TOODLER

Ini Beda Perilaku Anak Aktif dengan Hiperaktif


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Balita Anda sudah bangun sejak pagi, setelah itu melompat-lompat di atas tempat tidur, lalu mengunyah sarapannya sambil berlarian mengejar kucing, kemudian tak berhenti mengoceh dan bergerak ke sana kemari tak kenal lelah hingga larut malam. Bahkan tak jarang perilakunya ini membuat Anda sebagai orang tuanya merasa kewalahan.

Ya, Moms. Kemampuan motorik balita Anda memang sedang berkembang pesat. Begitu ia bisa merangkak dan merambat, ia tak akan lagi merasa betah duduk di dalam boksnya. Apalagi ia kini sudah bisa melompat dan berlari. Ia benar-benar tidak bisa diam! Mungkin Anda dan pasangan bertanya-tanya, "Jangan-jangan anak kita ini hiperaktif atau ADHD, ya?"

Perilaku anak aktif dan hiperaktif memang beda tipis, Moms. Kadang seorang balita yang aktif sering disalahartikan mengidap ADHD. Padahal, anak itu aktif karena cerdas sekaligus energik sehingga bisa menemukan banyak hal yang bisa ia lakukan.

Jika Moms khawatir dengan perilaku Si Kecil yang Anda anggap kelewat aktif, bandingkanlah ia dengan anak-anak seusianya. Perhatikan ia di taman bermain, saat ia berinteraksi dengan teman, bermain sendiri, mendengarkan guru atau berbicara dengan pengasuhnya.

Jika Anda jeli membedakan alasan di balik perilaku Si Kecil, Anda akan tahu apakah ia anak yang hiperaktif atau hanya aktif dan energik saja. Berikut ini beda perilaku anak aktif dan hiperaktif berdasarkan aktivitasnya, Moms.


1. Bermain

Anak aktif: Mudah bosan dengan mainan karena kurang menarik atau menantang, tetapi bisa bermain cukup lama dengan mainan favorit.

Anak hiperaktif: Mudah bosan dengan mainan apa pun karena cakupan perhatiannya pendek. Ia lebih suka permainan fisik seperti mobil-mobilan daripada permainan otak seperti puzzle.


2. Belajar

Anak aktif: Bisa fokus apabila guru mampu menghadirkan topik atau kegiatan yang menarik.

Anak hiperaktif: Tidak bisa fokus mendengarkan guru selama lebih dari beberapa menit dan gelisah ketika harus duduk diam.


3. Makan

Anak aktif: Sulit diajak makan di meja makan karena bosan. Ingin makan sambil beraktivitas, setidaknya sambil menonton tv.

Anak hiperaktif: Porsi makan banyak untuk mengimbangi tenaga yang keluar. Tidak jarang meninggalkan makanan sebelum selesai karena tertarik melakukan hal yang lain.


4. Tidur

Anak aktif: Butuh waktu agak lama untuk tidur lelap. Tetapi begitu ia tidur, tidurnya akan nyenyak dan durasinya pun panjang.

Anak hiperaktif: Tidurnya gelisah dan kadang lebih memilih tidur sebentar beberapa kali daripada tidur panjang.


5. Berkomunikasi

Anak aktif: Cepat menangkap dan mengingat kosakata baru. Pada saat tenang, dapat diajak berbincang dan mau mendengarkan orang lain berbicara.

Anak hiperaktif: Cenderung berbicara dengan tempo cepat dan volume tinggi. Perkembangan kosakatanya lambat sehingga lebih sering merengek untuk mengungkapkan perasaan. Sering menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain.


6. Bersosialisasi

Anak aktif: Bila dinasihati (meskipun perlu dilakukan secara berulang-ulang), masih mau berbagi dan sedikit lebih sabar.

Anak hiperaktif: Ia tidak mau menunggu giliran atau bergantian dengan teman mainnya.


7. Menangis

Anak aktif: Rasa sakit tidak mudah membuatnya menangis. Jika jatuh ia akan bangun dan berlari lagi. Hanya bila sedih, kesal, atau sakit sekali, ia akan menangis dan berhenti saat rasa sakit itu hilang.

Anak hiperaktif: Karena anak hiperaktif juga hipersensitif, mereka mudah terusik dengan rangsangan lalu mengeluh. Keluhan ini diungkapkan melalui tangisan yang berupa rengekan tanpa air mata. (M&B/SW/Dok. Freepik)