TOODLER

Perilaku Aneh Balita, Wajar atau Pertanda Masalah?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Lucu, menggemaskan, luar biasa, atau mungkin sedikit aneh. Itulah yang terbersit di benak Anda saat melihat tingkah laku balita.

Semua orang tua pasti mengharapkan anak-anak mereka tumbuh sehat, bahagia, dan tentunya normal. Namun jika diperhatikan, sesekali Si Kecil mungkin berperilaku sedikit aneh dan tidak biasa. Apakah hal itu normal?

Jangan panik dulu Moms. Tingkah laku aneh Si Kecil bisa jadi merupakan bagian dari indikasi penting tumbuh kembang mereka.

Seperti kata Nancy S. Buck, Ph.D, psikolog anak dan penulis buku Why Do Kids Act That Way?, memahami dunia anak dan mengetahui perkembangannya dapat membantu orang tua menyikapi tingkah 'aneh' Si Kecil dengan cara yang lebih positif.

Lantas sikap aneh apa saja yang kerap diperlihatkan Si Kecil? Simak penjelasannya berikut ini.


Hobi Mengupil

Jangan terburu-buru menganggap Si Kecil aneh hanya karena ia memiliki kebiasaan mengorek hidung atau mengupil. Moms perlu tahu, mengupil adalah bagian dari kegiatan eksplorasi Si Kecil terhadap tubuhnya.

Orang dewasa menilai mengupil di depan umum sebagai perilaku tidak sopan. Berbeda dengan Si Kecil yang belum memiliki rasa malu atau kepekaan etika. Jadi wajar saja jika anak Anda tak peduli apakah dia mengupil di tempat sepi atau depan orang banyak.

Dr. Joseph Baust, MD, dokter spesialis anak dari Nashville's Centennial, menjelaskan bahwa anak sehat adalah anak yang penuh dengan rasa ingin tahu. Jadi bukan hal aneh jika ia ingin mengetahui apa yang ada di dalam hidungnya.

"Jika memang Anda menilai kebiasaan Si Kecil ini mengganggu, misalnya ia memasukkan jari terlalu dalam sehingga melukai hidungnya, beri aktivitas untuk menyibukkan tangan dan mengalihkan perhatiannya. Jika diingatkan berulang kali, ia akan mengerti," saran Joseph Baust.


Membenturkan Kepala ke Tembok

Anda pernah melihat Si Kecil membenturkan kepalanya ke permukaan keras tembok atau kayu? Jangan buru-buru khawatir Moms karena perilaku ini tidak otomatis menjadi indikasi anak Anda punya kelainan. Anak yang sehat pun bisa melakukan hal semacam ini.

"Kebiasaan membenturkan kepala lebih karena masalah tingkah laku, bukan penyakit," jelas Dr. Collen Sherman, Ph.D, spesialis psikologi anak asal Amerika Serikat.

Ada banyak alasan mengapa Si Kecil memiliki kebiasaan ini, antara lain ritual tidur. Ini mungkin terdengar aneh, tapi menurut Dr. Sherman, bagi beberapa anak gerakan berulang dari membenturkan kepala sebelum tidur dapat membuat mereka merasa rileks. Selain itu, Dr. Sherman juga mengungkapkan tindakan membenturkan kepala merupakan bagian dari usaha untuk menarik perhatian orang tua.


Menonton Film yang Sama Berulang Kali

Si Kecil minta diputarkan film, padahal ia sudah menontonnya berkali-kali bahkan sampai hafal semua nama karakternya. Repetitive behaviour atau perilaku berulang bisa membuat Anda kesal, tapi pada umumnya balita merasa nyaman dengan rutinitas.

Selain itu, repetitive behaviour adalah cara balita mendapatkan kepuasan menjadi pemegang keputusan atau kontrol. Misalnya, Si Kecil selalu ingin mengenakan pakaian yang sama setiap pagi atau dibacakan cerita yang sama meski Anda sudah membacakannya lebih dari 30 kali.

"Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan atau menawarkan Si Kecil beberapa pilihan sejenis," demikian saran Dr. Elizabeth Kilbey, seorang psikolog anak. Lama-kelamaan Si Kecil pun akan melewati fase ini.


Menyakiti Diri Sendiri

Beberapa balita akan melampiaskan kemarahannya pada orang di sekitarnya. Namun ada juga balita yang mencubit atau menggigit dirinya sendiri jika sedang marah.

Menyakiti diri sendiri adalah kebiasaan yang faktor penyebabnya hampir sama dengan membenturkan kepala ke tembok, yaitu menginginkan perhatian dari orang tua. Hal ini disebabkan karena Si Kecil ingin menunjukkan emosi tapi kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata karena keterbatasan kosa kata.

Akibatnya, dia akan menggigit, mencubit, atau menyakiti dirinya ketika sedang emosi. Hal yang perlu Anda lakukan adalah menerapkan pola pengasuhan yang komunikatif. Ajari ia mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata.


Berlari Telanjang

Seperti telah disebutkan sebelumnya, anak belum sepenuhnya menyadari norma sosial. Jadi ia merasa sah-sah saja berkeliaran di dalam rumah tanpa pakaian.

Alasan lain mengapa ia senang telanjang adalah karena Si Kecil menyukai reaksi orang tua atau orang lain yang tertawa karena menganggapnya lucu. Agar tak terulang kembali, Anda bisa mengadakan permainan mengenakan baju. Jangan lupa memberi pujian jika anak Anda berhasil memakai bajunya dengan baik.


Sepatu Mama adalah Sepatuku

Perhatikan Moms, Si Kecil sesekali mengenakan sepatu ibu atau ayahnya. Lalu dia akan mematut dirinya di cermin. Kebiasaan ini bukan aneh, tapi justru merupakan tanda anak Anda imajinatif.

Balita sangat mengagumi dan menyukai benda-benda yang digunakan orang dewasa. Mereka berimajinasi dan ingin menjadi seperti Anda. Jangan terkejut jika sebentar lagi Anda mulai melihat versi mini me pada Si Kecil.


Terus Melompat

Si Kecil tak bisa berhenti melompat seperti ada roda atau per di sepatunya. Jangan khawatir karena balita memang memiliki energi berlebih sehingga ia selalu aktif.

Menurut Dr. Marilyn Heins, MD, dokter anak sekaligus penulis buku Parent Tips, perilaku aktif pada anak 2-3 tahun yang tak mau diam adalah normal. Penyebabnya adalah karena rentang perhatian mereka masih pendek. Anda bisa menyalurkan energi Si Kecil, misalnya dengan bermain di luar atau menari. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)