Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengajarkan anak untuk berbagi merupakan salah satu hal positif yang harus Anda terapkan sejak dini. Tujuannya, tentu saja agar Si Kecil belajar rasa peduli terhadap yang lain. Orang tua seringkali mengajarkan pada anak mereka pentingnya berbagi dengan yang lain, karena hal itu merupakan suatu kebaikan. Dan hal ini memang perlu diajarkan pada Si Kecil sejak dini, Moms.
Meskipun begitu, untuk menumbuhkan sikap berbagi tersebut, Moms juga perlu bersabar dan menunggu hingga Si Kecil siap secara mental dan emosional. Karena itu, Anda tidak perlu memaksanya agar balita Anda langsung mau berbagi dengan temannya.
Anak batita (di bawah 3 tahun) belum bisa sepenuhnya memahami makna berbagi dan empati, dibandingkan misalnya dengan anak usia 4-5 tahun. Ada beberapa alasan di balik ini, Moms.
1. Pembentukan Diri
Di usia tersebut, balita masih dalam tahap pembentukan dirinya. Ia masih merasa sebagai seorang individu dan semua yang ada di sekitarnya terpusat pada dirinya. Jill Ceder, psikoterapis anak dan keluarga di New York, AS, mengatakan bahwa selama tahun-tahun awal pembentukan dirinya, anak belajar bagaimana memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep berbagi, meminjamkan, dan meminjam masih menjadi hal yang terlalu sulit untuk dipahaminya. "Balita belum mengembangkan empati dan tidak bisa melihat sesuatu dari sudut pandang anak lain," ujarnya.
2. Kontrol Impuls
Batita juga belum memiliki kontrol akan impulsivitasnya. Ini artinya, jika Si Kecil menginginkan sesuatu sekarang, ya ia harus dapatkan sekarang juga. Jika ia tidak mau berbagi, ya ia tidak akan mau berbagi. Jika ia ingin melakukan sesuatu, ia akan melakukannya, termasuk ketika ia melempar mainan atau berguling-guling di mal karena minta dibelikan mainan.
Di usia ini juga ia mungkin akan sering memukul dan menggigit atau menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan konflik. Hal ini karena ia belum mengerti perbedaan tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
3. Belum Paham Arti Berbagi
Meskipun anak di bawah usia 3 tahun sudah diajari untuk berbagi, ia belum sepenuhnya paham apa itu arti berbagi. Karena itu, mungkin Moms akan melihat ada sebagian batita yang mau berbagi dengan anak yang lain, tapi ada juga yang ogah melakukan hal tersebut.
Anna Surti Ariani M.Psi., psikolog anak dan keluarga, mengatakan bahwa anak usia 2-3 tahun memang belum paham benar mengenai konsep berbagi. Bisa dikatakan bahwa pada anak usia tersebut, tahap perkembangan anak belum mencapai konsep tersebut. Karenanya, ketika Si Kecil tidak mau berbagi, itu adalah hal yang normal.
4. Belajar Mengembangkan Kemandirian
Menurut Dr. Laura Markham, psikolog klinis dan penulis buku Peacefull Parent, Happy Kids Workbook, memaksa anak berbagi akan menunjukkan bahwa Si Kecil tidak punya otoritas dan berhak mengatur dirinya sendiri. Padahal, di usia ini, Si Kecil justru sedang belajar untuk mengembangkan kemandirian.
Dengan memaksanya buat berbagi, anak akhirnya akan berpikir bahwa ia tidak punya wewenang, dan hanya orang tuanya yang punya. Tentunya ini bukan pesan yang Anda ingin Si Kecil tangkap kan, Moms.
5. Rentan Tantrum
Walaupun sudah lancar berbicara dan berkomunikasi, anak di usia ini masih dalam kondisi belum bisa menyampaikan apa yang dirasakan. Karena itu, Moms mungkin pernah mengalami, saat Si Kecil diminta berbagi, ia justru malahan menangis kencang atau tantrum? Menurut Jill Ceder, hal ini sekali lagi bukan karena ia tidak bisa berbagi. Ia menyebut bahwa memaksanya untuk berbagi justru tidak mengajarkan keterampilan sosial. Bahkan paksaan tersebut akan mengirimkan pesan yang salah dan bisa menyebabkan ia mengamuk atau tantrum.
Karena itu, hal terpenting ketika orang tua mau melatih anak untuk berbagi, misalnya berbagi mainan, jangan pernah memaksa karena keinginan berbagi memang baiknya muncul dari diri sendiri. Kepekaan orang tua amat penting untuk melihat bahwa secara tidak langsung anak sudah mau berbagi, Moms. (M&B/SW/Dok. Freepik)