Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Untuk merencanakan kehamilan dengan baik, pasangan disarankan untuk melakukan KB dan menggunakan alat kontrasepsi. Tak hanya bisa digunakan oleh wanita, alat kontrasepsi juga bisa diperuntukkan buat kaum pria.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi untuk wanita, namun bagaimana dengan pria? Pilihan alat kontrasepsi untuk pria memang lebih sedikit dibandingkan wanita. Nah, bagi pasangan yang tengah menunda kehamilan, pilihan alat kontrasepsi untuk pria berikut ini bisa jadi opsi buat Anda berdua.
1. Kondom
Ini merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi pria yang paling banyak digunakan. Alasannya, karena praktis dan mudah didapat. Bahkan kini juga banyak tersedia kondom dengan beragam rasa yang bisa menimbulkan sensasi tersendiri saat berhubungan intim.
Cara pakai yang mudah, harga yang tidak terlalu mahal, banyak tersedia, serta gampang diperoleh, jadi kelebihan alat kontrasepsi jenis ini. Meskipun tidak 100 persen, penggunaan kondom sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Namun dengan catatan, jika Anda memasangnya dengan benar. Selain itu, kondom juga bisa melindungi Anda dari risiko penyakit kelamin menular.
Walaupun begitu, banyak pria berpendapat bahwa menggunakan kondom malah akan menurunkan sensasi dalam berhubungan seks. Di samping itu, efektif atau tidaknya kondom ditentukan dari ukurannya yang mesti pas dan cara memakainya yang benar. Belum lagi, beberapa bahan kondom ada yang membuat pria jadi tidak nyaman atau bahkan mengalami gatal-gatal.
2. Senggama Terputus
Senggama terputus (coitus interruptus) atau metode dengan cara melakukan ejakulasi di luar merupakan metode alami yang dipilih pria yang malas menggunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya.
Saat bercinta, pria akan menarik keluar penisnya dari vagina ketika ia hendak mengalami ejakulasi. Walaupun membuang sperma di luar vagina cukup ampuh dalam mencegah kehamilan, Anda tetap bisa berisiko tertular penyakit kelamin karena tetap ada kontak langsung antara kedua organ intim.
3. Vasektomi
Sejumlah penelitian mengatakan bahwa ini adalah alat kontrasepsi yang sangat aman dan efektif. Tapi, ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang membuat pria tak akan bisa membuahi sel telur wanita selama seumur hidupnya. Jadi, kontrasepsi ini jadi pilihan hanya jika Anda dan pasangan berencana untuk tidak memiliki anak lagi.
Vasektomi dijamin lebih dari 99 persen efektif untuk mencegah kehamilan. Anda tidak perlu khawatir metode ini akan berpengaruh pada gairah seks, kemampuan ereksi, orgasme, maupun ejakulasi. Dan yang penting Anda dan pasangan tidak perlu takut kebobolan saat bercinta.
Sekadar informasi, vasektomi dilakukan dengan mengikat saluran vasdeferens pada testis, sehingga air mani yang keluar saat ejakulasi tidak mengandung sperma. Karena ini merupakan prosedur operasi, bisa saja timbul efek samping dan komplikasi serta perasaan tidak nyaman usai tindakan dilakukan. Selain itu, Anda masih tetap harus memakai alat kontrasepsi lain selama tiga bulan setelah vasektomi untuk mencegah sisa-sisa sperma yang masih ada. Vasektomi juga tidak bisa melindungi Anda dari risiko penyakit menular.
4. Suntik Testoteron
Testosteron, selain berperan dalam kesehatan dan gairah seksual pria, juga bisa menjadi alat kontrasepsi. "Injeksi yang disuntikkan pada bokong ini dapat meminimalisir hingga menghilangkan jumlah sperma, namun masih dalam proses penelitian lebih jauh," kata dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, dari RSUP Fatmawati, Jakarta. Hasil penelitian di Tiongkok mencatat, dari sejumlah pria yang berpartisipasi, sebagian besar dari mereka memiliki kadar sperma yang sedikit dan tidak terjadi kehamilan setelah dilakukan suntik ini. Sedangkan efek samping yang ditimbulkan antara lain munculnya jerawat dan perubahan dorongan seksual.
5. Pil Kontrasepsi
Dalam waktu tidak lama lagi, bukan hanya wanita yang memakai pil kontrasepsi, pria pun juga. Para peneliti dari Wolverhampton University, Inggris, mengembangkan pil kontrasepsi untuk pria. Cara kerja pil ini adalah menghentikan sementara gerak sperma dalam beberapa menit, agar tidak berenang sampai ke sel telur menggunakan senyawa peptida sebagai material utama. Menurut Profesor John Howl, peneliti utama dalam proyek ini, pil harus diminum beberapa saat sebelum berhubungan seksual. Pil ini tidak meninggalkan efek samping dan ketika tidak dikonsumsi, pria otomatis kembali subur. (M&B/SW/Dok. Freepik)