Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dulu, benda-benda perlengkapan bayi berikut ini begitu populer di kalangan para ibu. Namun, seiring perkembangan medis, banyak ahli yang tidak lagi menganjurkan penggunaannya.
American Academy of Pediatrics (AAP) secara resmi telah mengampanyekan penolakan benda-benda tersebut. Begitu juga di Indonesia, banyak dokter yang sudah tidak lagi menyarankannya. Berikut beberapa benda-benda perlengkapan bayi tersebut, Moms.
1. Gurita
Konon, gurita berfungsi untuk mencegah perut buncit, pusar bodong, dan masuk angin. Untuk Moms ketahui, perut bayi umumnya memang lebih besar dibandingkan dadanya, tapi secara alamiah akan mengecil seiring pertumbuhannya.
Menurut dr. Fransisca Handy, Sp.A., IBCLC, dokter spesialis anak, gurita tidak memiliki fungsi medis. "Gurita justru menghalangi gerakan pernapasan bayi yang masih banyak menggunakan otot perut dan membuat tali pusat lebih lama puput," katanya. Tali pusat justru dianjurkan untuk sering terbuka agar tetap kering dan bersih.
Sedangkan untuk mencegah masuk angin, selalu pakaikan Si Kecil baju kering. Jangan biarkan ia menangis terlalu lama, dan perhatikan posisi bayi saat menyusu untuk mencegahnya terlalu banyak mengisap udara.
2. Baby Walker
Awalnya, baby walker dibuat untuk membantu anak belajar berjalan, namun penelitian menunjukkan bahwa bayi yang menggunakan baby walker akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang tidak menggunakan baby walker.
Menurut David Geller, dokter anak dari babycenter.com, baby walker membuat bayi berjalan sebelum mereka secara fisik siap melakukannya. Akibatnya, bayi akan memiliki pola pergerakan yang tidak biasa dan kontrol otot yang tertunda.
Penggunaan baby walker juga hanya menstimulasi sebagian serabut motorik otot, yaitu otot-otot betis. Padahal, prasyarat untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar membutuhkan latihan pada otot lain, seperti otot paha dan pinggul. Karena tidak merangsang seluruh otot Si Kecil, ia justru menjadi lambat berjalan.
Baby walker umumnya memiliki baki di bagian depannya, sehingga bayi tidak dapat melihat apa yang terjadi dengan kakinya ketika ia bergerak. Hal itu membuatnya kesulitan memahami perkembangan motoriknya.
AAP sendiri tidak merekomendasikan alat ini untuk bayi. Bukan hanya karena membuat bayi tidak belajar berjalan dengan baik, tetapi juga berbahaya. Dilaporkan, ada ratusan bayi yang terpaksa masuk rumah sakit akibat jatuh dari tangga saat menggunakan baby walker.
3. Baby Jumper (Moon Walk)
Sama dengan baby walker, baby jumper berfungsi untuk mengajarkan bayi berjalan, namun bentuknya lebih sederhana, memungkinkan Anda menuntun bayi dengan pegangan tanpa harus membungkuk.
Menurut Geller, baby jumper menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan baby walker untuk mengajarkan anak berjalan. "Tapi dua opsi ini tidak membantu anak Anda berjalan lebih cepat daripada seharusnya," katanya.
Sebagai gantinya, Moms bisa membantu Si Kecil berdiri dengan berpegangan pada furnitur lalu menyeimbangkan tubuhnya dengan benar. Setelah ia merasa nyaman, ia akan bergerak dengan tetap berpegangan pada furnitur untuk meraih benda yang disukainya.
4. Empeng
Ada yang percaya menggunakan empeng dapat meredam kerewelan atau keinginan bayi untuk selalu mengisap. Namun apabila bayi Anda mendapatkan ASI, sebaiknya jangan dulu diperkenalkan pada empeng sampai ia cakap menyusui dengan perlekatan (latch on) yang benar untuk menghindari bingung putting.
Penggunaan empeng dapat meningkatkan risiko infeksi telinga tengah (otitis media) pada bayi. Penggunaan empeng yang terlalu lama juga bisa mengganggu pertumbuhan gigi dan rahangnya. Belum lagi, jika sudah terbiasa, susah memisahkan Si Kecil dengan empengnya hingga ia besar.
Apabila terpaksa menggunakan empeng, sebaiknya jangan digunakan saat beraktivitas, karena dapat menghambat perkembangan bicara anak. Moms bisa membatasi pemakaian empeng dengan cara segera melepaskan atau memisahkan Si Kecil dari empengnya setelah berusia 6 bulan.
5. Bedak Tabur
Bedak tabur biasanya diusapkan di seluruh tubuh bayi, terutama area yang tertutup popok. Wanginya memang lembut, namun bedak tabur juga termasuk salah satu perlengkapan yang harus diwaspadai.
Banyak dokter anak yang tidak merekomendasikan bedak bayi karena bisa menimbulkan masalah pernapasan dan kerusakan paru-paru yang serius ketika terhirup. Sulit menjamin bubuk bedak bayi tidak beterbangan di udara yang dihirup bayi Anda.
Dr. Fransisca sendiri mengatakan bahwa pada intinya bayi tidak membutuhkan kosmetik, terutama untuk kulit. Alasannya, kulit bayi masih sangat sensitif terhadap apa pun yang bersentuhan langsung dengannya. (M&B/SW/Dok. Freepik)