TOODLER

Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, bayi mungil Anda semakin hari semakin besar dan telah tumbuh menjadi seorang balita yang lucu. Selain diberikan ASI ia juga sudah mulai makan berbagai macam makanan padat untuk pendamping ASI. Melihat perkembangan Si Kecil tersebut, Anda pun jadi berpikir, apakah sudah saatnya menyapih buah hati Anda?


Menentukan kapan saat Si Kecil perlu disapih, terkadang bukan keputusan mudah, Moms. Meskipun memang sudah waktunya, tak jarang Si Kecil ataupun Anda sendiri justru yang belum merasa siap untuk menyapih. Karena itu, sebaiknya Moms perlu memerhatikan beberapa kondisi berikut ini untuk kesiapan Anda menyapih Si Kecil.


1. Moms ingin menyapih, namun Si Kecil belum siap

Kondisi ini bisa terjadi jika Moms sudah sibuk dengan pekerjaan di kantor, terlalu lelah, atau merasa tidak lagi menikmati aktivitas menyusui.

Solusi:

• Jika anak Anda masih berada dalam rentang usia menyusui, Moms perlu mempertimbangkan kembali, apakah Si Kecil perlu disapih? Bila alasannya tidak mendesak, Anda bisa menunda dulu niat menyapih.

• Bila Moms merasa tidak lagi enjoy dengan aktivitas menyusui, cari solusinya. Contoh, Moms mengalami gangguan menyusui, segera atasi masalah tersebut atau konsultasikan dengan dokter atau ahli laktasi. Jika Moms merasa merasa menyusui kini membosankan, tinggal ubah aktivitas tersebut jadi menyenangkan, misalnya dengan cara sambil menonton tv, mendengarkan musik, atau bahkan membaca buku.


2. Moms belum ingin menyapih, padahal Si Kecil tampak sudah siap

Menyusui memang menciptakan bonding yang intens antara Anda dan Si Kecil. Karena itu, Anda merasa ingin selalu memberikan yang terbaik buat anak dengan kasih sayang yang sedemikian besar dari Anda. Apalagi Anda merasa payudara Anda masih memproduksi ASI berlimpah. Di samping itu, Anda juga melihat jika anak pun terlihat tidak masalah saat harus minum dengan cangkir atau gelas dan ia tampak antusias karena aktivitas minum dari cangkir atau gelas sekaligus melatih keterampilan motoriknya.

Solusi:

• Berpikirlah secara positif bahwa Anda tetap bisa menciptakan bonding dengan Si Kecil dengan cara lain dan tidak selalu dengan aktivitas menyusui.

• Tidak perlu merasa sedih atau kecewa. Hal tersebut justru dapat mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin yang akan berimbas pada produksi ASI Anda.

• Jika Anak terlihat sudah siap, biasanya proses menyapih akan lebih mudah. Namun, kalau produksi ASI masih banyak, Moms bisa berikan ASI pada Si Kecil menggunakan cangkir atau gelas.


3. Moms dan Si Kecil sama-sama tidak siap

Umumnya, anjuran menyapih datang dari pihak lain dan bukan keinginan Moms maupun Si Kecil, seperti keluarga, teman, atau tetangga yang menganggap anak sudah cukup besar sehingga perlu disapih.

Solusi:

• ASI dianjurkan untuk diberikan pada anak hingga ia berusia 2 tahun. Namun jika Moms dan Si Kecil masih merasa nyaman, kegiatan menyusui boleh diteruskan. Meskipun begitu, ada kekurangannya. Si Kecil cenderung menjadi manja, kurang mandiri, dan hal ini tak jarang bisa jadi bahan ejekan dari kawan-kawannya.

• Adapun jika Moms ternyata hamil lagi, keputusan untuk menyapih atau tidak akan tergantung dari kesehatan kandungan Anda.


4. Menyapih Sementara

Kondisi ini biasanya dialami oleh para Moms yang mendapat tugas keluar kota dan harus meninggalkan Si Kecil di rumah, atau Anda mesti minum obat sehingga ASI khawatir terpapar obat sehingga Si Kecil terpaksa stop minum ASI dulu.

Solusi:

• Moms bisa lakukan penyapihan sementara bila harus bepergian lama meninggalkan Si Kecil dan ia bisa minum ASI dari cangkir. Begitu sudah kembali ke rumah, Anda bisa putuskan, apakah menyusuinya kembali atau Si Kecil sudah bisa disapih.

• Jika Moms sedang berobat, upayakan untuk tetap perah ASI, namun dibuang setelah itu untuk menjaga produksi ASI Anda. Usai berobat, Anda bisa kembali menyusuinya atau mempertimbangkan menyapih Si Kecil. (M&B/SW/Dok. Freepik)