Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Biasanya Si Kecil tetap asyik bermain dengan bonekanya jika Anda melakukan aktivitas rumah tangga. Tetapi, mengapa sekarang ia menangis meraung-raung meski hanya ditinggalkan sebentar, ya? Penyebabnya pasti separation anxiety, Moms.
Separation anxiety atau kecemasan berpisah adalah fase perkembangan emosi yang normal dialami oleh bayi. Ini terjadi ketika ia mulai mengerti bahwa benda dan makhluk hidup akan tetap ada meski tidak tampak di depan mata. Jika Anda bingung mengapa Si Kecil bisa begitu, coba bayangkan ini, bayi yang merasa belum berdaya, tiba-tiba harus berpisah dengan orang yang merawatnya? Tentu saja ia akan merasa takut dan sedih, bukan?
Bayi sudah mampu menunjukkan tanda-tanda kecemasan berpisah di usia 6-7 bulan. Namun, hampir semua bayi mengalaminya ketika mencapai usia 10-18 bulan. Perilaku ini cenderung berkurang ketika ia sudah berusia 2 tahun.
Tanda-Tanda Bayi Mengalami Separation Anxiety
Jika balita lebih mudah menunjukkan perasaannya melalui kata-kata, maka tidak bagi bayi yang belum bisa bicara. Karenanya, perhatikan tanda-tanda ini untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami kecemasan berpisah.
1. Tidurnya terganggu. Hal yang paling umum terjadi pada bayi yang mengalami kecemasan berpisah adalah ia sering terbangun di malam hari dan menangis mencari Anda. "Perkembangan yang hebat ini terjadi pada usia bayi 9-18 bulan, ketika ia sangat butuh ditenangkan, terutama saat malam hari," ungkap Sarah Ockwell-Smith, seorang ahli tidur.
2. Menangis ketika bersama orang lain. Jika sebelumnya Si Kecil tidak masalah jika digendong ayahnya ketika Anda memasak di dapur atau tetap tenang ketika ditinggalkan di daycare, sekarang tidak begitu. Ia akan menangis meraung-raung sampai berhasil ke dalam pelukan Anda.
3. Kecewa saat ditinggal sendiri. Baru ditinggal sebentar ke kamar mandi, tetapi Si Kecil sudah merengek meminta Anda kembali? Itu adalah tanda kecemasan berpisah, Moms! "Bayi yang sedang mengalami fase kecemasan berpisah akan sering merasa sedih jika sedang sendirian, meski hanya untuk 1-2 menit saja. Ia pun akan lebih manja dan selalu ingin berada di dekat Anda," ujar Sarah.
4. Benci bermain sendirian. Jika Si Kecil tiba-tiba tidak mau lagi bermain dengan boneka favoritnya, jangan heran. Ini adalah salah satu tanda dari kecemasan berpisah. Alasannya, ia merasa bermain dengan mainan favoritnya, tidak sama menyenangkan saat bermain dengan Anda.
Cara Mengatasi Separation Anxiety
Walau kecemasan berpisah bisa membuat Anda dan Si Kecil sedikit frustrasi, namun kabar baiknya: ini hanya bersifat sementara dan akan segera berlalu. Ada beberapa cara mudah yang bisa membantu Si Kecil melewati fase ini, yaitu:
1. Tinggalkan anak bersama orang-orang yang ia kenal, seperti ayah, nenek, atau tantenya. Moms tidak perlu meninggalkan rumah, cukup pergi ke ruangan lain saja selama beberapa menit, kemudian kembali lagi. Tingkatkan terus waktu berpisah tersebut, hingga Si Kecil mengerti kalau Anda akan selalu kembali padanya.
2. Setiap Anda mau pergi, sebutkan tujuannya dan yakinkan anak kalau Anda akan kembali lagi.
3. Jika anak dijaga oleh babysitter atau dititipkan di daycare, tunggu sampai ia merasa nyaman, baru Anda boleh meninggalkannya.
4. Coba semprotkan parfum yang biasa Anda pakai ke orang-orang yang akan merawat Si Kecil. Sarah menganjurkan untuk melakukan ini selama 4-6 minggu, hingga anak mengasosiasikan bau tersebut dengan Anda. Dengan begitu, anak bisa lebih tenang walaupun Anda tidak di sampingnya.
5. Jangan meninggalkan anak diam-diam. Ini justru akan membuat anak kecewa dan tidak percaya dengan Anda.
6. Selalu peluk, cium, dan katakan "Sampai jumpa" pada Si Kecil. Ini membantu anak yakin kalau Anda akan kembali lagi.
7. Jangan menunjukkan ekspresi sedih saat akan meninggalkan anak, karena anak bisa merasakan apa yang Anda rasakan.
8. Pergilah dengan senyuman. Ini membantu anak merasa lebih tenang saat ditinggalkan.
9. Jika Anda akan pergi, pergilah dengan mantap. Jangan kembali lagi untuk menghibur Si Kecil yang mulai menangis, karena ini justru akan memperberat perpisahan Anda dengan anak.
10. Jadikan ritual ini sebagai rutinitas, agar anak bisa menyesuaikan diri dengan perpisahan. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)