Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengalami keguguran memang bukan hal yang menyenangkan bagi seorang ibu. Namun, ini bukan berarti harapan untuk memiliki anak hilang begitu saja. Jika Anda mengalaminya, tetaplah berusaha demi kehadiran Si Kecil tengah keluarga.
Anda pun perlu melalui prosedur kuret atau kuretase, yang merupakan tindakan pengosongan rongga rahim dari sisa kehamilan. Prosedur ini diperlukan untuk mengambil dan membersihkan jaringan yang masih menempel dan sisa-sisa pendarahan setelah keguguran. Artinya, pasca prosedur kuret dilakukan, tubuh memerlukan waktu untuk pemulihan terutama area rahim dan saluran vagina.
Kapan Waktu Tepat Berhubungan Intim setelah Kuret?
Masa nifas atau pemulihan yang terhitung selama 40 hari pun perlu dijalani. Hal ini mungkih membuat Anda bertanya, kapankah waktu yang tepat untuk kembali melakukan hubungan intim dengan suami? Perlukah menunggu hingga 3 kali menstruasi terlebih dahulu?
Mengenai hal tersebut, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG, M.Kes., dari MRCCC Siloam Hospital, Semanggi, memberi jawaban bahwa Anda sudah dapat melakukan hubungan seksual pasca kuret, apabila perdarahan sudah berhenti. Alasan ini tentunya berkaitan dengan kondisi serviks yang sedang melebar sebagai proses fisik dari keguguran. Kondisi tersebut akan membuat perempuan lebih rentan terkena infeksi di dalam rahim atau radang panggul.
Penyebabnya tentu karena kuman dari vagina dapat masuk ke mulut rahim melalui celah yang ada, serta lingkungan rahim yang masih belum sembuh benar. Sedangkan saat pendarahan sudah berhenti, maka serviks akan tertutup kembali dan kemungkinan risiko penyakit tersebut tentu menurun.
Jadi, Anda tidak harus menunggu hingga 3 kali siklus menstruasi berikutnya. Yang harus lebih diperhatikan adalah kehamilan yang mungkin terjadi ketika Anda dan suami kembali berhubungan intim. Sebab, wanita tidak boleh hamil dalam 2-3 bulan pasca kuretase.
Karena itu, Anda masih perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi leher rahim serta organ reproduksi. Dan selain itu, pastikan bahwa kesiapan mental Anda untuk memiliki anak juga sudah lebih baik, agar tak menimbulkan trauma dari peristiwa yang dialami sebelumnya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)