BUMP TO BIRTH

5 Fakta tentang Persalinan Postmatur


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Persalinan prematur atau jauh lebih cepat dari due date tentu membuat para ibu hamil khawatir. Ya, bisa dibilang inilah kekhawatiran para calon Moms dan Dads. Terlebih, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kalau setiap tahun diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur atau kurang dari 37 minggu. Dan dari jumlah tersebut, sekitar 1 juta bayi meninggal karena komplikasi akibat lahir prematur. Mirisnya, angka ini terus bertambah lho, Moms!

Persalinan prematur memang mengkhawatirkan, karena bisa memberikan banyak dampak buruk bagi bayi dan Moms. Jika persalinan normal biasanya terjadi di kehamilan usia 37-41 minggu, lalu bagaimana jika Moms melahirkan jauh lebih lama dari due date atau di atas 41 minggu? Nah, persalinan seperti ini disebut dengan persalinan postmatur. Mau tahu info lengkapnya? Simak penjelasan di bawah ini yuk, Moms.


1. Apa Itu Persalinan Postmatur?

Sebelum membahas itu lebih lanjut, Moms perlu tahu dulu nih usia persalinan yang disebut normal. Menurut University of Rochester Medical Center, New York, AS, lama kehamilan normal terbagi menjadi 3, yaitu:

• Early term, atau persalinan saat kehamilan sudah berusia 37-38 minggu 6 hari.

• Full term, atau persalinan saat kehamilan sudah berusia 38-40 minggu 6 hari.

• Late term, atau persalinan saat kehamilan sudah berusia 41 minggu sampai 41 minggu 6 hari.

Nah, jika Moms melahirkan di usia kehamilan lebih dari 41 minggu 6 hari, maka itulah yang disebut dengan persalinan postmatur.


2. Sangat Jarang Terjadi

Berita baiknya: Persalinan postmatur ini sangat jarang terjadi, jauh lebih jarang dibandingkan dengan persalinan prematur. Menurut Stanford Children's Health, diperkirakan hanya sekitar 6 persen bayi yang lahir di usia kandungan 42 minggu atau lebih.


3. Penyebabnya Tidak Diketahui

Menurut para pakar kesehatan kandungan, tidak diketahui penyebab persalinan postmatur. Namun salah satu penyebab yang sering terjadi adalah karena ibu hamil salah menghitung tanggal menstruasi terakhirnya. Kalau sudah salah hitung begini, bisa saja anak jadi lahir lebih cepat atau lebih lambat dari due date.


4. Bahaya Persalinan Postmatur

Bayi postmatur lahir setelah menghabiskan waktu yang sangat lama di dalam perut. Ini tentu saja dapat memberikan beberapa bahaya bagi janin, seperti:

• Cairan ketuban semakin sedikit,

• Janin berhenti tumbuh atau bahkan kehilangan berat badan,

• Jika bayi besar, proses persalinan menjadi sulit,

• Janin kekurangan oksigen, sehingga persalinan berisiko tinggi,

• Bayi prematur berisiko mengalami meconium aspiration syndrome, yaitu pup pertama bayi masuk ke dalam paru-parunya,

• Hypoglycemia (gula darah rendah) pada bayi.


5. Ciri-ciri Bayi Lahir Postmatur

Beberapa tanda bayi yang dilahirkan lebih dari 42 minggu antara lain adalah:

• Kulit kering dan mengelupas,

• Kukunya panjang,

• Rambutnya banyak,

• Warna kulitnya kehijauan, cokelat, atau kekuningan, karena terpengaruh warna mekonium (kotoran pertama bayi).

• Lebih 'awas.'


Lalu, bagaimana cara untuk mencegahnya? Yang paling penting untuk mencegah kehamilan postmatur adalah dengan mengetahui secara tepat kapan waktu Anda seharusnya melahirkan. Hitungan dimulai dari hari pertama pada saat haid terakhir Anda, atau lebih tepatnya cek melalui USG. Jika memang bayi belum dapat lahir secara normal sesuai waktunya, dokter dapat langsung melakukan tindakan lebih lanjut seperti induksi jika memungkinkan untuk lahir normal ataupun dengan operasi caesar. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)