FAMILY & LIFESTYLE

Kebiasaan Merokok Bisa Menular ke Anak (3)


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh menjadi anak yang sehat. Namun, jika udara yang mereka hirup sudah tercemar, misalnya karena asap rokok, tentu ini membahayakan pertumbuhan dan kesehatannya.

Menurut Dra. Ratih Andjayani Ibrahim, MM, psikolog anak dan keluarga dari Personal Growth, orangtua perlu konsisten dengan komitmennya mencintai anak-anak, salah satunya dengan melindungi anak dari polusi asap rokok yang diketahui banyak membawa dampak buruk.

Ia menambahkan, anak berpotensi menampilkan perilaku dari pola yang ia pelajari dari masa anak-anak hingga dewasa. Tentu saja, kebiasaan merokok yang masih banyak dilakukan orangtua tersebut juga berisiko membentuk kebiasaan yang sama saat mereka dewasa kelak.

“Referensi dan tempat anak belajar adalah keluarga di rumah. Jadi, jika lingkungan di rumah tidak mengedukasi anak tentang perilaku membedakan yang benar dan salah, anak bisa saja mengembangkan perilaku yang salah,” tutur Ratih.

Ratih menyarankan, perilaku baik harus diajarkan kepada anak. Selain itu, pilihan-pilihan yang baik juga perlu diberikan kepada anak dan dikondisikan agar anak-anak memilih pilihan tersebut. “Jika lingkungannya tidak membiasakan anak-anak untuk melakukan pola hidup sehat, anak-anak juga akan tumbuh dengan pola perilaku dan kebiasaan yang tidak sehat juga," ungkap Ratih.

Jika di rumah, para orangtua mengondisikan diri untuk tidak merokok, maka anak-anak juga tidak akan merokok, dan begitu pula sebaliknya. Kondisi inilah yang akan ditiru anak-anak saat mereka dewasa nanti. Intinya, semua berawal dari kesadaran para orangtua untuk mengedukasi anak-anaknya. Namun, yang perlu diingat adalah anak belajar dari role model. Jadi, Anda juga perlu merealisasikannya lewat perilaku. “Kalau orangtua melarang anak untuk tidak merokok, tetapi Anda tetap merokok, perilaku yang kita ingin bentuk pada anak tidak akan terbentuk. Menjadi sia-sia,” lanjut Ratih.

Ia juga menegaskan, keputusan untuk bisa mengendalikan diri dan mengurangi rokok bisa diawali dari niat dan kemauan. “It's about choice! Pilihan untuk membuktikan seberapa dalam rasa sayang orangtua kepada anak-anaknya. Ini bukan soal tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau. Harapannya, anak-anak dapat memiliki pola hidup sehat, karena kebiasaan yang sehat dari para orangtuanya,” ungkapnya.

Ratih juga menambahkan, bukan hanya asap, residu dari bau rokok pun dapat tertinggal dan masuk ke dalam memori alam bawah sadar yang tanpa sengaja tercium oleh anak. “Sesuatu yang berada di alam bawah sadar dapat tercetus, sehingga suatu saat nanti ketika anak beranjak dewasa dan mencium asap rokok ia akan merasa familiar. Namun, jika sama sekali ia tidak memiliki stimulus tersebut, maka pada saat ia bersentuhan langsung dengan rokok, belum tentu ia suka, karena merasa asing dan rasanya tidak familiar,” pungkas Ratih. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)

Baca Juga: Jauhkan Asap Rokok dari Anak-anak (1). Fla Berhenti Merokok Demi Anak (2)