Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sejak lahir hingga usia prasekolah, otak anak berkembang demikian pesat. Itu sebabnya, mereka perlu diberikan stimulasi. Namun, ini tidak berarti Moms harus menghabiskan sepanjang waktu menggantungkan mainan di depan bayi atau mengajaknya bermain seharian penuh.
Karena bisa jadi, stimulasi yang diberikan malah berlebihan atau overstimulasi. Hal ini terjadi ketika Si Kecil tenggelam dalam pengalaman, sensasi, suara, atau aktivitas yang sangat banyak, melebihi kemampuannya untuk mengatasi hal tersebut.
Sebagai contoh, bayi yang baru lahir bisa terganggu hingga menjadi gelisah ketika banyak tamu datang ke rumah dan kemudian bergantian menggendongnya. Tak jarang mereka bisa mengalami tantrum atau kelelahan, yang mengakibatkan mereka lebih sering menangis.
Si Kecil juga bisa terlihat kesal atau memalingkan kepalanya dari Anda, saat mengalami overstimulasi. Pada newborn berusia di bawah 3 bulan, mereka bisa merasakannya dari kejadian sehari-hari, seperti suara bising atau cahaya yang terlalu terang.
Tanda-Tanda Bayi Overstimulasi
Karenanya, penting bagi orang tua untuk bisa 'membaca' situasi yang dirasakan anak mereka. Untuk memudahkan dan membantu Anda dalam memahami anak mengalami overstimulasi, berikut ini Mother&Baby memberikan tanda-tandanya:
⢠Menangis, gelisah, dan sulit untuk ditenangkan.
⢠Menguap atau badannya meregang.
⢠Memalingkan wajah dan tidak ingin melakukan kontak mata.
⢠Matanya semakin berat dan ingin tidur.
⢠Ingin tidur setelah makan, bahkan ketika Si Kecil belum kenyang.
⢠Menunjukkan perilaku lapar dan ingin sesuatu untuk diisap.
⢠Nada dan intensitas tangisannya berubah.
Cara Mengatasi
Anda pun dapat mengatasi kelebihan stimulasi yang dialami Si Kecil dengan membuat ritual sebelum tidur, misalnya dengan membuat suasana kamar tidur menjadi gelap dan sejuk, serta suara dan tingkat aktivitas minimal. Membacakannya dongeng sebelum tidur juga bisa membuatnya lebih rileks.
Ketika Si Kecil mulai rewel karena overstimulasi, bawa ia ke tempat yang lebih tenang sehingga ia bisa menenangkan diri, misalnya dengan meletakkannya di boks. Kalau Anda sedang mengajaknya ke luar rumah, letakkan ia di stroller dan tutupi dengan selimut tipis.
Membedong atau menggendongnya juga menjadi langkah ia untuk lebih tenang, dengan pergerakan tubuh yang sedikit. Sama juga seperti orang dewasa, bayi pun membutuhkan waktu tenang sendiri. Ia akan mendapat manfaat dari waktu tersebut, dengan menghibur dirinya sendiri.
Selain itu, ia juga bisa mengeksplorasi lingkungan melalui caranya sendiri. Waktu ini akan membuat Si Kecil belajar menyibukkan dirinya dan menemukan hal-hal yang dapat dilakukan untuk membuat dirinya merasa lebih baik. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)