BABY

Moms, Kenali Gejala Otitis Media pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Apakah Si Kecil pernah mengeluhkan rasa sakit di telinganya? Waspada Moms, ada kemungkinan ia mengalami otitis media. Apa itu otitis media?

Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, tepatnya di belakang gendang telinga. Baik anak-anak maupun orang dewasa dapat terserang otitis media. Namun pada umumnya, infeksi ini lebih sering menyerang bayi usia 6-15 bulan dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Terdapat dua jenis otitis media, yaitu akut dan efusi (disebabkan oleh influenza dan pertumbuhan bakteri).


Gejala Otitis Media

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), biasanya bayi atau anak yang mengalami otitis media akan melalui fase demam tinggi dan selalu terlihat kesakitan apabila telinganya disentuh. Rewel dan lebih sering menangis dibandingkan biasanya juga kerap mengawali infeksi ini Moms. Selain itu, Si Kecil juga menjadi sulit tidur, kerap mengalami pusing, dan ada cairan yang keluar dari telinganya.

Berikut adalah gejala umum otitis media:

• Mudah marah.

• Gangguan tidur.

• Menarik-narik telinga.

• Demam.

• Keluarnya cairan kuning, bening, atau berdarah dari telinga.

• Kehilangan keseimbangan.

• Gangguan pendengaran.

• Mual dan muntah.

• Diare.

• Menurunnya nafsu makan.

• Hidung tersumbat.


Penyebab Otitis Media

Bayi dan anak-anak lebih sering mengalami penyakit ini dibandingkan orang dewasa. Penyebabnya adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah dan bagian belakang tenggorokannya (tuba eustachius) masih sangat datar. Menurut AAP, daya tahan tubuh Si Kecil juga belum sempurna. Hal ini tentu saja membuatnya sulit melawan infeksi yang sedang menyerang telinga bagian tengahnya.

Sementara itu, orang dewasa yang bekerja di tempat dengan banyak polusi dan asap juga punya risiko besar terkena otitis media. Orang-orang dengan sistem imun yang buruk atau penyakit pernapasan kronis, seperti cystic fibrosis serta asma, plus individu dengan sejarah keluarga terkena infeksi telinga, juga berisiko tinggi mengalami otitis media.


Yang Harus Dilakukan

Walau dampaknya sangat mengganggu Si Kecil, tapi AAP mengatakan kalau otitis media jarang membutuhkan pengobatan atau tindakan (kecuali jika kasusnya parah). "Daya tahan tubuh biasanya dapat mengatasi penyakit ini," demikian penjelasan dari Dr. Robert M. Jacobson, dari Mayo Clinic's Department of Pediatric and Adolescent Medicine.

Ia juga mengatakan bahwa semakin banyak studi yang menunjukkan bahwa anak yang diobati dan tidak diobati sama-sama sembuh dalam 10 hari. Jika otitis media sangat menyiksa Si Kecil, AAP merekomendasikan penggunaan obat seperti ibuprofen dan asetominofen.

Menurut Dr. Jacobson, menggunakan antibiotik tidak mempercepat penyembuhan, tidak meredakan keluhan dalam 24 jam, dan tidak memberi manfaat besar. Begitu juga dengan memasukkan pipa ke dalam telinga untuk mengeringkan cairan. Menurut AAP, tindakan itu tidak menghentikan infeksi dan justru dapat meningkatkan risiko kerusakan gendang telinga.


Hubungi Dokter

Jika suhu tubuh Si Kecil semakin tinggi dan tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, Anda harus curiga dengan adanya komplikasi otitis media. Walau hal ini tergolong jarang terjadi, tapi komplikasi seperti labirinitis, mastoiditis, dan meningitis tetap bisa terjadi. Konsultasikan dengan dokter anak Anda. Dalam beberapa kasus, otitis media yang sudah terlalu parah dan dibiarkan bisa menyebabkan:

• Infeksi yang menyebar ke tulang telinga.

• Kehilangan pendengaran secara permanen.

• Pecahnya gendang telinga.


Agar Terhindar

Moms, agar Si Kecil terhindar dari otitis media, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:

• Jaga kebersihan telinga.

• Jangan biarkan anak mengunyah benda yang kotor.

• Hindari asap dan polusi yang dapat memengaruhi tenggorokan.

• Berikan imunisasi pada anak sesuai dengan waktunya. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)