BUMP TO BIRTH

Mengenal Tokofobia, Cemas Berlebihan Jelang Persalinan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi para calon Moms, persalinan memang seringkali menjadi momok yang sangat menakutkan. Belum lagi jika banyak cerita menegangkan beredar di sekitar kita.

Kecemasan yang dihadapi calon ibu jelang kelahiran adalah sesuatu yang wajar. Namun jika hal itu sampai membuat Anda urung masuk kamar bersalin, wah, jangan-jangan Anda mengalami tokofobia, Moms.


Apa Itu Tokofobia?

Ini adalah jenis fobia yang terjadi jika wanita hamil mengalami panik, perasaan takut berlebihan, serta sakit secara fisik dan emosional jelang persalinan atau ketika memikirkan tentang persalinan. Ia bahkan mengalami ketakutan berlebihan sejak masa kehamilan.

Tokofobia juga bisa menyebabkan rasa penolakan mengalami kehamilan. Pada kasus yang lebih parah, tokofobia bisa membuat seorang wanita menggunakan satu atau lebih alat kontrasepsi sampai masa menopause, atau bahkan ada juga yang lalu menjalani operasi sterilisasi guna menutup segala kemungkinan untuk hamil.


Siapa yang Berisiko Mengalami Tokofobia?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 20 persen wanita yang hamil pertama kali mungkin mengalami gejala tokofobia.

Namun hal ini sangat bergantung pada karakter individual si ibu hamil sendiri, termasuk di dalamnya adalah kepribadian, frekuensi merasakan sakit selama hamil (dalam bentuk apa pun), pandangan terhadap kehamilan, dan hubungan dengan suami.

Jika semua faktor tersebut berada di luar batas normal (tidak seperti wanita hamil pada umumnya), maka rasa takut yang dirasakan si ibu hamil akan berkembang menjadi rasa cemas yang tidak rasional terhadap kehamilan dan persalinan.


Apa Akibatnya Jika Tokofobia Tidak Teratasi?

Berikut ini beberapa akibat yang dapat terjadi jika Anda mengalami tokofobia:

1. Rasa takut berlebihan yang semakin memuncak dan tidak teratasi dapat mendatangkan keinginan untuk mengaborsi janin yang sedang dikandung.

2. Melakukan upaya-upaya menyakiti diri sendiri yang berujung pada pengguguran janin, seperti minum alkohol terus-menerus, mengonsumsi sembarang obat, atau tidur dengan posisi tengkurap yang menekan perut.

3. Menolak untuk melahirkan, sehingga mengakibatkan janin tertahan di dalam rahim, padahal sudah waktunya untuk keluar. Ini tentu saja akan berakhir dengan operasi caesar.

4. Merasa putus asa selama proses persalinan dan ingin bisa mengeluarkan bayi secepat mungkin. Secara tidak langsung, hal ini menciptakan trauma terhadap proses persalinan.

5. Depresi pasca persalinan, tekanan trauma, dan kegagalan bonding antara ibu dan bayi.

Membiasakan diri untuk berpikir positif saat hamil dapat menghindarkan Anda dari perasaan dan pikiran negatif, termasuk rasa takut dan cemas berlebihan dalam menghadapi proses persalinan.

Bagaimana Mengatasi Tokofobia?

Jika Moms mengalami gejala tokofobia, ada banyak cara untuk mengatasinya, sehingga kehamilan Anda pun dapat diselamatkan, di antaranya:

1. Membuat rencana kelahiran. Bicaralah dengan semua pihak yang akan membantu proses persalinan Anda, mengenai obat penghilang sakit apa yang paling cocok untuk Anda dan kondisi kehamilan serta persalinan Anda.

2. Hypnotherapy mungkin dapat membantu, khususnya bagi wanita yang hamil anak kedua dan pernah mengalami trauma tokofobia pada kehamilan pertama. Terapis akan menolong Moms menelusuri penyebab trauma pada kehamilan pertama Anda, dan berusaha memperbaikinya agar berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada kehamilan Anda yang kedua.

3. Menjalani terapi cognitive behaviour, yang berisi cara-cara menangkal dan mengatasi pikiran-pikiran negatif yang datang.

4. Aromaterapi, refleksiologi, serta pijat yang dilakukan semasa hamil dan saat bersalin terbukti bisa mengurangi rasa cemas atau takut berlebihan.

5. Ajaklah suami Anda untuk ikut berdiskusi tentang perasaan takut yang mungkin juga ia alami, sehingga ia bisa lebih mendukung Anda di ruang bersalin pada waktunya nanti. (M&B/SW/Dok. Freepik)