FAMILY & LIFESTYLE

5 Cara Mengenalkan Pemilu pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tak terasa, besok sudah tiba waktunya untuk merayakan pesta demokrasi. Pada 17 April 2019, seluruh rakyat Indonesia akan berbondong-bondong mendatangi TPS (tempat pemungutan suara) guna memilih presiden dan wakil presiden bagi negara tercinta ini untuk 5 tahun ke depan. Siapa pun capres-cawapres pilihan Anda, pastikan Anda tidak 'bolos nyoblos' ya, Moms!

Bukan hanya Anda yang bersemangat ke TPS, Si Kecil pun pasti ikut merasakan antusiasme Pemilu. Bolehkah anak ikut ke TPS? Boleh saja, karena ini bisa menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan Pemilu pada anak. Moms mau mengenalkan Pemilu sejak dini? Ketahui beberapa hal berikut ini, yuk.


1. Bicarakan pilihan Anda

Mengutip Kids Health, jika Anda ingin membicarakan Pemilu pada anak, maka mulailah dengan membicarakan pilihan Anda dan alasannya, misalnya "Mama memilih calon presiden yang itu, karena ia berjanji untuk meningkatkan kesejahteraan wanita." Kemudian, tanyakan dan dengarkan pula bagaimana pendapat Si Kecil, karena hal ini menunjukkan bahwa Anda juga mendengarkan opini yang disampaikan anak.


2. Jangan 'baper' kalau anak tidak setuju

Saat Moms mulai membicarakan politik dengan anak sejak dini, jangan kaget dan jangan 'baper' kalau ternyata anak bisa melontarkan pendapat dan kritik tajam. Jika anak tidak sependapat dengan Anda, berbahagialah Moms, karena hal ini menandakan bahwa anak Anda cermat dalam mengekspresikan idenya dan kritis.


3. Jangan jadi provokator

Siapa pun pilihan Anda, hargai pilihan orang lain. Begitu juga saat mengenalkan Pemilu pada anak, jangan jadi provokator bagi anak Anda sendiri dengan menjelek-jelekkan kubu yang tidak Anda pilih. Ingat, Anda ingin mengenalkan Pemilu pada anak, bukan ingin membesarkan seorang provokator.


4. Beri contoh nyata

Jika Anda tidak menyukai kandidat lainnya, beri tahu anak kenapa Anda tidak menyukainya. Kalimat seperti "Mama tidak suka visi misi kandidat itu" mungkin sulit dicerna anak. Maka, jelaskan dengan kalimat sederhana, dan apa dampaknya bagi kehidupan keluarga Anda. Misalnya, cara kandidat pilihan Anda membuka lapangan pekerjaan diharapkan bisa menafkahi keluarga Anda, sehingga anak bisa terus sekolah dan minum susu.


5. Ajarkan untuk tidak 'golput'

Golput atau tidak mau mengikuti Pemilu adalah tindakan tidak keren, karena berdiam diri saja tidak akan bisa membantu memajukan negara kita tercinta ini. Maka, ajarkan anak untuk tidak golput sejak dini, karena tindakan sederhana (seperti mengikuti Pemilu ketika ia sudah cukup umur kelak) bisa membuat perubahan besar bagi Indonesia.

Nah, selamat memilih, Moms! Apa pun pilihan Anda, semoga bisa membawa negara kita menjadi lebih baik untuk anak-anak kita nantinya! (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)