BUMP TO BIRTH

5 Penyebab Flek saat Hamil


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Kehamilan tentu menjadi kabar yang sangat membahagiakan. Demi menjaga kesehatan janin di dalam perut, Moms pastinya akan melakukan segala upaya terbaik agar ia tumbuh sehat hingga lahir kelak. Namun, meskipun Moms sudah menjaga kehamilan sebaik mungkin, tentu saja Anda akan kaget dan merasa cemas ketika melihat ada bercak darah atau flek saat hamil.

Flek adalah perdarahan ringan yang terjadi pada vagina. Warnanya bisa cokelat atau kemerahan. Jika Moms pernah mengalami flek saat hamil, jangan khawatir, karena Anda tidak sendiri. Menurut Roger W. Harms, M.D. dari Mayo Clinic, sekitar 20 persen ibu hamil berisiko mengalami flek pada kehamilannya.

Normalkah Flek saat Hamil?

Menurut American Pregnancy Association (APA), sedikit bercak darah atau flek saat hamil adalah hal yang normal terjadi, khususnya di trimester satu. APA menyebutkan kalau umumnya ini bukan merupakan tanda bahaya, jadi Moms tidak perlu khawatir berlebih, ya. Ini disebut flek ketika Anda menyadari adanya beberapa titik darah di pakaian dalam Anda, atau ketika Anda mengelap vagina dengan tisu.

Penyebab Flek saat Hamil

Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ada 5 hal yang bisa menyebabkan flek atau bercak darah saat hamil, yaitu:

1. Implantasi

Flek dapat terjadi dalam 1-2 minggu setelah fertilisasi, yaitu ketika implantasi sel telur berada di uterus. Leher rahim bisa berdarah lebih mudah saat hamil, karena ada lebih banyak pembuluh darah berkembang di area ini.

2. Iritasi leher rahim

Terjadi peningkatan aliran darah ke leher rahim saat Moms hamil, itulah yang menyebabkan flek saat hamil bisa terjadi kapan saja, walau Anda sudah menjaga kehamilan sebaik mungkin.

3. Kehamilan ektopik

Menurut Dr. M. Haekal, Sp.OG, dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta, kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar kandungan, suatu kondisi yang membuat embrio tumbuh di tuba falopi, rongga perut, ovarium, atau juga di leher rahim. Jika ini terjadi, sangat mungkin Moms mengalami flek saat hamil.

4. Iritasi pasca berhubungan intim

Berhubungan intim saat hamil tidak dilarang, namun Moms perlu mengetahui beberapa risiko yang wajib diwaspadai, salah satunya adalah munculnya flek.

5. Polip pada leher rahim

Menurut ACOG, salah satu hal yang sering menyebabkan flek kehamilan adalah polip pada leher rahim. Ini lebih mudah menimbulkan bercak darah saat hamil, karena meningkatnya kadar estrogen. Ini juga mungkin terjadi karena meningkatnya aliran darah di sekitar leher rahim bumil. Oleh karena itu, kontak dengan area leher rahim ini (saat berhubungan intim atau saat cek ke dokter) dapat menyebabkan flek atau bercak darah pada ibu hamil.

Cara Mengatasi

Umumnya, flek terjadi di trimester pertama, atau sekitar 10 sampai 14 hari setelah konsepsi. Ini adalah waktu di mana indung telur mengalami fertilisasi di dinding rahim. Jarak yang dekat dengan masa konsepsi ini sering membuat ibu hamil mengira darah flek adalah darah menstruasi, padahal bukan.

Walaupun flek saat hamil tergolong wajar, namun Moms tetap harus waspada jika mengalami flek berkepanjangan. Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi flek selama sehari penuh dan keluar dalam jumlah yang sangat banyak.

Selain itu, jika mengalami flek yang disertai rasa nyeri, Moms juga perlu memeriksakan diri ke dokter. Flek yang disertai nyeri menjadi tanda kehamilan anembryonic atau kehamilan kosong. Di kehamilan anembryonic, plasenta sudah terbentuk, namun embrio tidak tumbuh sebagaimana mestinya. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)