOA1*A hanya 12 persen. Setelah mengonsumsi sumber makanan tersebut, kadar LDL-nya meningkat menjadi 22 persen. Peningkatan kadar LDL pada tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti, diabete melitus tipe 2, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung lainnya. Penelitian lain juga membuktikan bahwa dengan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda, seperti minyak ikan, kacang kedelai, dan minyak kelapa, pada individu dengan gen tertentu dapat menurunkan tingkat kolesterol baik (HDL) dalam tubuh, sedangkan pada individu lainnya malah meningkatkan kadar HDL.


Hubungan Makanan dan Gen pada Penderita DM Tipe 2

Selain pada metabolisme lemak, hubungan makanan dan gen juga terlihat pada penderita diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Belanda, seorang anak yang lahir dengan kondisi 'kelaparan' dan ditandai dengan berat badan lahir rendah, cenderung mempunyai kadar gula darah post-pandrial (kadar glukosa setelah makan) yang lebih tinggi.

Penelitian lain di India juga menunjukkan hal yang sama yaitu, bayi dengan indeks massa tubuh di bawah normal pada dua tahun pertama kehidupannya akan memiliki risiko tinggi terkena diabetes. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan gizi buruk pada kehamilan dan pada masa awal kehidupan dapat menimbulkan pengaruh buruk pada metabolisme karbohidrat dan gula darah, yang akan berakibat munculnya penyakit diabetes melitus tipe 2.

Perlu diketahui, nutrigenomik sesungguhnya masih menjadi kontroversi dalam bidang medis karena melibatkan gen masing-masing individu. Ilmu ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Di sisi lain, nutrigenomik bisa menjadi terobosan baru yang dapat membantu serta mengatasi berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes melitus. Moms, juga bisa lho, melakukan tes nutrigenomik, salah satunya di Prodia. Hasil tes ini bisa menentukan diet serta olahraga terbaik yang sesuai dengan gen Anda. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)