BUMP TO BIRTH

10 Cara Mengusir Rasa Sepi untuk Para Ibu Baru


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Anda tak pernah menduga akan mengalami ini. Bayi Anda lahir dengan sehat dan selamat, seharusnya Anda bahagia, bukan? Ia lucu menggemaskan. Menciumnya saat Anda bangun dari tidur adalah surga kecil yang seharusnya Anda nikmati. Namun, justru sekarang Anda merasa kesepian dan tersingkir dari kehidupan nyata yang semula Anda miliki.

Akui saja, Anda memang terkejut menjalani kehidupan sebagai seorang ibu. Meski Anda amat mencintai Si Kecil, tetapi sisi lain diri Anda merindukan kehidupan sebelum ia datang. Tetapi, kenapa? Ini bukan mau Anda. Yang Anda mau pastinya merasakan kebahagiaan luar biasa menghabiskan waktu bersama bayi mungil Anda.

Tanpa bisa Anda cegah, perasaan sepi bisa datang kapan saja. Perasaan yang membuat Anda merasa sangat hampa lalu mengangis sedih tanpa alasan yang jelas. Anda sulit tertawa melihat kelucuan sekitar Anda, dan menjadi tergantung pada kehadiran orang dewasa lain di dekat Anda.

Virginia Mallin, seorang ahli jiwa berpendapat, para calon ibu cenderung mencurahkan seluruh perhatian mereka untuk fase kehamilan dan kelahiran dibandingkan memikirkan dari jauh-jauh hari sebelumnya bagaimana berjuang menjadi seorang ibu. Maka dari itulah, banyak yang tidak siap mental menerima kenyataan yang penuh kejutan ketika bayi mereka sudah lahir.

"Punya anak berarti terjadi perubahan penting dalam kehidupan dan dunia kerja yang pernah Anda miliki sebelumnya. Tidak aneh bila Anda merasa tersingkir, kesepian, dan ketakutan," papar Virginia.

Sementara dalam buku Pregnancy, Heather Welford mengatakan, banyaknya waktu tidur yang hilang dan jumlah hormon estrogen dan progesteron yang menurun drastis setelah melahirkan, ikut melatarbelakangi kondisi tersebut. Umumnya, ketika hormon sudah stabil, mood Anda pun akan membaik.

Namun, Welford juga mengingatkan, depresi pasca melahirkan ini bisa berkembang serius pada wanita yang suaminya tidak bersikap mendukung, masa kecilnya tidak bahagia, ditolak, dan direndahkan oleh keluarga, serta memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan orang tuanya.

Nah, sebelum keadaan Anda makin memburuk, ambil langkah-langkah berikut untuk membantu Anda segera pulih.


1. Perluas Pergaulan

Wajar saja bila Anda merasa terasing. Betapa tidak, sebelumnya Anda selalu berada dalam lingkaran teman-teman. Seusai kerja, Anda menikmati sisa hari bersama mereka, seperti berkumpul di tempat ngobrol yang asyik sambil ditemani minuman yang menyegarkan. Bandingkan, pada jam yang sama, kini Anda sibuk mengganti popok dan menyusui Si Kecil, dan untuk itu tidak berlaku istilah after hours.

Lebih baik Anda mulai mencari teman baru yang senasib dengan Anda, tanpa bermaksud menyingkirkan teman-teman lama. Manfaatkan hari-hari cuti melahirkan untuk berjumpa dengan banyak wanita yang mengalami hal serupa.

Caranya beragam, Anda bisa bergabung dalam kelas pijat bayi atau senam nifas, jalin kembali komunikasi dengan teman-teman dari kelas persiapan kehamilan, bergabung dalam milis para ibu, atau mengunjungi seminar-seminar yang memberi informasi tentang pasca kelahiran dan pengasuhan bayi. Selain menambah ilmu, di sana Anda dapat bertemu dengan wanita lain yang senasib.


2. Pilih Teman Curhat

Penting sekali bagi Anda untuk bisa mencurahkan isi hati. Awalnya mungkin sulit bagi Anda mengungkapkan apa yang Anda rasakan, tetapi Anda harus memberanikan diri mengutarakannya. Utarakan masalah Anda kepada orang yang tepat agar bisa memperoleh jalan keluar. Bila perlu, bicarakan dengan ahlinya, psikolog misalnya.

"Anda harus punya keberanian untuk jujur mengutarakan semua keluhan Anda. Mulai dari segala kecemasan, pikiran-pikiran negatif, sampai seberapa cinta sekaligus seberapa besar ketidaksukaan Anda pada Si Kecil. Anda tidak perlu mengingkarinya, karena hampir setiap ibu di dunia pernah mengalami perasaan yang saling bertolak belakang ini dan semua emosi rumit yang muncul," saran Virginia.

"Menyadari bahwa di luar sana ternyata banyak ibu lain yang juga mengalami hal yang Anda alami, pasti akan cukup melegakan!"


3. Jangan Asingkan Diri

Tak mengapa jika Anda merasa tidak ingin meluangkan waktu bersosialisasi dengan para ibu lainnya, apalagi Anda baru saja pulih dari proses melahirkan yang sulit, masih berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan pola tidur, atau memang Anda seorang pemalu.

Meskipun Anda tidak punya keinginan untuk bergabung dengan grup ibu-ibu yang senasib, tetaplah luangkan waktu untuk beraktivitas di luar rumah. Ajak sahabat atau kawan-kawan lama untuk menemani Anda jalan-jalan atau undang mereka berkunjung ke rumah Anda. Ketika Anda tidak lagi merasa terasing, perasaan pun akan menjadi jauh lebih baik.


4. Kontak Rekan Kerja Anda

Buatlah janji untuk makan siang dengan rekan-rekan kerja Anda. Mereka pasti juga gembira bisa melihat bayi Anda. Oleh karena itu, bawa serta anak Anda saat menemui mereka. Yang penting, pilihlah tempat bertemu yang tidak gaduh dan bebas asap rokok.

Apabila Anda belum punya kesempatan bertemu langsung dengan teman kantor, gunakan WhatsApp atau media sosial untuk bertukar kabar dengan mereka, sehingga pikiran Anda dapat 'lompat' sejenak ke dunia luar.


5. Atur Rutinitas

Coba atur jadwal rutin Anda sehingga hari-hari Anda lebih terorganisir. Keteraturan seperti itu membawa pengaruh positif pada kestabilan emosi. Tetapi, jangan lantas menjadi kecewa dan kesal jika ada satu kegiatan yang tidak bisa Anda penuhi sesuai jadwal. Karena bagaimanapun juga, urusan bayi kadang menyimpang dari kebiasaan.


6. Tepati Janji Penting

Ciptakan janji yang menarik, sehingga benak Anda merekam sesuatu yang Anda nanti-nantikan dengan rasa gembira. Niatkanlah, bahwa itu semua merupakan janji penting bagi Anda, dan tidak boleh dilanggar kecuali darurat.


7. Acara Keluarga

Jika tidak mungkin meninggalkan bayi lebih dari 3 jam (karena harus memberi ASI), bawa saja Si Kecil bersama Anda dan suami. Ganti acara nonton di bioskop dengan bermain riang di pantai bertiga, sambil membiasakan anak berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain.


8. Tenaga Bantuan

Ketika pekerjaan mengurus Si Kecil terlalu menyita dunia Anda, jangan ragu untuk meminta bantuan dari keluarga, sahabat, atau bantuan babysitter. Meminta bantuan orang lain tidak akan membuat Anda dicap sebagai ibu yang buruk kok, Moms.


9. 'Kabur' Sejenak dari Si Kecil

Berusaha fokus mengurus anak memang baik, karena ibu tentu satu-satunya orang yang paling mengerti anaknya. Namun, jangan sampai itu membuat hubungan mesra Anda dan suami jadi terabaikan. Sesekali, sangat penting untuk menghangatkan kembali api asmara dengan pergi kencan berdua pasangan. Titipkan anak dengan orang yang paling Anda percaya, misalnya orang tua atau mertua Anda.


10. Kelak Akan Lebih Mudah

Anda tidak perlu takut untuk punya bayi lagi setelah Anda mengalami hal yang menyiksa ini. Pada kelahiran kedua, pengetahuan dan pengalaman Anda jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali. Dengan begitu, Anda sudah paham tindakan apa yang harus diambil bila ternyata Anda lagi-lagi merasakan bentuk kesepian yang aneh ini. Lakukan saja apa yang harus Anda lakukan, dan, selamat datang di dunia ibu! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)