BABY

6 Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi Baru Lahir


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sensasi kulit bayi memang luar biasa ya, Moms. Anda bisa kerasan mencium wanginya dan menyentuhnya berlama-lama. Tapi tahukah Anda bahwa kulit newborn itu super sensitif?

Beberapa penampakan iritasi pada kulit bayi bisa berupa benjolan atau ruam merah cerah. Sebetulnya, sebagian besar masalah pada kulit bayi ini normal dan akan hilang seiring waktu, terutama jika Anda tahu bagaimana merawatnya.

Berikut ini adalah beberapa kondisi kulit yang bisa ditemui pada newborn.


1. Spot Cafe-au-Lait

Spot ini tidak berupa benjolan. Biasanya berwarna krem atau cokelat muda. Bentuknya juga tidak teratur dan bisa muncul di semua bagian tubuh, baik saat bayi baru lahir atau di tahun pertamanya. Seiring bertambahnya usia Si Kecil, spot cafe-au-lait dapat bertambah besar dan berubah warna menjadi lebih gelap.

Tips: Bintik-bintik cafe-au-lait cenderung tetap dan tidak berbahaya. Anda harus waspada jika terdapat 6 atau lebih spot cafe-au-lait pada tubuh Si Kecil. Bisa jadi itu merupakan tanda neurofibromatosis, kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal jaringan saraf. Segera cek ke dokter untuk memastikannya ya, Moms!


2. Strawberry Hemangioma

Kelainan vaskuler berupa pertumbuhan di permukaan kulit yang menimbul dan berwarna merah terang dengan tepi halus pada kulit sebagai jaringan berongga. Lebih sering ditemukan pada wajah dan leher. Tanda lahir khusus ini terjadi akibat kelompok pembuluh-pembuluh darah kecil di bawah kulit.

Kebanyakan masalah kulit ini tidak memerlukan penanganan apa pun. Biasanya tumbuh dengan cepat saat usia bayi 6 sampai 12 bulan, tetapi mengempis dan memudar saat anak berusia 5 sampai 9 tahun.

Tips: Jika tidak membesar, biarkan menghilang dengan sendirinya. Tapi jika terus tumbuh, berdarah, menjadi infeksi, atau lokasinya mengganggu penglihatan bayi atau kemampuannya untuk makan, konsultasikan dengan dokter. Pengobatan paling sederhana adalah dengan dikompres untuk membantu strawberry hemangioma memudar.


3. Cradle Cap (Seborrheic Dermatitis)

Cradle cap bisa muncul berupa benjolan dalam-merah (lebih kecil daripada jerawat bayi), sisik berkerak kuning, dan kulit mengelupas pada alis, bulu mata, kulit kepala, leher, dan bahu. Hal ini biasanya dimulai di kepala, meskipun kadang dimulai di daerah popok dan menyebar ke atas. Cradle cap biasanya akan ada sampai usia bayi 1 tahun.

Kondisi kulit tidak berbahaya ini terjadi karena kelenjar sebaceous yang berlebihan di kulit kepala beberapa bayi. Hal ini membuat kelenjar memproduksi minyak licin yang membuat sel-sel kulit tua di atas kepala bayi (dan kulit di sekitarnya) terperangkap.

Tips: Jika cradle cap tampak tidak mengganggu bayi, biarkan saja. Cradle cap bisa bertambah parah saat kulit kepala berkeringat. Menjaga kulit kepala Si Kecil agar selalu kering bisa menjadi solusi. Gunakan topi saat benar-benar diperlukan. Untuk kasus cradle cap yang parah, dokter anak biasanya merekomendasikan sampo bayi yang mengandung selenium atau asam salisilat. Karena biasanya jenis sampo ini bukan no tears formula, berhati-hatilah selama memandikan Si Kecil.


4. Impetigo

Infeksi ini terjadi saat bakteri streptococcus atau staficoccus memasuki tubuh Si Kecil melalui luka di kulit (misalnya, akibat gigitan serangga atau goresan kuku).

Tips: Tumbuh subur di daerah popok basah, jadi jagalah area kelamin dan pantat bayi tetap kering. Rawat juga kuku bayi. Saat goresan dan luka terjadi, segera bersihkan dengan air sabun lembut. Saat ruam menyebar, saatnya hubungi dokter.


5. Dermatitis Atopik

Merupakan peradangan pada kulit yang lebih sering muncul pada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun. Tanda dan gejalanya sangat khas, yaitu kemerahan pada kulit yang disertai gatal dan nyeri kadang-kadang bengkak, lebih sering muncul di wajah, siku, lutut, tangan, dan bagian tubuh lainnya.

Bayi dengan riwayat keluarga alergi lebih berisiko menderita masalah ini. Tapi faktor lingkungan, seperti bahan kimia industri (detergen dan sabun), debu, kain gatal, asap rokok, atau benda asing lainnya juga bisa menyebabkan dermatitis atopik.

Tips:

• Gunakan sabun bayi yang mengandung pelembap, tidak berwarna, dan tanpa pewangi.

• Pakaikan pelembap kulit agar kulit Si Kecil tetap terhidrasi.

• Mandikan anak selama 15-20 menit 2 kali sehari. Gunakan air hangat kuku dan jangan menambahkan minyak karena akan memengaruhi penetrasi air.

• Segera lap keringat dengan menggunakan handuk bersih.

• Untuk ibu menyusui, perhatikan makanan yang dikonsumsi. Apakah berpotensi menimbulkan alergi, seperti telur, seafood, ikan, kacang tanah, susu sapi, atau terigu.


6. Mongolian Spots

Mongolian spots biasanya hilang dalam tahun pertama. Tanda-tandanya berupa noda biru kehitaman atau bisa juga berwarna abu-abu. Walaupun menyerupai memar, sama sekali tidak sensitif terhadap sentuhan. Biasanya muncul pada punggung, pantat, atau kaki bayi dengan lebar bervariasi. Mongolian spots disebabkan oleh variasi sederhana dalam pigmen dan tidak berbahaya.

Tips: Tidak ada pengobatan diperlukan untuk tanda ini. Mongolian spots juga tidak akan berubah menjadi kanker kulit atau sejenisnya. Biasanya hilang seiring pertumbuhan usia, tapi bukan tidak mungkin tetap bertahan sampai dewasa. (M&B/SW/Dok. Freepik)