TOODLER

Penyakit Impetigo pada Anak dan Cara Menanganinya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Impetigo merupakan infeksi kulit yang sangat menular dan paling sering menyerang anak-anak. Infeksi kulit ini disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit berwarna kemerahan, umumnya di area wajah dan mulut, yang kemudian yang kemudian menimbulkan kerak berwarna cokelat kekuningan.

Penyakit ini bisa menular karena kontak secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara yang telah terkontaminasi bakteri.

Impetigo kerap menyerang anak-anak, karena tingginya interaksi fisik anak dengan teman-teman sebaya di lingkungan rumah atau sekolah dan taman bermain membuat anak-anak lebih rentan terkena impetigo.

Impetigo dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu, namun pemakaian antibiotik akan mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah penularannya.


Penyebab Impetigo

Impetigo disebabkan oleh salah satu dari 2 bakteri berikut ini, yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Keduanya berasal dari grup bakteri A streptococcus yang juga menyebabkan radang tenggorokan.

Seseorang dapat dengan mudah terserang bakteri penyebab impetigo saat melakukan kontak dengan penderita atau menggunakan barang yang telah tersentuh olehnya.

Bakteri juga akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, teriris benda tajam, atau luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lainnya.

Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko penularan infeksi ini antara lain adalah lemahnya sistem kekebalan tubuh anak serta kondisi suhu lembap yang membuat bakteri berkembang biak dengan mudah.


Gejala Anak Terkena Impetigo

Gejala paling klasik dari impetigo adalah munculnya luka kemerahan yang mudah pecah, tidak terasa sakit namun gatal, mengeluarkan cairan dalam beberapa hari, lalu membentuk kerak cokelat kekuningan. Gejala tersebut tidak langsung muncul setelah Si Kecil terinfeksi, tapi baru terlihat dalam waktu 4-10 hari sejak ia terpapar bakteri.

Luka biasanya muncul di area hidung dan mulut, namun bisa juga timbul di bagian tubuh lain yang terinfeksi melalui jari, pakaian, handuk, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri. Bercak juga bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk. Untuk mencegah penyebaran infeksi, disarankan agar tidak menyentuh area kulit yang terinfeksi.

Setelah kering, luka biasanya meninggalkan bekas berwarna kemerahan. Bekas ini bisa sembuh dan menghilang dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.


Yang Harus Dilakukan

Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai tiga minggu tanpa diobati. Namun jika dirasakan sangat mengganggu, Moms bisa mengobatinya dengan memberikan antibiotik, berupa salep atau pil atau cairan.

Jika kulit yang terinfeksi impetigo sedikit dan masih ringan, hanya berada di satu area tubuh serta belum menyebar ke mana-mana, perawatannya dapat dilakukan dengan mengoleskan salep antibiotik. Namun apabila infeksi menyerang area tubuh yang lebih luas atau pemakaian salep tidak berhasil, penderita harus mengonsumsi antibiotik dalam bentuk pil atau cairan selama 7-10 hari.

Efek samping penggunaan salep antibiotik adalah munculnya iritasi di sekitar area kulit yang diolesi, sedangkan efek samping antibiotik dalam bentuk pil atau cairan adalah anak mungkin akan merasa mual, muntah, hingga diare.

Selama proses penyembuhan, area kulit yang terinfeksi harus dibersihkan secara teratur menggunakan kasa bersih dan sabun antiseptik. Untuk menghindari luka akibat digaruk, Moms dapat menutupnya dengan kasa bersih.


Hubungi Dokter

Jika Si Kecil sudah diberikan perawatan dan tidak juga membaik dalam 3 hari atau mengalami demam, segera hubungi dokter. Moms juga harus berkonsultasi dengan dokter jika area di sekitar luka terlihat kemerahan, hangat, dan sangat lembut saat disentuh. (M&B/SW/Dok. Freepik)