KID

Kapan Usia Ideal untuk Menstruasi Pertama?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Di usia 9 tahun, Si Kecil sudah mendapatkan menstruasi pertamanya. Normalkah? Idealnya, pada usia berapakah anak perempuan mulai mendapatkan tamu bulanannya?

Moms, yang memiliki anak perempuan usia pendidikan Sekolah Dasar (SD), biasanya mulai 'siaga' ketika gadis kecilnya sudah duduk di kelas 4 atau 5. Anda pun mulai bertanya-tanya, kapan Si Kecil akan kedatangan tamu bulanan pertamanya? Apakah akan datang terlalu cepat atau justru terlambat?

Sesungguhnya tidak ada patokan khusus soal kapan Si Kecil mulai menstruasi. Akan tetapi biasanya, anak perempuan mulai haid pada usia 10 hingga 17 tahun.

Pada beberapa kasus, anak perempuan ada yang mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 8 atau 9 tahun. Fenomena ini bisa dianggap sebagai menstruasi yang terlalu dini. Namun selama tidak ada keluhan atau efek yang menganggu, kondisi ini dianggap wajar saja.

"Memang tidak biasa bagi anak perempuan untuk mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun. Fenomena ini menjadi tantangan secara emosi dan mental, baik anak maupun orang tuanya," ujar Dr. Sara Kreckman, dokter anak asal Amerika Serikat.

"Jika seorang anak perempuan mulai menstruasi pada usia belia, biasanya disebabkan karena hormon pubertas mereka diproduksi lebih awal. Dalam kebanyakan kasus, tak ada kelainan yang menjadi alasan terjadi fenomena ini," lanjutnya.

Perlu diketahui, biasanya anak mengalami keputihan sebelum menstruasi pertamanya. Hal semacam ini normal terjadi sebagai persiapan untuk terjadinya menstruasi atau haid. Ketika sistem reproduksi anak perempuan sudah matang, ia akan mengalami menstruasi.

Awalnya, darah yang keluar tidak banyak dan berwarna kecokelatan kemudian berubah menjadi merah pada hari-hari berikutnya. Untuk periode pertama, biasanya menstruasi pada anak tidak datang secara teratur. Menstruasi akan mulai teratur jadwalnya, memasuki tahun kedua.

Diawali dengan Pubertas

Menstruasi tidak langsung terjadi pada anak, melainkan secara bertahap. Biasanya diawali dengan tanda-tanda pubertas, yaitu:

1. Tumbuh rambut pubis pada anak perempuan. Biasanya terjadi ketika anak menginjak usia 8 tahun.

2. Payudara anak sudah mulai terlihat di usia 8 hingga 13 tahun.

Tidak ada batasan khusus kapan menstruasi harus keluar. "Namun pastinya sebelum keluar menstruasi, terlebih dahulu keluar tanda-tandanya pubertasnya. Jadi memang harus bertahap," jelas dr. Reza Abdussalam, spA, dari Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta.

"Jika ada anak perempuan yang mengalami menstruasi pada usia 9 tahun, maka ia dikategorikan normal. Normalnya, anak mengalami pubertas pada usia 8-13 tahun. Apabila ia mengalami pubertas lebih muda dari itu, disebut pubertas prekoks," kata dr. Reza.

Pubertas Prekoks

Pubertas prekoks adalah masa pubertas yang muncul pada usia yang lebih muda dari batas minimum, yaitu sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan, dan sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki.

"Penyebabnya harus dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu. Harus diketahui kadar estrogen dan progesteronnya. Akan tetapi biasanya disebabkan masalah hormonal," kata dr. Reza.

Penyebabnya? Moms, mungkin pernah mendengar bahwa makan ayam broiler atau mengonsumsi minuman soda bisa mengakibatkan anak mengalami pubertas atau menstruasi dini. Menurut dr. Reza, makanan tidak memberikan efek signifikan terhadap pubertas atau kapan anak mulai mengalami menstruasi. Begitu pula dengan aktivitas anak, seperti olahraga, tidak terlalu memengaruhi jadwal menstruasi.

"Pengaruh makanan terhadap pubertas memang ada, tapi sedikit. Faktor yang paling menentukan dalam pubertas dan siklus menstruasi biasanya adalah genetik," tegas dr. Reza.

Tips untuk Moms

• Beri pengertian sederhana soal menstruasi saat anak datang bulan untuk pertama kalinya.

• Ajari secara seksama, cara menggunakan, membersihkan, dan membuang pembalut setelah dipakai.

• Tidak sedikit anak yang merasa stres atau malu saat menstruasi untuk pertama kali. Yuk Moms, tenangkan ia dengan cara mengobrol santai dengannya atau bahkan memeluknya.

• Jika perlu, beritahu guru kelasnya sehingga bisa membantu apabila anak mengalami masalah di kelas, seperti kram perut atau darah haid mengenai roknya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)