Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Hepatitis! Mendengar kata ini saja, para Moms sudah langsung khawatir. Maklum, hepatitis termasuk salah satu jenis penyakit menular yang berbahaya.
Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. Hepatitis pada umumnya disebabkan oleh virus, meski tak menutup kemungkinan dipicu kondisi lain seperti kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, penyakit auto-imun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.
Hepatitis dapat menganggu berbagai fungsi tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam sistem metabolisme, seperti:
⢠Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.
⢠Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
⢠Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
⢠Mengaktifkan berbagai enzim.
⢠Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol, hormon, dan obat-obatan.
⢠Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
⢠Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dam mineral.
Moms perlu tahu, hepatitis yang terjadi pada seseorang bisa bersifat akut maupun kronis. Penderita hepatitis akut dapat memberikan beragam manifesti dan perjalanan penyakit, mulai dari tidak bergejala, bergejala, dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati.
Apabila berkembang menjadi hepatitis kronis dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.
Jenis dan Penyebab
Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan infeksi virus adalah sebagai berikut:
1. Hepatitis A
Penyakit ini disebabkan virus hepatitis A (HAV), biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A dan mengandung virus hepatitis A.
2. Hepatitis B
Penyakit ini disebabkan virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B, berupa darah, cairan vagina, dan air mani. Oleh sebab itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dalam menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
3. Hepatitis C
Penyakit ini disebabkan virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan juga melalui cairan tubuh.
4. Hepatitis D
Penyakit yang disebabkan virus hepatitis D (HDV). Jenis penyakit ini jarang terjadi, tapi bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
5. Hepatitis E
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
Hepatitis pada Anak
Dari kelima jenis hepatitis tersebut, adalah hepatitis A, B, dan C yang paling sering dialami anak-anak. Kebanyakan anak-anak yang mengalami hepatitis tidak menunjukkan tanda penyakit.
Namun Moms harus mulai waspada apabila Si Kecil menunjukkan gejala berupa demam, lelah, kehilangan selera makan, muntah, tidak nyaman di perut, urine berwarna gelap, dan mengalami penyakit kuning. Gejala ini biasanya berlangsung mulai dari dua minggu hingga dua bulan, meski bisa juga berlangsung lebih lama. Kebanyakan bayi yang terinfeksi virus hepatitis tidak menunjukkan tanda penyakit. Anda disarankan langsung berkonsultasi dengan dokter jika mencurigai Si Kecil terpapar virus hepatitis.
Mencegah Hepatitis
Guna mencegah terjangkit penyakit hepatitis, Anda bisa memberikan vaksin kepada anak Anda. Vaksin hepatitis A akan melindungi anak selama 20 tahun. Anak dianjurkan untuk mendapatkan suntikan hepatitis A dalam dua dosis setidaknya dengan jarak 6 bulan antara usia 12 hingga 23 bulan. Apabila mengira bayi terpapar hepatitis A, misalnya karena salah satu anggota keluarga mengidapnya, ia perlu mendapat suntikan kekebalan globulin yang mengandung antibodi terhadap virus. Efek kekebalan globulin berlangsung selama beberapa bulan. Bayi masih perlu mendapat vaksin hepatitis A ketika berusia 1 tahun.
Vaksin hepatitis B bisa melindungi anak selama 15 tahun. Bayi yang lahir dari ibu yang bebas hepatitis B bisa diberi suntikan pertama antara waktu lahir hingga 2 bulan, yang kedua antara 1 hingga 4 bulan, dan yang ketiga antara 6 hingga 18 bulan. Bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B, bayi harus menerima vaksin hepatitis B dan suntikan kekebalan globulin. Setelah itu, anak harus kembali menjalani tes saat berusia sekitar 9 hingga 15 bulan guna memastikan vaksin bekerja dengan efektif.
Sementara itu, sangat sulit mendiagnosis hepatitis C pada bayi. Hingga kini, jenis hepatitis tersebut belum ada vaksinnya. Guna mencegah penularan, Moms bisa memastikan anak rajin mencuci tangan dan kaki dengan sabun dan air hangat. (Wieta Rachmatia/SW/Dok.Freepik)