Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Jika bayi Anda terlihat sangat mungil dan lebih kurus dibandingkan bayi lain yang seusia dengannya, waspadalah! Itu bisa saja menjadi indikasi kalau ia mengalami kekurangan berat badan.
Kondisi ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti berat badan bayi rendah saat lahir, bayi lahir prematur, adanya penyakit yang mengakibatkan kurangnya peningkatan berat badan, dan manajemen laktasi yang belum memadai.
Selain itu, berat badan bayi di bawah normal juga bisa terjadi karena telatnya pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), asupan nutrisi yang tidak terpenuhi dengan baik, gangguan oromotor, dan gangguan kesehatan pada ibu.
"Untuk mengetahui apakah bayi memiliki berat normal seusai tahapan usianya, Moms bisa menilai melalui grafik pertumbuhan yang biasanya terdapat pada Kartu Menuju Sehat Anak. Seandainya berat bayi kurang dari yang tertera pada grafik, atau dalam 2 periode pengukuran tidak mengalami peningkatan signifikan, maka ia harus segera mendapatkan penanganan khusus. Dokter akan mencari tahu penyebabnya dan menangani secara tepat," ujar dr. Rasmita U. Ginting, Sp.A dari Eka Hospital BSD.
Pencegahan dan Penanganan
Masalah kekurangan berat badan pada bayi ini sebenarnya dapat dicegah sejak masa kehamilan dengan cara yang cukup mudah dan sederhana. "Moms hanya perlu menjaga kesehatannya, mendapat asupan nutrisi yang cukup, rajin memeriksakan kondisi kandungan ke dokter, dan mengonsumsi suplemen vitamin serta zat besi," jelas dr. Rasmita.
Namun jika bayi telanjur mengalami kekurangan berat badan, maka ia harus mendapatkan penanganan sesuai dengan tahapan usianya, seperti berikut ini:
1. Untuk bayi di bawah usia 6 bulan
Dokter akan melakukan penanganan berdasarkan status pemberian ASI, yaitu yang masih prospek pemberian ASI dan tidak ada prospek dalam pemberian ASI atau bayi tidak dapat mengonsumsinya. Hal yang biasanya dilakukan adalah:
⢠Untuk yang masih prospek, akan diberikan pengganti ASI sampai berat badan bayi kembali normal. Selain itu, produksi ASI ibu pun akan diperbaiki dengan manajemen laktasi yang benar. Setelah kembali lancar, pengganti ASI bisa dihentikan dan dilanjutkan dengan pemberian ASI.
⢠Untuk yang tidak ada prospek, harus segera diberikan pengganti ASI yang aman dan memadai guna meningkatkan berat badan bayi. Ibu juga perlu memahami dengan benar cara memberikan pengganti ASI tersebut.
2. Untuk bayi di atas usia 6 bulan
Jika bayi berusia di atas 6 bulan dan masih menyusu, ia memerlukan MPASI yang tinggi kalori dan manajemen laktasi pada ibu harus segera diperbaiki. Sementara jika tidak minum ASI, ia perlu diberikan formula khusus yang tinggi kalori. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menaikkan berat badan bayi:
⢠Lebih sering disusui. Jika ASI sulit diberikan secara langsung, misalnya karena ibu bekerja atau sakit, Moms bisa memompanya dan memberikan melalui sendok atau cup feeder. Moms juga bisa menyusuinya lebih sering, seperti di saat ia bangun dari tidur siang, setelah mengonsumsi makanan padat, dan setiap beberapa jam di waktu tidur malam.
⢠Tambahan oatmeal. Moms bisa menambahkan oatmeal di setiap menu makanannya, baik itu pada puree buah untuk sarapannya di pagi hari atau di menu makan siangnya. Oatmeal mengandung zat besi dan banyak vitamin yang bisa memberikan ekstra kalori bagi Si Kecil.
⢠Makanan berlemak baik. Pemberian makanan yang mengandung lemak dapat diberikan pada bayi yang mengalami kekurangan berat badan, seperti alpukat, yoghurt, keju, dan kuning telur. Namun, pastikan juga bayi Anda tidak alergi dengan makanan tersebut.
⢠Olive oil. Tambahkan olive oil pada setiap makanan bayi Anda, baik saat sarapan, makan siang, maupun makan malam. Cara ini sangat baik untuk menghasilkan ekstra kalori yang dibutuhkan oleh bayi dengan berat badan di bawah normal. (M&B/SW/Dok. Freepik)