TOODLER

Moms, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang balita. Diare sebenarnya merupakan bentuk penolakan tubuh terhadap kuman. Diare jadi pertanda adanya sesuatu yang membahayakan dalam saluran cerna anak. Dan usus akan berusaha mengeluarkan kuman tersebut. Meskipun begitu, jangan anggap remeh diare. Ketahui penyebab dan cara mengatasinya, Moms.


Penyebab Diare

Selain karena faktor makanan yang kurang higienis, ada sejumlah faktor lain penyebab terjadinya diare pada anak, yakni:

• Infeksi virus. Rotavirus turut berperan menyebabkan diare. Data WHO menyebutkan, sekitar 20 persen diare pada anak usia 6-24 bulan disebabkan oleh virus ini.

• Infeksi bakteri. Bakteri seperti Vibrio cholera, Salmonella, maupun Escherichia coli juga menyebabkan kasus diare anak.

• Antibiotik. Jika anak mengalami diare selama pemakaian antibiotik, bisa jadi hal ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik berperan membunuh bakteri baik dalam usus. Moms bisa konsultasikan pada dokter mengenai hal ini.

• Makanan dan minuman. Makanan atau minuman yang terlalu pedas, masam, atau asin bisa menjadi penyebab diare.

• Alergi makanan. Alergi makanan, seperti telur, kacang, atau ikan, bisa menyebabkan berbagai reaksi, salah satunya diare. Namun, sifatnya singkat atau hanya terjadi beberapa jam sampai makanan yang dikonsumsi dikeluarkan tubuh.

• Intoleransi Laktosa. Tubuh menolak makanan atau minuman olahan susu, sehingga mengakibatkan diare pada anak.


Cara Mengatasi

Balita yang diare biasanya buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan fesesnya berair. Sebelum panik membawa balita ke rumah sakit, lakukan perawatan ini di rumah untuk mengatasi diare.

Beri minum dan makan

Minuman seperti jus buah segar, air kelapa, atau air putih dapat menggantikan cairan yang sudah terbuang saat anak BAB. Jika anak muntah, sebaiknya tunggu hingga 10 menit, kemudian mulai lagi memberinya minum secara perlahan dan sedikit demi sedikit. Makanan tetap perlu diberikan pada anak yang sedang diare. Meskipun ia menolak, usahakan agar Si Kecil mau makan sedikit namun sering. Makanan yang masuk bertujuan untuk memberikan energi yang surut ketika anak diare serta membantu anak tidak kehilangan berat badan berlebihan. Berikan Si Kecil makanan yang lunak, seperti bubur nasi, bubur kacang hijau, ikan atau daging yang dimasak hingga lembut.

Larutan oralit

Oralit merupakan kombinasi antara garam dengan air putih. Fungsinya membantu tubuh menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Moms juga bisa berikan larutan gula dan garam. Buat dengan cara melarutkan air putih dengan enam sendok teh gula yang dicampur dengan setengah sendok teh garam.

Segera ke Rumah Sakit jika:

• Diare berlangsung lebih dari 2 hari.

• Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.

• Tinja yang keluar berwarna kemerahan, yang artinya bercampur dengan darah.

• Sering muntah-muntah.

• Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat C.

• Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau air.

• Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga. (M&B/SW/Dok. Freepik)