Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kehadiran bayi di tengah keluarga tentunya membawa kebahagiaan. Namun, kehadiran Si Kecil juga seringkali membuat Anda dan suami bertengkar. Hal ini wajar saja, apalagi jika ini adalah pengalaman pertama Anda berdua menjadi orang tua.
Pengalaman indah mengurus bayi membutuhkan banyak pengorbanan, termasuk kelelahan dan kurang tidur. Kombinasi keduanya membuat emosi Anda tak terkontrol. Jika sudah begini, bukannya tidak mungkin Anda melampiaskan emosi kepada pasangan sampai menimbulkan pertengkaran. Belum lagi berbagai hal lain yang membuat Anda dan suami bertengkar, seperti perbedaan pola asuh yang tepat, dan konflik dengan mertua.
Apa saja perdebatan yang biasa dialami para orang tua baru? Dan bagaimana solusi yang tepat? Berikut ini penjelasannya.
Pikiran Anda
"Saya yang mengerjakan semuanya."
Permasalahan: Anda dan suami berdebat tentang siapa yang paling lelah. Berbagai perbandingan lain pun muncul, seperti siapa yang mengganti popok lebih sering?
Solusi: Cobalah menerapkan pembagian tugas untuk Anda berdua. Jangan menunggu pasangan untuk berinisiatif karena kebanyakan pria tidak peka. Jika ia termasuk tipe seperti itu, minta secara langsung, misalnya, "Malam ini giliran kamu menjaga Si Kecil, ya." Berkomunikasilah dengan baik jika ada yang keberatan dengan pembagian tugas yang ada.
"Saya ingin mengasuh Si Kecil dengan gaya saya sendiri."
Permasalahan: Anda dibesarkan dengan pola asuh tertentu oleh orang tua Anda, suami pun begitu, sehingga pola asuh Anda dan suami tentunya berbeda. Misalnya, apakah Anda ingin menjadi orang tua yang tegas atau memanjakan anak?
Solusi: Di awal hubungan, Anda berdua belajar menerima perbedaan yang ada, mulai dari karakter sampai kebiasaan. Nah, sekarang saatnya juga bagi Anda menerima dan memahami ide pola asuh yang berbeda dari pasangan. Diskusikan dengan pasangan secara dewasa hingga menemukan solusi yang terbaik bagi Si Kecil.
Pikiran Suami
"Mengapa saya menjadi nomor 2 sekarang?"
Permasalahan: Anda sibuk sekali mengurus Si Kecil, hingga lupa mengenai pasangan. Akibatnya, ia mulai mengeluh kalau Anda tidak lagi memerhatikannya. Dalam hati Anda pun menyadari hal ini.
Solusi: "Faktanya memang hubungan suami istri akan berbeda ketika seorang anak hadir," ujar psychotherapist Aaron Balick. "Sebaiknya Anda tak lupa meluangkan waktu untuk pasangan. Mintalah bantuan dari keluarga dekat untuk menjaga Si Kecil sementara Anda pergi berdua dengan suami. Buatlah kencan rutin bersama suami sehingga Anda berdua selalu merasa mesra sebagai pasangan," tambah Aaron.
"Mengapa Si Kecil tidak tidur di boks saja?"
Permasalahan: Suami keberatan dengan Si Kecil yang tidur bersama Anda berdua. Ketika Anda bangun untuk menyusuinya di malam hari, suami merasa hal ini mengganggu tidurnya.
Solusi: Dengan tidur di satu ruangan, Anda dimudahkan untuk menjaga Si Kecil di malam hari. Jelaskan kepada pasangan kebutuhan Anda dan Si Kecil tersebut. Jangan berharap ia bisa membaca pikiran Anda. "Jelaskan dengan baik, mengapa lebih mudah bagi Anda untuk berada dekat Si Kecil sepanjang malam," ujar Aaron.
"Mengapa ibu saya tak boleh merawat Si Kecil?"
Permasalahan: Jika suami dekat dengan keluarganya namun Anda tidak, ia pasti merasa keluarganya tidak dilibatkan untuk mengurus Si Kecil.
Solusi: "Cobalah untuk tak membatasi keterlibatan kakek dan nenek dari pihak Anda dan pasangan dengan cucunya, karena hal ini bisa menyebabkan ketegangan dan hubungan yang tak baik," jelas Aaron. Anda dan pasangan harus terbuka mengenai perasaan masing-masing. "Sangat penting bagi Si Kecil untuk membangun hubungannya sendiri dengan kakek dan neneknya," tambah Aaron. Karena itu, putuskan apa yang terbaik bagi semua pihak, terutama Si Kecil. (M&B/SW/Dok. Freepik)