Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tidak hanya wajah, organ intim juga memerlukan perawatan lho, Moms. Apalagi bagi Anda yang sudah menikah dan melahirkan, karena tentu vagina Moms akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi.
Dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG, dari Bamed Women's Clinic, mengungkapkan masalah umum yang terjadi pada vagina pasca melahirkan pada Seminar Media "Peremajaan Vagina: Sekadar Tren atau Kebutuhan?".
"Masalah yang umum terjadi pasca melahirkan yaitu jaringan vagina menjadi kendur, menciptakan rasa longgar dan berkurangnya kepekaan di daerah vagina, kesulitan untuk mengontrol urine akibat hilangnya kekuatan di uretra karena struktur pendukung pelvis yang lemah, daerah vagina mungkin terasa renggang dan kering." ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, peremajaan vagina menjadi kabar baik bagi Anda yang membutuhkan perawatan vagina sebagai dampak perubahan anatomi organ intim tersebut.
Meskipun sebagian orang Indonesia menganggap peremajaan vagina masih menjadi hal yang tabu, dr. Yeni mengatakan hal ini justru sebagai upaya untuk perempuan memenuhi kebutuhan dan mencari solusi mengenai masalah organ intimnya. Berikut ini pertanyaan yang sering diajukan mengenai peremajaan vagina dan penjelasannya.
Apa itu Peremajaan Vagina?
Peremajaan vagina merupakan beberapa prosedur perawatan yang dilakukan di area kewanitaan meliputi vagina, baik itu rongga vagina, dinding vagina, serta seluruh otot dan mukosa yang ada di vagina serta dasar panggul, yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi akibat proses kehamilan, melahirkan, perubahan hormon maupun menopause. Prosedur peremajaan vagina ini tidak hanya untuk area internal vagina saja, melainkan juga area eksternal meliputi are labia mayora, minoral, dan clitoris.
Siapa saja yang boleh melakukan Peremajaan Vagina?
- Setiap wanita bisa melakukan peremajaan vagina, tidak ada batasan usianya. Selama ada indikasi dan tidak ada kontra indikasi, siapa saja boleh melakukan.
- Bagi wanita yang merasa perlu melakukan prosedur ini, akan diseleksi, dilakukan konseling, sehingga betul-betul yakin bahwa prosedur ini yang mereka inginkan.
- Tidak hanya terbatas pada wanita dengan usia lebih dewasa, atau cara melahirkan, lebih ke arah adakah kelainan bawaan yang dirasakan memerlukan koreksi, atau penampilan area kewanitaan yang mulai mengganggu, baik dari fungsi maupun estetika.
Apa saja tindakannya?
Menurut Dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG (K), M.SC, CEO Bamed Healthcare Group, prosedur peremajaan vagina dilakukan berdasarkan hasil diagnosis ahli serta kebutuhan pasien.
Prosedur peremajaan vagina dilakukan secara invasif (operasi) misalnya bedah untuk memperbarui tampilan vagina, semi-invasif misalnya yang bertujuan untuk menambahkan volume pada bagian bibir vagina labia luar, maupun non-invasif seperti tindakan untuk mencerahkan area sekitar vagina menggunakan laser CO2.
Kapan peremajaan vagina dapat dilakukan?
Peremajaan vagina tentu sudah bisa dilakukan setelah semua proses seleksi dan konseling selesai. Menurut dr. Dasep Suwanda, SpOG, dari Bamed Women's Clinic, yang perlu diingat semua prosedur peremajaan vagina tidak bisa dilakukan saat hamil, dan biasanya baru bisa dilakukan 3 bulan pasca melahirkan maupun ibu menyusui.
Adakah risiko dari peremajaan vagina ini?
Dr. Dasep Suwanda, SpOG mengatakan, apabila tidak dikerjakan sesuai prosedur, baik selama tindakan atau pasca tindakan, tentunya semua tindakan memiliki risiko atau efek samping yang tidak baik, seperti infeksi, perdarahan atau secara kosmetik memberikan hasil yang tidak diharapkan.
Menurut dr. Yeni, pasca terapi peremajaan vagina, banyak wanita yang merasa telah mengalami perubahan ke arah baik terutama dalam hal meningkatnya kualitas orgasme dan mampu kembali merasakan sensasi seksual yang sebelumnya hilang.
"Meningkatnya rasa nyaman ini juga turut meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan kualitas hidup seorang wanita", ungkapnya. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik, Bamed Women's Clinic)