Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Meskipun seorang ibu sudah berusaha untuk tetap menjaga kesehatan dirinya dan janin, bukan tidak mungkin terjadi kondisi di mana bayi lahir secara prematur. Kelahiran yang terjadi di bawah usia 37 minggu ini mengakibatkan bayi prematur mengalami kondisi organ yang belum tumbuh secara sempurna.
Salah satunya, ia akan kesulitan untuk mengisap ASI yang merupakan asupan pertama bayi. Padahal, pemberian susu yang cukup diharapkan bisa membantu tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal, sama seperti bayi yang lahir cukup bulan.
Cara Memberi Susu untuk Bayi Prematur
Meskipun penuh kendala dan tantangan dalam memberikan susu untuk bayi prematur, bukan berarti Moms tidak bisa memberikan ASI dengan maksimal. Anda bisa merangsang produksi ASI dengan memompanya terlebih dahulu. Setelah mendapatkan ASI perah, gunakan sendok atau pipet sebagai alat bantu untuk memberikan ASI pada Si Kecil.
Selain itu, penggunaan botol lactating aid, juga bisa membantu pemberian susu untuk bayi prematur. Botol ini memiliki tali pada bagian dasarnya yang bisa dikalungkan di leher ibu. Pada tutup botol, terdapat dua buah selang kecil untuk mengalirkan air susu.
Moms bisa memasukkan ASI perah ke dalam botol ini. Gantungkan botol berisi ASI di leher Moms dengan mengarahkan botol ke bawah (terbalik). Lalu, tempelkan selang kecil tersebut mendekati kedua puting payudara dengan perekat.
Saat akan menyusui, bimbing Si Kecil untuk mengisap puting. Saat bayi mengisap puting, ia akan tetap mendapatkan ASI dari selang kecil tadi meski daya isapnya tidak terlalu kuat. Proses isap ini dimaksudkan sebagai sarana bayi berlatih minum susu secara langsung dan juga merangsang produksi ASI.
Kandungan Susu untuk Bayi Prematur
ASI dari ibu yang melahirkan bayi prematur memiliki kandungan yang berbeda dengan ASI dari ibu bayi cukup bulan. Selain kadar lemak yang meningkat dari foremilk hingga keluarnya hindmilk, terdapat juga kandungan sistein, taurin, dan lipase yang meningkatkan absorbsi lemak, serta elemen mineral lainnya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kandungan gizi pada ASI bayi prematur lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Jika diberikan secara eksklusif, maka kondisi bayi prematur akan menjadi baik di awal pertumbuhannya. Komposisi kandungan ASI akan berubah dalam waktu 3-4 minggu, sama dengan yang diterima bayi cukup bulan.
Pemberian ASI pada bayi prematur menjadi pilihan yang tepat karena mudah dicerna, meski kondisi tubuh Si Kecil belum sempurna. Jika bayi prematur diberi susu formula, maka ia akan berisiko terkena necrotising enterocolitis, yaitu kondisi di mana bagian dari usus mengalami nekrosis (kematian jaringan).
Tip Menyusui Bayi Prematur
Untuk mencegah hal tersebut, maka penting bagi Moms untuk memberikan ASI sebagai makanan pertama bayi. Meskipun perlu kesabaran dalam menghadapi tantangan saat proses menyusui, perhatikan tips dalam memberikan susu untuk bayi prematur berikut ini:
⢠Moms bisa mulai memerah ASI saat bayi masih dalam inkubator. Idealnya, ASI dipompa untuk pertama kali selang dua jam setelah melahirkan. Lakukan pompa ASI 8-10 kali sehari setiap 2-3 jam pada siang hari dan 3-4 jam pada malam hari, dengan jumlah susu sekitar 30-45 cc.
⢠Saat menyusui, gunakan metode kanguru, di mana bayi diletakkan di dada atau dipeluk, sehingga terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi. Posisi ini juga sangat membantu kegiatan menyusui menjadi lebih mudah dan membuat Anda rileks.
⢠Saat menyusui, posisikan mulut bayi menempel pada payudara. Meski awalnya ia hanya akan menjilati payudara dan tetesan ASI yang keluar, lama-kelamaan ia akan percaya diri untuk mengisap puting Anda.
⢠Usahakan untuk memberikan ASI sesering mungkin, sebab bayi prematur lebih cepat membakar kalori. Bangunkan Si Kecil saat tiba waktu menyusu. Bila ia sering muntah, lakukan proses menyusui lebih sering dan lebih pendek dengan volume ASI lebih sedikit. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)